Fino yang sedang mengepel lantai otomatis menoleh saat mendengar suara perempuan yang meng-aduh kesakitan.
"Lo nggak liat disitu ada peringatan lantai basah?!" Fino berucap ketika ia melihat Sera yang terduduk di lantai.
Sera mendongakkan kepalanya. "Gue udah kebelet banget!! udah di ujung Alaska!"
"Tapi Gue belom siap." Kekeuh Fino yang menahan Sera untuk tidak masuk.Sera bangkit dari sikapnya yang duduk di lantai. "Tapi gue udah nggak tahan." lalu Sera sedikit berlari agar cepat sampai di dalam kamar mandi. Sera masuk kedalam kamar mandi tak lupa menguncinya.
Fino mendengus lalu keluar dari dalam kamar mandi. Sesampainya ia diluar, Fino mendapati Akbar terduduk di lantai sambil mengelus-elus tangannya.
"Kenapa lo?" Tanya Fino heran dengan Akbar yang meringis kesakitan.
Akbar menoleh kearah sumber suara. "Di seruduk banteng." Jawab Akbar asal.
Tak lama kemudian Sera keluar dari kamar mandi. Ia melihat ke arah akbar yang juga menatapnya.
"Maaf ya,Bar. gue nggak sengaja. Gue tadi kebelet banget. " Sera berucap jujur dan melihat Akbar dengan tatapan maaf nya.
"Santai aja." Akbar berucap dengan santainya.
"Lagian lo batu banget sih, udah dilarang masuk tetap aja nekat." celetuk Fino yang berdiri bersandar pada tembok.
Sera menatap Fino malas. "Yeee bang, namanya juga kebelet."
"Lo pasti sengaja kan!" Tuduh Fino.
Sera menaikan alisnya. "Enak aja nuduh orang sembarangan! Nggak boleh nuduh orang sembarangan kalau nggak tahu kebenarannya." Omel Sera.
"Udah ah, gue ke kelas aja. Males sama Fino." Ucap Sera lalu melenggang pergi dengan menghentakkan kakinya di lantai.
Akbar menatap gemas Sera yang mulai menjauh. "Pacar lo gemesin banget, sih."
"Gigi lo kuning." Setelah mengatakan itu Fino masuk lagi kedalam kamar mandi untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
Tak lama Fino keluar dengan tasnya. Ia berjalan menghampiri akbar.
"Kok cepat banget sih?" heran akbar.
"Gue mau belajar." Jawab Fino ketus.
Akbar menghadang Fino yang ingin berjalan."Kita bolos aja gimana? Kita ke kantin godain anak Bu Iin." Tawar Akbar.
"Gue nggak mau bego kayak lo." Ucap Fino kemudian melongos pergi dari toilet perempuan menuju kelasnya meninggalkan Akbar yang masih berdiam diri di sana.
"Lo yakin nggak mau bolos?" teriak Akbar di lorong yang sudah sepi.
Fino membalikkan tubuhnya. "Nggak! Sana lo balik ke kelas lo." Kemudian Fino menghilang dari balik tangga.
Sesampainya ia di depan pintu kelas, ia melihat bu Lisa tengah menjelaskan materi di papan tulis.
Tukk tukk tukk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...