HAPPY READING...Tiba-tiba, Zehra berlari kearah kamar mandi. Hans yang menyadari hal itu langsung mengetuk pintu dan memastikan Zehra baik-baik saja.
Tok... Tok... Tok...
"Zehra, are you alright ??"
(Zehra, apa kau baik-baik saja ??)
"......" Tak ada jawaban.Pintu kamar mandi terbuka. Hans merasa lega ketika melihat Zehra keluar dari sana
dalam keadaan baik-baik saja."Apa yang kau lakukan ?? Kau mengintip ya ?! Ha ?!"
"Siapa yang mengintip, aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja" jelas Hans to the point.
"Sudah...sudah... Aku lapar, apa kau mau ikut aku kedapur ??"
"Akhirnya kalimat yang dari tadi ku nanti-nantikan keluar juga dari mulutmu, hehehe" Hans menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Keduanya berjalan menuju dapur. Ya benar sekali. Hans adalah manusia jahil, konyol dan memiliki rasa lapar yang abadi. Dimana-mana selalu mengeluh kelaparan.
"What do you want to eat ??"
(Kau ingin makan apa ??) Zehra membuka tutup kulkas dan mencari sesuatu didalamnya untuk dimasak."Apa saja yang penting bisa dimakan" jawab Hans ngasal sambil mengelus perutnya.
Zehra mengambil beberapa bahan dari kulkas dan membawanya kemeja dapur.
Satu persatu bahan itu ia racik sedemikian rupa.Entah apa yang ia masak. Itu tak penting bagi Hans. Yang jelas, ia sangat hapal jika masakan Zehra sudah pasti enak.
Hans duduk dan menunggu dimeja makan.
Merasa bosan, ia mengambil kursi dan meletakkannya didepan Zehra sambil menyaksikannya memasak.Aroma daging panggang menyeruak kesegala penjuru rumah. Membuat perut Hans semakin berontak meminta diisi.
Zehra hanya memperhatikannya sambil tertawa geli.Menahan lapar bukanlah keahlian Hans. Jadi, wajar saja wajahnya sangat menggemaskan. Belum cukup sampai disitu, Zehra memasak satu makanan lagi.
Membuat Hans mengerutkan kening dan tersenyum kecut.
"Kau ingin masak apa lagi ??" Tanyanya penasaran."Makanan penutup" jawab zehra singkat tanpa basa-basi.
"Ayooolah Zehra, aku sudah lapar..." Rengek Hans meminta agar Zehra menghentikan aksinya dan duduk untuk makan bersama.
"Kau makan saja lebih dulu" titah Zehra memerintah.
"Mana mungkin aku makan tanpamu, itu tak seru"
"Seru ?? Ada-ada saja kau" Zehra tersenyum kikuk sambil mengaduk adonan yang ia masak.
"Zehra cepat lah..." Hans menindihkan kepalanya pada meja dapur itu.
Rasa lapar menggerogoti tenaganya.
Rasa magernya seakan kambuh begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAI SENJA
Teen FictionSeiring senja yang menghampiri. Diriku terpatri sendiri menikai langit. Kentara kemerahan yang selalu ia cuakkan, dia datang lalu pergi. Aku selalu menunggu kehadirannya dibalik tirai. Datang kemudian membawaku memisra ranah merah yang tercuat di al...