Akibat ucapanya, Apollo harus menerima pukulan telak diwajahnya dari Fino.|||
Apollo meringis kesakitan sambil memegangi bibirnya yang sobek dan mengeluarkan darah. Ia langsung bangun lalu berlari cepat ingin membalas perbuatan Fino tapi ia kalah cepat dengan gerakan Fino yang lebih dulu menghindar.
"Lo itu sampah Poll," Fino berhenti sejenak untuk mengambil nafas."gue kira selama ini Lo udah mati!"
"Gue tanya, ada hubungan apa lo sama Sera?" Berang Fino. Dadanya naik turun,menahan amarah yang siap meledak seperti gunung berapi.
"punya mulut tuh dipake! Tuhan ngasih lo mulut buat ngomong bukan buat pajangan aja!" Gertak Fino.
"Gue..." Belum sepenuhnya menjawab Apollo harus menerima bogeman lagi di wajah.
Apollo meringis lagi Dan lagi. ingin bicara pun rasanya sakit sekali karena kondisi bibirnya yang robek akibat tonjokan Fino di wajahnya.
Melihat Apollo yang memang kesulitan bicara,ia pun kembali menegakkan tubuhnya. ia memandang Apollo dengan tatapan remeh seperti seekor harimau yang siap menerkam mangsanya.
Mata tajam Fino masih mengarah pada Apollo"gue kasih lo waktu 30 detik buat pergi dari sini. kalau sampai lo lambat sedetik lo abis sama gue!"
Fino beranjak dari tempat lalu setelah itu ia berjalan ke arah parkiran untuk mengambil. Mood-nya benar-benar sangat kacau amarah belum padam di hatinya maupun di kepalanya.
"Lo duluan?" Tanya Akbar pada Fino yang melewati Akbar dan Sera.
Mendengar namanya dipanggil Fino berhenti sejenak di hadapan, kini iya mundur beberapa langkah dan berdiri sejajar and dengan sahabatnya itu.
"Bar," panggil Fino,"lo jangan pulang sebelum nyokap Sera jemput."
"Tapi kan..." Ucapan Sera terputus karena Akbar memotongnya.
Akbar mengangguk cepat."Aman, boss."
"Fino..."panggil Sera.
Fino menoleh lalu mengangkat sebelah alisnya."Apa?"
"Makasih,ya." Sera tersenyum saat mengatakan itu walau masih ada sisa sesegukan disela-sela senyumannya.
Fino tidak menjawab ia hanya menganggukkan kepalanya. Ia malah menatap tajam dan mengintimidasi Sera,kemudian pergi meninggalkan tempat.
•••
Saat ini Sera masih syok dengan apa yang terjadi tadi. Perkelahian antara cowok super sadis melawan cowok yang levelnya nggak jauh dari kata sampah.
"Fino serem banget ya tadi," ucapnya pada Akbar yang masih setia menemaninya sampai saat ini disekolah.
Akbar menoleh dan tersenyum simpul."Dia udah biasa kayak gitu."
"Tapi gantengnya nambah kalo lagi kelahi," Sera tertawa pelan mengingat wajah seram Fino tadi.
Akbar berdecak sebentar,"tadi nangis-nangis sekarang senyum-senyum, nggak sportif Lo,mah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...