12.double date?

79 25 49
                                    

"Siang, Boleh kita lihat menu nya?" tanya Dila tak kalah ramah.

"tentu." pelayan itu menyerahkan buku menu itu pada Dila dan satunya lagi pada Sera.

Dila melihat kearah Akbar yang sedang melihat buku menu yang ia pegang. "kamu, mau makan apa?"

Jangan ditanya kenapa Dila memanggil Akbar saat di sekolah dan di luar sekolah berbeda. Karena menurutnya, memanggil embel-embel aku-kamu disekolah sangat lah membosankan.

"Aku makan nasi Shanghai ayam panggang. Kamu apa?" tanya Akbar pada Dila yang sibuk membolak-balik kan buku menu.

"Nasi shanghai nya dua ya," ucap Dila pada pelayan yang langsung ditulis di buku pesanan yang ia pegang.

"Ada lagi?" Tanya pelayan itu.

"Nasi goreng keju." Ucap Fino dan Sera bersamaan.

Dila dan Akbar sontak melihat ke arah Sera dan Fino yang tak sengaja berucap berbarengan itu.

Ekhemm....

Akbar berpura-pura berdehem sambil memegangi tenggorokan nya."Gawat nih, ada yang janjian."

"Apaan sih," Sera menutupi pipinya yang merona dengan buku menu yang ia pegang.

Pelayan itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak muda jaman sekarang. "ada lagi? Mau minum apa?"

"Jus alpukat nya satu," ucap Dila pada pelayan itu.

"Jus jeruk lemon satu." kemudian disusul Akbar yang mengatakan pesanannya

"Urban latte." ucap Sera dan Fino bersamaan lagi. Kali ini pelayan pun ikut tersenyum sambil menatap kearah Sera dan Fino.

"Ada yang ingin ditambah lagi?" pelayan cafe itu bertanya lagi. Dila menggeleng sebagai jawaban. Pelayan itu membaca ulang pesanan yang mereka pesan. Setelah sesuai dengan yang diinginkan, pelayan itu pergi dari meja yang ditempati oleh empat anak muda ini.

"Gue heran sama kalian berdua. Kalian berdua janjian ya?" Akbar bertanya curiga.

"Dukun Lo." Jawab Fino ketus.

Akbar terkekeh mendengar jawaban ketus Fino."santai boss."

"jadi, kita habis makan mau kemana?'' tanya Dila pada Sera, Fino, dan Akbar.

Akbar berpikir sebentar."Nonton aja gimana?" tawar akbar.

"Nggak, takut kemalaman pulangnya." Dila menolak ide Akbar.

"Kita langsung cari barang yang mungkin kita butuhkan untuk camping aja." usul Sera yang langsung di setujui oleh Dila.
Akbar mengangguk setuju sedangkan Fino diam saja tidak memberi komentar apa pun.

Setelah menunggu hampir lima belas menit, akhirnya pesanan mereka datang. Pelayan itu menaruh pesanan diatas meja kemudian ia pergi setelah samua pesanan telah berada diatas meja.

Mereka ber-empat makan sambil berbincang-bincang bahkan sesekali tertawa karena melihat kelakuan konyol Akbar.

Selesai makan mereka semua keluar dari cafe itu. Empat remaja ini menuju ke satu toko yang menyediakan barang-barang khusus perlengkapan camping yang berada di lantai dua. Mereka berjalan menuju eskalator untuk naik ke lantai dua.

Sesampainya di tempat yang mereka tuju, Akbar orang yang pertama kali menyadari Daniel dan Qilla yang tengah memilih senter di sudut toko.

"Daniel?" panggil akbar.

Daniel yang namanya dipanggil menoleh kearah suara. Qilla pun ikut menoleh kearah orang yang memanggil Daniel.

"Wihhh ada yang double date nih." Ucap Daniel sadar ternyata Akbar tak sendiri.

"Double date jakun lo. kalian pacaran ya?" Tanya Akbar setengah menebak.

"Enggak lah. Mana mau gue, dia berat." Kata Daniel yang langsung dapat tatapan tajam Qilla.

Qilla menatap Daniek tajam."Enak ajaa! Gue gini-gini banyak yang naksir, emang lo nggak laku."

"Ya ampun kalian kenapa malah berdebat sih?" Sera menengahi. "Gini aja, gimana kalau kita cari barang nya sama-sama?" Tawar sera.

Dila mengangguk setuju begitu juga dengan Akbar. Dan akhirnya mereka semua mencari barang bersama-sama hingga membuat toko itu menjadi ribut kerena suara mereka.

Sekitar pukul 18:24 merekapun keluar dari Central Park. Dila sudah pulang dengan Akbar begitu juga dengan Qilla dan Daniel. Sekarang tinggal lah Sera dan Fino yang masih berada di jalan raya menuju rumah Sera.

"Fino makan dulu yuk, gue laper." ucap Sera merasakan perutnya yang pedih.

"Lo masih laper?" Tanya Fino sedikit tak percaya. Padahal tadi siang Sera makan cukup banyak namun sekarang ia sudah lapar lagi.

"Iya laper, makan dulu yuk." Sera berucap sambil memegang bahu Fino.

"Dimana?" tanya Fino.

"Di tempat mang ipak, di dekat kantor bunda." Ucap Sera kemudian menunjukkan jalan menuju warung mang ipak berada.

Sepuluh menit kemudian sampailah mereka berdua di tempat mang ipak yang berada dipinggir jalan yang jauh dari kata mewah. Walaupun tidak mewah, tetapi warung mang ipak pasti selalu ramai pembeli dan selalu habis.

Sera turun dari motor terlebih dahulu. "Nggak masalah kan kita makan disini?" Tanya Sera sedikit tidak enak.

"Ya." Jawab Fino. Awalnya Fino tak percaya cewek semacam Sera akan mengajaknya makan disini. Dilihat dari penampilannya saja sudah membuktikan kalau Sera terlihat seperti orang berkelas. Namun ia tepis semuanya saat ia melihat Sera yang saat ini.

"Eh neng Sera. Apa kabar neng? Udah lama ya nggak kesini." Sapa mang ipak ramah ketika melihat siapa pelanggan nya malam ini.

Sera tersenyum hangat."Sehat mang. Sera pesan yang seperti biasa ya." ucap Sera kemudian menarik Fino agar mengikutinya.

"Ayam bakar nggak pakai sayur?" Tebak mang ipak yang sudah hapal dengan menu andalan Sera.

Sera mengangguk mantap."Ini siapa neng? Pacar?" tanya mang ipak ketika melihat Sera datang selain dengan bundanya.

"Enggak, dia temen sekolah." Jawab Sera cepat.

"Oh kirain, kan tumben kamu bawa temen biasanya nggak pernah selain sama bunda kamu." kata mang ipak lalu melihat kearah Fino. "Mau makan apa den?" Tanya mang ipak.

"Samain aja mang." Ucap Fino pada mang Ipak yang selalu tersenyum itu.

"Oke ditunggu, ya." mang ipak mengangkat jempolnya dan mulai menyiapkan pesanan Sera dan juga Fino.

Sera dan Fino menunggu mang Ipak yang tengah menyiapkan pesanan mereka. Sera membuka obrolan pertama kali dan Fino membalasnya ketika Sera bertanya. Tiba-tiba ada seseorang dari belakang yang menepuk bahu Sera.



Serafino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang