7. Mulai !

177 99 13
                                    


HAPPY READING...

"Ingin aku antar Nona ??"
Tanya supir pribadi Zehra seraya membuka pintu mobil mewah milik
Abizard.

"No need Sir, Thanks...."
(Tidak usah Pak, terimakasih)

"Zehra is prefers to walk"
(Zehra lebih suka berjalan kaki)
"Lagi pula kampus tak jauh dari sini"

"Oh yes Sir, Zehra tak nyaman dipanggil Nona, itu berlebihan bagi
Zehra. Pekerjaan tak membuat seseorang menjadi rendah. Lagi pula
Bapak lebih tua dariku"

"And so, now on just call the name
okeyy... "
(Jadi mulai sekarang, panggil nama saja) "Anggap aku seperti anakmu"

Zehra memang dari keluarga kaya raya, tapi ia sangat menghargai
orang yang bekerja dirumahnya.

"Fine Miss, kau sangat menghargai ku"

Zehra tersenyum, dan memberikan sehelai roti pada supir pribadinya.
Ia tahu selama ini supir pribadinya jarang sarapan karena harus mengantarnya kekampus.

"Sudah jam 8" batin Zehra melihat jam cokelat klasik melingkar
dipergelangan tangan kirinya.
Ia harus mempercepat langkahnya, kalau tidak, dosen tergalak dikampusnya akan menyuruhnya
menyikat toilet.

***

"Alright, we will discuss the next material tomorrow"
(Baiklah, materi selanjutnya akan
kita bahas besok)
Ucap seorang lelaki berkemeja lengan panjang warna biru yang kerap disapa dosen itu.

"Oke Sir" jawab para mahasiswa serempak dan bergegas membereskan buku untuk mengakhiri jam kampus.

Beberapa saat kemudian, dosen dan pada mahasiswa keluar dari ruangan.
Zehra berjalan menuruni anak tangga kampus.

Tiba-tiba....

Braakkk....

Seorang pemuda tak sengaja
menabrak Zehra.
"Sorry Zehra, aku tak sengaja"
Ucap Hans dan tanpa pikir panjang langsung membereskan buku Zehra yang berserakan dimarmer kampus.

Hans teman sekampus Zehra. Bahkan Zerha duduk bersebelahan dengannya. Hans pemuda baik dan mudah bergaul. Hans juga teman masa kecil Zehra. Selain itu, ayah
Hans juga sahabat karib Abizard.
Tak jarang Hans selalu berkunjung kerumah Zehra.

"It's oke, Hans. Aku juga kurang hati-hati tadi"
Hans tertawa kecil dan menggaruk
tengkuknya yang tak gatal.

"Hmm...Zehra, kau mau kemana ??"
Tanya Hans sedikit basa-basi.

"Menemui temanku, aku sudah berjanji akan menemuinya jam 4 soredan 10 menit lagi sudah jam 4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menemui temanku, aku sudah berjanji akan menemuinya jam 4 sore
dan 10 menit lagi sudah jam 4. Aku buru-buru, see you Hans !"

Tanpa pikir panjang Zehra langsung pergi dan meninggalkan Hans
"See you"
Hans menatap punggung Zehra yang mulai menjauh dari pandangannya.

"Kau gadis yang unik Zehra"
Hans tertawa dan bergegas menuju lapangan basket.

***

Zehra mempercepat langkahnya.
Sesampainya ditaman, ia meneliti
sekelilingnya berharap pemuda yang ia temui kemarin berdiri dihadapannya.

Sekarang sudah jam 4 lewat 10 menit,
Zehra tak melihat Aslan ada disana.

"On dakila geç kaldın hanımın"
(Kau terlambat 10 menit Nona)
Suara itu terdengar dari balik pohon.
Zehra mencoba mendekati sumber suara.

"Sedang cari siapa ??"
Kepala Aslan tiba-tiba saja muncul
dari balik pohon.
Zehra sangat terkejut, bahkan ia hampir saja tersungkur.
Sungguh....jika saja saat itu Zehra memegang kayu, tubuh Aslan pasti sudah lebam.

"Görünüşe göre !!" (Kau rupanya !!)
"Kau ini.... Aku hampir saja pingsan karena perbuatanmu !"
Gerutu Zehra kesal sambil melipat kedua tangannya di pinggang.

Aslan tertawa melihat ekspresi
wajah Zehra.
"Özür dilerim" (Aku minta maaf)
"Aku janji tak mengulanginya"
Zehra memutar bola matanya
malas.

"Bir söz ??"
(Janji ??)
Beo Zehra menaikkan kelingking mungilnya.
"Janji...."
Jawab Aslan mencubit gemas pipi merah muda milik Zehra.

"Baiklah...."
"Jika saja bukan karena ayahku, sumpah demi apapun kau tidak
akan kumaafkan !!"
Cerocos Zehra dalam hati.
Tentu saja ia masih kesal, jantungnya hampir copot karena perbuatan Aslan.

Tapi... Mau bagaimana lagi, ini latihan
pertamanya. Huhh... Ada banyak alasan yang membuatnya tetap melanjutkan kesepakatannya dengan pemuda jahil itu.

Pertama, ini demi ayahnya. Semua orang juga tahu, Zehra sangat menyayangi ayahnya.
Kedua, Aslan pemuda turki. Tidak mungkin kan ?? Kalau ia berlatih lagu Turki dengan bule London ??
Hal yang gila !! Kalau pun ada pasti jarang.
Ketiga, hanya Aslan yang bisa membantunya.
Keempat, gratisss....

Sesuatu yang gratis tak mudah didapatkan dikota ini.
Kecuali..... "Tissue toilet".
Kelima, imbalannya sangat mudah.
Ia hanya perlu menjadi guru bahasa Inggris pemuda itu.
Dan bla... bla...blaa...
Masih banyak lagi...

Zehra memang gadis yang selalu
mempertimbangkan hal sekecil apapun.

"Yanıma otur"
(Duduklah di sebelahku !)
Pinta Aslan mengulurkan tangannya dan mengeluarkan gitar hitamnya dari tas.

"Ayo kita mulai !!"

Hello readers....
How are you ??
Jangan pindah kelain hati ya...💕💖
Jangan lupa vote...
Sorry jarang update...hehehe
Teşekkür....🙏🙏🤗

ranti.__


TIRAI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang