Sesampainya Sera di rumah ia tidak langsung masuk kedalam kamarnya.sera bejalan kearah dapur Dimana bundanya berada disitu.
"Bun, bunda bilang aku mirip monyet nggak?" Tanya Sera sesampainya ia di dapur.
Bunda mengaduk-aduk teh nya."Mirip kalau kamu susah bangun pagi."
"Bunda tega banget sama anaknya. Masa bunda sama-samain anak ke monyet." Sera berucap tak terima.
"Lah, tadi kan kamu nanya sama bunda. Emang kenapa sih? Ada yang ngatain kamu monyet." Heran dengan anaknya yang tiba-tiba bertanya seperti itu.
"Iya, ada yang ngatain aku monyet. Sera ke kamar aja lah, bete sama bunda. masa iya aku dibilang mirip monyet." Ucap sera sambil memajukan bibirnya.
Melihat anaknya yang tiba-tiba bete membuat ia gemas sendiri."Yah, anak kebo bunda ngambek.
"Bunda ih, aku ngambeknya nambah nih." Sera semakin cemberut mendengar ejekan yang di lontarkan oleh bundanya.
Sera sudah sampai dikamarnya. Ia berjalan kearah kasurnya lalu berbaring tengkurap sambil memainkan handphone nya.
Saat sedang asyik memainkan handphone nya, tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk di handphone milik nya. Ia lihat profil orang yang mengirim pesan padanya, ternyata orang itu adalah Akbar.
LINE!
Akbar: p
Akbar: p
Akbar: p
Akbar: Sera, ini gue Dila.
Akbar: sini gabung sama gue sama Akbar. Di rumah gue.
Sera.p.a: handphone lo mana? Kenapa pakai handphone Akbar.
Akbar: hape gue dipake Akbar. Jadi gue main handphone pakai punya Akbar.
Sera.p.a: lah, kalian tukeran?
Akbar: yaaa, gitu deh.
Sera.p.a: pasangan macam kalian ini? Hadeuh.
Akbar: Bodo amat lah, Ser. lo mau join bareng kita berdua nggak? Ada Fino juga sih.
Sera.p.a: nggak deh, Gue di rumah aja. Next time maybe.
Setelah mengetik pesan itu, Sera mematikan ponselnya. Ia memejamkan kedua matanya ketika kantuk menyerang nya tiba-tiba.
•••
Pukul 6:17 pagi. Sera terbangun ketika mendengar teriakan bundanya yang menyuruhnya untuk bangun.
"Sera kamu nggak lihat sekarang sudah jam berapa?" Kata bunda didepan pintu kamar Sera sambil berkacak pinggang.
Sera duduk lalu mengucek matanya "Jam berapa ya Bun? Mata Sera burem, mungkin gara-gara tadi malam Sera begadang."
"Kamu yakin semalam kamu begadang? Bunda kok nggak percaya ya. soalnya kamu masih pakai seragam sekolah yang kemarin." Bunda berucap membenarkan ucapan bundanya.
Sontak Sera langsung membuka matanya lebar-lebar ketika mendengar perkataan bundanya, dan yang pertama kali ia lihat adalah ia tertidur dalam keadaan memakai seragam sekolah kemarin.
"Bunda kok nggak bangunin Sera sih? Kalau Sera terlambat ke sekolah gimana?" Panik Sera yang langsung berdiri dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi.
"Bunda bangunin kamu, kok. kamu aja yang nggak mau bangun dari tadi." Kata bunda kemudian berlalu dari kamar Sera.
Selesai mandi, Sera segera berlari kearah lemari pakaiannya. Ia mengambil baju olah raga dengan terburu-buru. Tak mempedulikan baju yang lainnya akan berantakan.
6:40 Sera keluar dari kamarnya menuju dapur dengan tergesa-gesa.
Sera meneguk air mineral yang diatas meja hingga habis. "Bun, Sera pergi dulu ya. Udah telat banget nih."
"Kamu nggak mau sarapan dulu? Bunda sudah buat roti kesukaan kamu loh." Ucap bunda berjalan kearah Sera dengan membawa roti.
"Nggak usah deh Bun, udah telat banget soalnya." Sera berucap lalu berlari keluar untuk memakai sepatu sekolahnya.
"Ya sudah, dibekalin aja ya rotinya. Kamu tunggu dulu, bunda siapin rotinya dulu.kamu mu bunda anter nggak?" Tawar bunda. Sera menggeleng tanda ia tidak mau.
Bunda masuk kedalam rumah untuk menyiapkan bekal Sera. Lima menit kemudian bunda keluar sambil membawa kota bekal berwarna biru.
"Nih bekalnya, bunda buatin banyak. Nanti bagi ke temen-temen, ya."Oke. Kalau gitu Sera pergi ya, Bun.
Bye bunda." Sera sedikit berlari meninggalkan perkarangan rumah."Hati-hati ya, nak." Teriak bunda pada Sera yang telah menghilang dibalik pagar.
Diperjalanan menuju sekolah, Sera tak henti-hentinya melihat jam yang berada di pergelangan tangan kanannya. Karena sibuk milahat jam, Sera tak menyadari kalau didepannya ada jalanan yang berlubang. Ia pun terjatuh karena tidak hati-hati. "Aduhhh... Lutut gue!'' ucap Sera memegangi lututnya yang nyut-nyutan.
Sera langsung bangkit dan berjalan lagi agar ia cepat sampai disekolah. Sera berjalan sambil sesekali memegangi lututnya yang memerah. Diperjalanan menuju ke sekolah Sera merutuki kebodohan dirinya yang tidak pernah berhati-hati.
Setelah perjalan panjang, akhirnya Sera sampai disekolah yang sudah sepi. Ia melihat jam dipergelangan tangannya, 07:02. Tanpa pikir panjang Sera segera berlari menuju kekelasnya. Sesampainya di kelas, ia tidak menemukan siapa-siapa. Sera meletakkan tasnya dan juga kotak bekal diatas meja lalu secepat mungkin berlari ke lapangan.
Sesampainya di lapangan ia melihat semua mata tertuju padanya yang baru sampai dengan nafas ngos-ngosan.
"Permisi pak, maaf saya terlambat. Saya boleh ikutan joget nggak, pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...