6.mulut pedas Fino

158 57 52
                                    

"Joget kepala lo, kita semua lagi pemanasan Sera, sayang." Ucap Daniel seketika tertawa keras.

Pipi Sera bersemu merah. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya menahan malu. Ia mendengar suara pak Ari menyuruh Daniel untuk berhenti tertawa.


Sera menjauhkan tangannya yang berada di wajahnya. Pak Ari menatapnya. "Kamu kenapa terlambat?"

"Saya nggak terlambat kok, pak. Saya cuma telat dua menit." Kata Sera sambil mengelap keringat di pelipisnya.

Pak Ari geleng-geleng mendengar jawaban ngaco Sera."ya sudah, kamu gabung dibarisan sama yang lain.

Sera mengangguk lalu berjalan di mana teman-temannya berada. Ketika ia berjalan melewati Bevan ia mendengar Bevan berkata. "Cantik banget pacar gue."

"Enak aja! Sera punya gue!" Ucap Asep bercanda.

Bevan tak terima." Sera punya gue! Tanya aja sama orangnya sendiri."

"Punya gue!'' kata Asep.

"Punya gue!" Balas Bevan tak mau kalah.

"Punya gue!" Asep menguatkan suaranya.

Fino yang didekat Asep dan bevan merasa risih dengan kedua orang itu yang terus beradu mulut karna mengecap Sera sebagai miliknya."gitu aja terus sampai meteor niban kalian berdua." Seketika Bevan dan Akbar terdiam.

"Kamu," tunjuk pak Ari kearah Fino. "siapa nama mu?"

Fino yang ditunjuk pun menoleh ke arah pak Ari. "Fino."

Pak Ari mengangguk tanda mengerti,. Ia menyuruh seluruh murid yang olahraga pagi itu untuk berbaris rapi. Sera pun berbaris. Mereka merentangkan kedua tangannya agar tidak berdempetan. Ketika Sera menggeser kan tubuhnya, ia tak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri dan berakhir dengan jatuh tersungkur.

"Aduhh, Lutut gue!!" Sera mengaduh kesakitan ketika lututnya mencium aspal dengan mulusnya.

Fino yang berada di dekat Sera refleks menundukkan tumbuhnya."cepat bangun, nggak usah manja." Bisik Fino ketus.

Sontak Sera segera bangkit dan kembali mensejajarkan tubuhnya dengan yang lain.

"Aduhh, lutut gue sakit banget." Ringis Sera merasakan lututnya yang berdenyut.

Fino yang berada di samping Sera menoleh. " lo sebenarnya niat sekolah nggak sih? Datang telat, tali sepatu nggak diiket. masih untung Tuhan bikin kaki lo masih bergerak, kalau Tuhan bikin tulang kaki Lo patah? Lo kan nyusahin orang ujung-ujungnya."

"Ihh, sadis banget sih ngomongnya!" Ucap Sera sambil menabok bahu Fino. "Dimana-mana kalau temennya jatuh itu dibantuin, bukan di kata-katain."

" Emang Lo teman gue?" Tanya Fino dengan nada remeh.

Pak Ari yang melihat dua siswanya beradu mulut, akhirnya buka suara."sudah-sudah, sekarang kita pemanasan dulu. Daniel dan Qilla bisa maju, hari ini kalian berdua yang memimpin pemanasan."

•••

Setelah pelajaran olahraga selesai, seluruh murid dikelas Sera dibolehkan beristirahat. Tetapi tidak dengan Sera, ia lebih memilih kelasnya saja. Sera sebenarnya ingin pergi ke kantin untuk membeli minuman, hanya saja kaki nya nyut-nyutan saat digerakkan membuat Sera tidak pergi kekantin.

Saat ia sudah sampai dikelas, ia melihat beberapa temannya didalam kelas. yang sedang mengistirahatkan tubuh mereka.
Sera berjalan kearah kursi dengan pelan bahkan sangat pelan. Ketika ia sampai di tempat duduknya, Sera langsung melipat tangannya diatas meja dan menyandarkan kepalanya di atas lipatan tangannya.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara deritan kursi, sepertinya ada yang duduk disebelah dan ternyata orang itu adalah Fino.

"Kenapa lo?" Tanya Fino heran.

"Tumben nanyain." Ucap Sera yang masih menidurkan kepalanya diatas lipatan tangannya.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Fino membuat Sera mengangkat kepalanya. Ternyata Fino tengah meneguk minuman. "Ganteng benget" ucap Sera dalam hati ketika melihat jakun Fino naik turun.

"Kenapa lo?" Tanya Fino yang sadar Sera tengah memperhatikannya.

Sera gelagapan."Enggak kok, enggak ada apa-apa." Tiba-tiba ia teringat sesuatu.
Sera mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam laci mejanya. "lo mau roti nggak? Tadi bunda gue suruh bagi-bagi ke temen. Kalau mau ambil aja." Sera menyodorkan kotak bekalnya kepada Fino.

Tiba-tiba ada tangan lain yang mengambil rotinya dari kotak bekalnya."Ser, gue mau satu ya." Kata Dila mengambil roti milik Sera.

"Iya, lo mau nggak." Tawar Fino yang kesekian kalinya.

Fino menggeleng tidak mau. Sera menarik lagi kotak bekalnya lalu memakan rotinya sambil berbicara dengan Dila yang duduk di depannya. Dan sesekali dengan Fino yang berada disampingnya.

Kringggg.....

Bel tanda masuknya jam pelajaranya  selanjutnya telah berbunyi.  Bu Lisa masuk kedalam kelas tanpa membawa buku pelajaran membuat seluruh murid bertanya-tanya tapi tak dapat menutupi kesenangannya.

"Siang anak-anak." Sapa Bu Lisa memulai pembicaraan.

Bu Lisa memperhatikan anak-anak muridnya yang saling memandang satu sama lain."kalian pasti bingung ya kenaa ibu tidak membawa buku." Tebak Bu Lisa dan diangguki sebagai jawaban nya.

"Jadi sekolah kita akan mengadakan camping khusus untuk kelas XII. Yang akan diselenggarakan selama tiga hari dua malam." Ucap Bu Lisa yang membuat satu kelas heboh.

Serafino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang