Epilog

2.6K 168 53
                                    

Hari tertelan sepi semakin membuat rindu saja. Bunda terbiasa sendiri, tanpa hadirmu. Namun, entah mengapa malam lebih dingin dari biasanya, kendati Bunda peluk tubuh Arlan. Kendati Bunda dengarkan detak jantung itu.

"Vedian apa kabar, Sayang? Tidurnya nyenyak?" Bahkan walau Bunda langitkan pertanyaan itu, tak ada yang dapat Bunda dengar sebagai jawab.

Rumput-rumput semakin tinggi. Memberi arti telah selama ini Bunda kautinggal pergi. Dan luka kita, sama-sama belum dapat terobati.

Maukah singgah di mimpi Bunda? Menonton Paddle Pop, bermain basket, menyusun aksara bersama. Menghabiskan malam berdua, meski sekadar berbagi cerita.

Dan pada penghujung senja, iris cokelat milikmu tak luput Bunda rindu. Jemput Bunda dalam bunga tidur yang indah, Sayang. Agar enggan Bunda kembali membuka mata.
.
.
.

Jumo, 01.12.20

Love,
Lyndiasari

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang