32. datang

31 5 5
                                    

Tiga hari kemudian setelah pulang dari Lombok, Sera dan teman-temannya bisa berkumpul lagi disekolah hari ini. Pagi ini Sera datang ke sekolah lebih awal agar ia bisa bertemu dengan Dila lebih cepat.

Sera turun dari mobil bundanya kemudian masuk kedalam sekolah yang sudah ramai oleh lalu lalang para siswa.
Tanpa pikir panjang Sera segera menjejahkan langkahnya ke kelasnya yang berada dilantai dua itu.

Sesampainya didalam kelas yang baru terisi sekitar dua puluh orang itu, Sera dapat dengan langsung menemukan Dila yang tengah mengobrol Akbar di dekat mejanya.

"Tumben princess nya Fino datang pagi." Celetuk Akbar yang menyadari keberadaan Sera.

"Gue kan mau cepat-cepat ketemu Dila," Sera mendudukkan tubuhnya di kursi.

"Dila atau Fino?" Goda Akbar menaik turunkan alisnya.

"Ish, Dila tahu." Sewot Sera.

Setelah mengucapkan itu Fino datang dengan wajah cueknya seperti biasa. Melirik sebentar ke Sera barulah ia duduk di kursinya.

"Kusut amat muka lo," Akbar berucap pertama kali saat Fino bergabung dengan mereka.

"Muka dia emang gitu, kaku." Timpal Sera yang berhasil membuat Akbar dan Dila tertawa ngakak.

Fino yang dibully diam saja, menyaksikan dirinya yang tengah ditertawai oleh orang-orang yang ia anggap sedikit miring itu.

Kringgg....

Bel sudah berbunyi tanda pelajaran akan segera berlangsung. Pak Iwan masuk kedalam kelas membawa buku matematika yang diselipkan antara pinggang dan lengannya.

Pak Iwan masuk langsung memberikan setumpuk soal-soal yang begitu membosankan bagi Sera. Sebagian murid sibuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh pak Iwan. Tetapi, tidak dengan Sera yang sibuk menulis sebuah lagu dibagian belakang bukunya.

I found a guy, told me I was a star

He held the door held my hand in the dark

And he's perfect on paper but he's lying to my face

Does he think that I'm the kinda girl who needs to be saved

Ia baru menulis sambil bersenandung pelan. Namun, saat sedang menikmati lagu yang ia tulis, tiba-tiba....

"Berisik! Suara lo fals," omel Fino yang berhasil membuat Sera menghentikan nyanyiannya. "Belajar, bukan konser,"

Sera memanyunkan bibirnya mendengar
Ucapan Fino. Namun ia tak memperdulikan dan tetap menyanyi dengan suara pelannya.

Fino kembali mengerjakan soal itu berusaha bersikap bodo-amat dengan suara cempreng perempuan disampingnya ini.

"Nanti gue lihat jawaban lo,ya" ujar Sera tiba-tiba.

"Boleh, dengan syarat lo ceburin kepala di air mendidih." Kejam Fino.

"Kedjam." Sera mencibir. Menghentikan aktivitas menulis lagu dibalik bukunya dan menidurkan kepalanya di atas tangannya, matanya terpejam sebentar namun cepat-cepat ia buka kembali matanya.

"Nanti kalau pak Iwan datang kesini bangunin gue ya,"

"Pak, Sera tidur."

"Bohong pak!" Sera langsung tegap seketika kelas hening seketika. Namun, sedetik kemudian teman-temannya tertawa keras melihat Sera yang sudah pucat.

Serafino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang