Jangan nangis lagi." Ucap Fino mengusap-usap kepala Sera dengan lembut. Tubuh Sera yang hanya sebahunya, memudahkan ia untuk menghirup aroma musk yang berasal dari rambut Sera.
|||
Tepat saat mereka berpelukan, matahari dengan gerakan lambatnya mulai menghilang di balik ufuk barat. Menyisakan langit Oren yang begitu indah. Langit yang menjadi saksi bisu untuk dua orang saling berpelukan."Gue bakal berusaha untuk lindungi lo dari Apollo," ujar Fino,"lo nggak perlu takut lagi."
Dari kejauhan ternyata ada orang yang merekam aksi Sera dan Fino yang sedang berpelukan. siapa lagi kalau bukan Akbar.
"Gue nggak nyangka benget Sera dapet orang yang tepat untuk berlindung dari kejahatan Apollo." Dila berucap sambil menyeka air matanya yang berhasil keluar.
Akbar yang melihat Dila tengah menahan tangis langsung menarik tubuh Dila ke dalam pelukannya."shutt, kamu nggak perlu khawatir lagi. Sera udah dijagain sama orang yang tepat."
Dila mengangguk lalu membalas pelukan Akbar dengan kedua tangannya. entah mengapa hati nya seakan tidak ada beban lagi. Ia yakin bahkan sangat yakin bahwa Sera pasti akan dijaga dengan baik oleh Fino.
Langit sore berganti dengan warna hitam yang bertabur bintang indah di angkasa. Seperti hati sera yang saat ini sedang ditaburi bintang oleh Fino.
Sera memejamkan matanya membiarkan angin laut malam yang sejuk menerpa wajahnya. Ia membuka matanya yang langsung melihat jutaan Bintang tengah memamerkan keindahannya.
Fino membiarkan kepala Sera menyandar di bahunya. Mereka berdua tengah duduk di pinggir pantai. Mendengar deru ombak yang saling berkejaran untuk sampai ke permukaan lebih dulu.
"Fino," Panggil Sera.
"Hemm," Fino hanya berdeham sebagai jawaban.
Sera mengangkat kepalanya dari bahu Fino, "gue boleh nanya nggak? Tapi terserah lo mau jawab apa nggak."
"Apa?" Tanya Fino.
Sera sebenarnya ragu untuk bertanya takut Fino akan marah padanya. "Claire siapa?" Sera bertanya takut-takut.
Fino tak menjawab membuat Sera sedikit kecewa. "Ya udah nggak apa-apa kalau lo nggak mau kasih tahu."
"Dia mantan gue, Cinta pertama gue. Orang yang pertama kali bisa masuk kedalam hati gue, yang lo bilang dingin ini," Jawab Fino singkat.
Sera cukup takjub mendengar nya, bahkan ia sempat menahan nafasnya kala ia mendengar perkataan Fino. Ia ingin sekali bertanya lebih banyak namun melihat Fino yang sudah berdiri membuat ia menelan bulat-bulat pertanyaannya lagi.
"Ayo balik ke penginapan," Fino mengulurkan tangannya membantu Sera.
Dengan senang hati Sera menerima uluran tangan Fino. "Ayo," Mereka berdua berjalan kembali ke penginapan.
Sera dan Fino berpisah di pertengahan. Fino langsung berjalan menuju kamarnya berada. namun ia harus memberhentikan langkahnya ketika ia mendengar suara Sera. "Selamat malam. Mimpiin gue dan hapus kenangan lo sama claire dari hati lo ya." Setelah mengatakan itu Sera segera berlari meninggalkan Fino yang tersenyum di belakangnya.
•••
Paginya pukul 6:25 Sera sudah keluar dari penginapan disaat teman-temannya masih tertidur. Hari ini adalah hari terakhir mereka di surga lombok ini. Mereka akan menuju bandara pukul sepuluh siang nanti.
Udara pagi yang sangat sejuk membuat Sera memeluk dirinya sendiri. Tak ada siapa-siapa di sini selain dirinya dan suara ombak.
Sera mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Ketika menghidupkan handphonenya, yang pertama kali muncul adalah pesan dari bundanya yaang mengatakan kalau ia sudah tiba di jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...