Cowok itu tanpa aba-aba langsung menarik lengan Sera kuat hingga tubuh Sera dengan mudahnya sudah berada didekatnya."Ikut aku," ucap Apollo pelan, penuh ancaman.
Sera menyentak kan tangannya. Bahkan ia sempat meringis kesakitan memegangi pergelangan tangannya. Air matanya sudah mengalir dengan begitu derasnya di pipinya.
"Apaan sih!" Sera mendorong bahu Apollo kuat mencoba menjauhkan dirinya dari laki-laki yang paling ia benci.
"Sera, pliss ikut aku. Jangan buat aku kasar ke kamu." Apollo memohon namun tak dapat menutupi ancaman yang tersurat di nada bicaranya.
"Mendingan lo pergi dari sini!" Sera mendorong dada Apollo kuat, menendang, mencakar wajah Apollo. Namun itu tak memberi efek apa-apa pada Apollo yang hanya diam saja.
"Aku nggak bakalan pergi kalau kamu nggak ikut sama aku." balas Apollo yang berhasil membuat Sera takut.
"PERGI DARI SINI!!" Sera menangis kencang saat Apollo dengan santainya berjalan ke arahnya.
"Aku cuman mau pergi sama kamu sebentar aja. Aku mohon kamu turutin permintaan aku yang ini." Apollo semakin mendekati Sera.
"Gue nggak mau! GUE NGGAK SUKA DIPAKSA!" Sera berteriak lantang. "AKU BENCI KAMU!" Sera mendorong kuat Apollo hingga membuat laki-laki itu mundur beberapa langkah.
Dengan cepat Apollo berjalan kearah Sera lalu membekap mulut perempuan itu dengan sapu tangan yang sejak tadi ia simpan di dalam saku celananya.
Sera memberontak namun itu tak bertahan lama. Ia melemas kemudian pingsan. Apollo dengan sigap menggendong Sera bak karung beras di bahunya. Ia membuka kunci pintu kamar Sera lalu keluar dari dalam rumah yang amat sepi itu.
Apollo berjalan mengendap-endap dibawah kegelapan agar tak ada yang mencurigainya. Ia berjalan kearah pagar rumah, tiba-tiba sorot lampu mobil datang dari arah berlawanan. Sontak ia langsung menghentikan langkahnya.
Orang yang dari dalam mobil keluar melihat siapa pelaku yang tiba-tiba keluar dari dalam rumahnya. Betapa kagetnya ia saat melihat Sera tengah dibawa oleh laki-laki kurang ajar yang masih berani mengganggu anaknya itu.Apollo segera berlari saat tahu itu adalah bundanya Sera. Ia masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya sejak tadi. Tanpa menunggu lagi mobil itu melesat jauh dari rumah Sera.
Bunda Sera berlari mengejar mobil itu namun ia kalah cepat. Rasini menangis menatap kepergian mobil itu. Segera ia berlari kearah mobilnya lalu mengambil ponsel dari dalam tas nya. Ia mencoba menghubungi Fino dengan air mata bercucuran.
"Hallo." Rasini berucap sambil menahan suaranya yang bergetar.
"Iya Tante? Kenapa?" Suara Fino panik dari ujung telepon.
"Sera, Sera di bawa Apollo. Tante nggak tahu dia dibawa kemana. Tante mohon cari Sera." Rasini menangis melalui telepon selulernya.
Dilain tempat
Fino yang mendengar nya langsung mencari kunci motor dan memasangkan jaket ke tubuhnya. Ia menuruni tangga dengan cepat bahkan bundanya yang sedang meminum teh sempat terheran dengan anaknya yang seperti terburu-buru itu.
"Kamu kenapa? Kok kayak ngejar sesuatu gitu?" Tanya bunda sambil menyesap teh nya.
"Sera diculik." Ucap Fino yang berhasil membuat gelas yang di pegang Hana jatuh hingga terpecah.
"Aku pergi, ma." Fino pergi tanpa menunggu persetujuan dari Hana lagi.
Ia berlari menghampiri motornya dan langsung menghidupkannya setelah memasang helm pada kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...