"Ayo jalan." Seru Sera. Fino mulai berjalan melewati jembatan kecil nan sedikit licin. Sera yang di punggung Fino mengerahkan pelukannya pada leher Fino.
"Hati-hati." Sera berbisik tepat ditelinga Fino. Akhirnya Sera dan Fino sampai diseberang dengan selamat.
"Romantis amat," Ucap Akbar melihat kedua temannya.
"Udah lah, kita langsung lanjut jalan aja."
Bevan menginstruksi dan mereka pun melanjutkan perjalanan mereka.Mereka sudah berada di tengah-tengah hutan. Dila duduk di atas pohon bersama Akbar yang berada disebelahnya.
Asep masih mencari dimana bendera itu berada. Ia berteriak gusar, "Bendera kamu dimana sih?"
Bevan tertawa melihat kelakuan temannya. "Lo jangan gila disini ya,Sep."
Tiba-tiba Asep berlari ke arah pohon yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah itu. Asep menelisik pohon itu dengan teliti. Senyum bahagia langsung terpancar di bibirnya.
"Guys!! Gue ketemu bendera nya!!" Asep berteriak sambil mengibarkan bendera itu.
Bevan dan Naya menghampiri Asep kemudian Memeluknya sambil melompat-lompat. "Thank you kapten!" Bevan berucap melepaskan pelukannya.
Asep mendekati temannya yang tengah terduduk. "Ayo kita jalan lagi." Asep mulai berjalan disusul Bevan dan Naya.
Dila bangkit dari duduknya begitu juga dengan Akbar. "Kamu kuat kan?" Tanya akbar memastikan.
Dila mengangguk dan mulai berjalan sambil menggandeng tangan Akbar. Begitu juga Sera dan Fino hanya saja mereka tak bergandengan seperti orang didepan mereka.
Mereka mulai berjalan keluar dari tengah-tengah hutan menuju tenda mereka. Perjalanan baru sepuluh menit tapi mereka semua sudah lelah.
Sera mengelap keringat di lehernya. "Mau, ada minum?"
"Nggak ada. Lo harus?" Tanya Naya.
Sera mengangguk."Lo masih kuat jalan kan?" Naya sudah mulai panik.
"Mash--" Sera terjatuh didekat kakinya."Astagaa!" Pekik Naya.
Sontak teriakan Naya membuat mereka semua menghentikan langkah kemudian menatap kearah Sera.
"Ser, Sera lo kenapa?" Tanya Dila panik sambil memukul pelan pipi Sera berusaha membangunkan Sera yang bibirnya sudah pucat.
Yang lain hanya menatap Sera tanpa tidak melakukan apapun. Fino mendekati Sera menepuk pipi wanita ini pelan namun tak ada balasan. Fino dengan sigap mengangkat tubuh Sera yang kecil itu kedalam pelukannya.
Ia menggendong Sera.
"Salah satu dari kalian pergi ke tempat Bu Ritma, bilang kalau Sera pingsan" ucap Fino pada salah satu teman kelompoknya.
Fino berjalan kembali ke tenda dengan Sera yang berada di pelukannya.
Setelah sampai di tempat camping, Bu rit langsung bergegas menyuruh Fino meletakkan Sera di atas brankar."Makasih ya Fino." Kata bu Rit ketika Fino meletakkan Sera di atas brankar.
Fino hanya menganggukkan kepalanya dan setelah itu ia keluar dari sana.Tak lama kemudian, Sera terbangun sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Ia memegangi tenggorokannya yang kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...