"Pertama-tama bapak ingin mengucapkan terimakasih kepada kalian semua yang telah berpartisipasi di sini." Pak Beni berucap sambil melihat ke murid-murid yang berada dihadapan nya.
"Kalian semua sudah tahu kalau sekolah kita akan mengadakan camping?" Tanya pak Beni pada seluruh murid kelas dua belas.
"Sudah." Jawab seluruh murid-murid kompak.
"Bagus. Jadi kita akan mengadakan camping pada hari Sabtu sampai senin yang akan di selenggarakan di gunung pancar. bapak harap kalian semua bisa bergabung dan mengikuti acara dengan baik."
"Selanjutnya, selama kegiatan berlangsung kalian semua tidak boleh ada yang membuat kekacauan. Bagi yang nekat, dipastikan akan mendapatkan surat panggilan orang tua langsung dari kepala sekolah." Ucap Pak Beni mulai serius.
"Dan yang terakhir, karena guru-guru masih ada rapat hari ini--" Pak Beni menggantungkan ucapannya.
Tiba-tiba Ronald berteriak. "Kita pulang cepat?" Seru Ronald semangat.
"Iya kalian semua di pulangkan cepat hari ini." Sontak suara gemuruh langsung memenuhi aula.
Pak Beni menggeleng-geleng kan kepalanya melihat siswa nya yang kelewat bahagia. "Shutt..."
Aula perlahan mulai senyap lagi."terakhir, bapak ingin mengatakan, mulai besok kalian diliburkan diliburkan. Dan ketemu lagi pada pagi sabtu disini." Setelah mengatakan itu pak Beni beserta guru yang lain keluar dari aula hingga menciptakan kembali keriuh karena teriakan kesenangan para siswa.
Sera dan Dila menuruni tangga bersama-sama menuju ke lantai bawah.
"Ser, lo pulang sama siapa?" Tanya Dila.
Sera berpikir sejenak."nggak tau, bunda nggak bisa jemput, mungkin naik ojek. Kalau lo pulang sama siapa?"
"Gue sih sama Akbar. Soalnya mau beli barang-barang untuk camping. Mau ikut?" Tawar Dila.
"Pengen sih, tapi nggak tau mau naik apa kesana." ucap sambil memegangi tas nya.
Tiba-tiba Dila terpekik senang."Nah kebetulan, motor Fino kosong. lo berdua aja sama dia."
Sera bergidik ngeri. "Idihh, nggak mau, kasian nyawa gue di pacu adrenalin." Jawab Sera.
"Lebay deh lo. Gue tanya Fino dulu ya." Ucap Dila menuju ke arah motor Fino dan Akbar berada berada.
Akbar melirik kearah Dila."udah?" tanya Akbar.
"sebentar ya, sayang " ucap Dila sambil melirik Akbar.
Kini Dila menatap Fino."Fino,gue tau jok belakang lo kosong. Lo bawa Sera ya, kasian dia nggak ada yang jemput." Kata Dila sedikit memohon.
"Nggak! Dia berisik." Ucap Fino sambil melirik kearah Sera yang diam saja.
Kini giliran Akbar yanh bersuara. "Ya ampun Fin, lo nggak kasian sama dia. Bundanya nggak bisa jemput, dan dia belum beli persiapan apapun untuk camping dan lebih parahnya lagi lo biarin dia pulang sendirian?" ucap Akbar panjang lebar.
"Iya Fin, kasihan banget dia. Sekali-kali lo anter dia lah." sahut Dila.
"Kemaren udah." Jawab Fino mengingat ketika ia mengantar Sera pulang.
"Astagaa! pelit banget sih." Dila bete sendiri.
Sera yang sedari tadi diam pun bersuara. "Gue naik angkot aja. Jam segini angkot masih sering lewat, kok." Sera berucap sambil melihat jam dipergelangan tangannl nya.
Akbar melihat ke arah Sera yang tersenyum padanya. "Fin, sekali-kali kita jalan bareng kenapa sih? Pelit amat sama bensin."
"Iya Fin, lagian kasian jok belakang lo dingin terus, nggak ada anget-angetnya." Sahut Dila membantu Akbar untuk membujuk Fino.
"Gue nggak mau buang-buang waktu cuma buat hal yang nggak berguna." Ujar Fino ketus.
Tapi bukan Akbar namanya jika ia tidak bisa membujuk seorang Fino Dirgantara Samudra yang kelewat cuek ini.
"Kalau lo nggak mau ikut, gue nggak mau lagi mabar sama lo." ucap Akbar berpura-pura seperti sedang marah.
Fino memutar bola matanya malas. "Alay lo,kijang.
"jadi gimana? Lo setuju nggak?" tanya Akbar menaik turunkan alisnya.
"Bodo," Fino berucap kemudian menyalakan mesin motornya.
Akbar bersorak gembira kala Fino termakan ancamannya. "Fino ikut, guys." seru Akbar yang juga menghidupkan mesin motornya.
Dila naik ke atas motor Akbar namun tidak dengan Sera yang masih berdiri diatas aspal.
"Lo, naik cepetan." Fino menunjuk Sera.Sera pun naik keatas motor Fino. Kemudian dua motor itu melenggang pergi dari lingkungan sekolah menuju ke Central park yang menjadi tujuan mereka.
•••
Sesampainya mereka semua di Central Park, mereka semua bingung harus kemana terlebih dahulu. Sera mengusulkan untuk mengisi perut terlebih dahulu. Awalnya Dila menolak takutnya nanti mereka pergi kelamaan, namun ketika perut nya berbunyi minta diisi akhirnya Dila menyetujui saran dari Sera.
"Kita makan di Urban aja, ya. Nasi goreng disana enak banget soalnya." ucap Sera merekomendasi.
Dila mengangguk, "ayo kita kesana." Dila menggenggam tangan Sera kemudian berjalan mendahului Akbar dan Fino yang terpaksa mengikuti kemauan kedua perempuan itu.
Sesampainya disana. Mereka melihat ada beberapa orang yang sedang makan disini. Ke empat anak muda ini berjalan ke arah kursi yang masih kosong. Tak lama,datang lah pelayan menghampiri mereka membawa buku menu yang disediakan di restoran ini.
"selamat siang, ada yang bisa di bantu?" ucap pelayan itu ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...