Fino yang melihat Sera tersungkur berlari secepat mungkin untuk menghampiri perempuan itu."Lo tuh ya! Bisa nggak sih kalau jalan itu hati-hati!
Bisa nggak buat orang nggak khawatir?!" Omel Fino pada Sera yang masih meringis.|||
"Ciee, khawatir kalau gue kenapa-napa." Sera berucap tanpa memperdulikan Fino yang menatapnya tajam.
Fino bangkit dan langsung berjalan menjauh dari Sera. Sera pun ikutan membangkitkan tubuhnya dan berlari mengejar Fino. Akbar dan Dila hanya tertawa melihat dua orang yang sama-sama memiliki gengsi besar itu.
"Fino,tungguin ih," Sera menggapai jaket Fino."jangan marah ya," Sera tersenyum sambil mengedipkan matanya berkali-kali.
"Nggak usah sok imut." Akhirnya Fino mau berbicara lagi dengan Sera.
Senyum sumringah langsung tercetak jelas di bibir Sera."makasih pujiannya."
Sera dan Fino berjalan mendekati pesisir pantai yang airnya sangat jernih itu lalu duduk di pasir putih menikmati angin laut yang menerpa kulit wajah.
Tak lama Dila dan Akbar bergabung dengan mereka untuk duduk bersama di atas pasir putih itu."Dila, jam berapa sih sekarang? Kok masih cerah banget ya?" Tanya Sera ketika Dila duduk tepat disebelah nya.
Dila melihat jam dipergelangan tangannya."jam 17:49," Dila mendongakkan kepalanya menatap langit yang masih berawan."iya juga ya, kenapa terang banget."
"Mungkin awannya masih mau ngeliat lo, soalnya lo cantik terus sih." Gombal Akbar. Sera yang mendengar gombalan Akbar tertawa sambil memukul pelan bahu Fino.
"Lebay lo, musang." Cibir Fino yang tertuju untuk Akbar.
"Sewot aja Lo," balas Akbar." Atau lo cemburu ya?" Sekarang Akbar menggoda Fino.
"Sshutt" Dila menengahi Akbar dan Fino."nggak boleh berantem didepan cewek."
Akbar menoleh kearah Dila dan menuju tatapan lembut."kita nggak berantem, sayang."
Seketika pipi Dila memerah setelah mendengar perkataan Akbar barusan."Bar,kita ke sana sebentar yuk." Dila mengalihkan pembicaraan dengan menunjuk kearah Qilla,Asep, dan Daniel berada.
"Yuk." Akbar bangkit dari duduknya lalu membantu Dila untuk berdiri.
Sera pun ikut bangkit namun dengan cepat di tahan oleh Dila." Kalian disini aja, kita bentaran doang kok."
"Yahh,"Sera mendudukkan dirinya kembali ke hamparan pasir. "jangan lama-lama,ya."
Dila mengangguk lalu menarik Akbar untuk mengikutinya berjalan ke arah Qilla berada.
Sera mengedarkan pandangannya ke arah lautan luas lagi. Betapa bahagianya ia sekarang bisa menikmati ciptaan Tuhan yang sangat indah ini. Sera tak ingin berhenti mengucapkan rasa syukurnya kala ia bisa memijakkan kakinya di Lombok.
"Gue mau lihat sunset," ujar Sera.
"Sunset masih lama, Lo nggak liat mataharinya masih terang?" Fino menyahut.
"Berapa jam lagi?" Tanya Sera. Ia tak ingin melawat sunset di sini begitu saja.
Fino melihat jam di pergelangannya. "satu jam lagi," Kata Fino,"Lo mau nungguin tu matahari tenggelam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...