9. hukuman

89 27 34
                                    

Nai merenggangkan otot-otot, ia berjalan ke kamar mandi  untuk menyegarkan tubuhnya. Setelah selesai mandi, Sera bergegas untuk menyiapkan diri, setelah selesai dengan dirinya sendiri Sera memutuskan untuk memainkan handphonenya sebentar. Ketika ia membuka handphonenya, ia langsung membuka Instagramnya. ternyata ada pesan dari Vina teman sekelasnya.

Direct messege

Vina; Sera kita ada pr nggak?

Sera.p.a: kayak nya nggak deh

Vina: seriusan ih.

Sera.p.a: ih nggak percaya.

Vina: iya deh, aku percaya.

Vina memberikan tanda love di kolom chat sebagai tanda akhir percakapan dengan Sera. Sera mengambil tas nya kemudian berjalan keluar kamar. ketika ia sudah berada diluar kamar ia melihat bundanya tengah mengaduk-adukkan kuali di atas kompor.

" Pagi Bun," sapa Sera pada bundanya yang tengah fokus dengan masakannya.

bunda menoleh kearah sumber suara. "Pagi, tumben kamu nggak kebo? 

"Bunda ih, aku bangun telat salah, bangun lambat salah." Sera berucap seperti mengambek.

bunda tertawa mendengar jawaban anaknya. "Iya, maaf. Kamu minum dulu gih, bunda masak nasi goreng kesukaan bunda nih." 

"Kok kesukaan bunda sih?" heran Sera.

"Kan kesukaan bunda, kesukaan kamu juga. Sudah kamu minum dulu, sebentar lagi bunda siap masaknya."

Sera meneguk air putih yang berada di atas meja. Akhirnya setelah menunggu hampir tiga menitan, akhirnya nasi goreng ala bunda pun siap dihidangkan di atas piring.

"Nih sudah siap." bunda meletakkan nasi goreng di hadapan Sera.

Sera menghirup asap nasi goreng yang masih mengepul. " Bunda memang terbaik kalau masalah nasi goreng." Sera memasukkan suapan pertama kedalam mulutnya.

"Iya dong, siapa dulu chef nya." Bunda membanggakan dirinya.  "Oh iya kamu mau bawa bekal nggak?" Tanya bunda.

Sera berpikir sejenak. "Boleh deh Bun, banyakin ya nasinya." 

"Oke. kamu cepetan habisin nasinya." bunda berucap lalu mulai menyiapkan bekal sera. 

Setelah selesai menyiapkan bekal Sera, Bunda meletakkan bekal Sera di atas meja. "Sera." panggil bunda.

"Ya Bun?" Jawab sera namun masih melanjutkan sarapannya memakan nasi goreng.

"Mungkin bunda nanti sore nggak bisa jemput kamu di sekolah. Bunda harus ke kantor jam dua siang. Kamu nggak apa-apakan pulang naik angkot atau ojek lagi?" tanya bunda hati-hati.

Sera mendongakkan kepalanya kemudian mengangguk. "Iya Nggak apa-apa, Bun."

"Maafin bunda, ya. Bunda bukannya nggak mau jemput kamu, tapi bunda harus ke kantor untuk rapat.." bunda berucap tak enak hati dengan Sera.

"Iya Bun, Sera nanti pulang naik ojek aja." Sera berucap sambil memasuki suapan nasi goreng terakhir di piringnya.

Bunda semakin merasa tidak enak hati. "maafin Bunda, ya."

Sera meletakkan piring kotornya di tempat cuci piring. Bun, aku udah siap sarapannya." sera meneguk habis air di dalam gelas. "Sera berangkat ya, Bun."

"Bunda anter ya?" tawar bunda.

sera mengangguk. "oke. Sera pakai sepatu dulu, ya."

"Oke, Bunda ambil kunci mobil dulu." bunda berucap lalu berjalan kearah kamarnya untuk mengambil kunci mobil.

Serafino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang