Seiring senja yang menghampiri.
Diriku terpatri sendiri menikai langit.
Kentara kemerahan yang selalu ia cuakkan, dia datang lalu pergi.
Aku selalu menunggu kehadirannya dibalik tirai.
Datang kemudian membawaku memisra ranah merah yang tercuat di al...
Zehra melirik kearah jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 05.20 sore.
"Astaga... Aslan pasti sudah menungguku" Batin Zehra dalam hati bergegas memakai dan mengikat tali sepatunya.
"Hans, I have to go" (Hans, Aku harus pergi)
"Pokoknya, aku tak mau tau, besok kau tak boleh meninggalkan buku pelajaranmu lagi okeyy...." Pinta Zehra membereskan rambut yang merebak diwajahnya saat dihempas perlahan oleh angin.
"Siap buk !!" Hans menghormat pada Zehra layaknya seorang prajurit kerajaan. Seperti biasanya, Zehra tak bisa menahan tawanya saat melihat tingkah sahabatnya itu.
Tentu saja, Hans punya beribu ribu kekonyolan yang tak biasa orang lain lakukan. Tapi, itu lah yang membuat Zehra sangat menyayanginya.
Ia benar-benar tak tega jika melihat Hans dalam kesulitan. Lihat, saat Hans dihukum, Zehra dengan sengaja berbohong pada dosennya hanya demi membantu sahabatnya itu.
Zehra mulai menapakkan kakinya kearah tepi jalan raya. "Pasti Aslan marah lagi padaku" Gumam Zehra mempercepat langkahnya.
****
"Geni yec" (Oke, telat lagi) Lirih Aslan melirik jam hitam yang melingkar ditangan kirinya.
"Hmm... Maaf, tadi aku mengerjakan tugas yang benar-benar tak bisa ditunda" Jawab Zehra cengengesan memperlihatkan gigi kelincinya.
Sudah jam 05.30 dan mereka baru saja memulai latihan. Jadwal Zehra memang super padat. Bahkan ia tak punya waktu untuk istirahat. Ditambah lagi ulah sahabatnya barusan.
Zehra dan Aslan duduk dipadang rumput tempat biasa mereka bertemu. Zehra memulai latihannya, ia sudah mahir memainkan gitar bahkan sudah menguasai dua lagu sekaligus.
Tak terasa, waktu menunjukkan setengah tujuh malam. Zehra mendongak, meregangkan tengkuknya yang mulai pegal. Ia menatap langit sejenak.
"Astaga....!!" Zehra menepuk pelan keningnya. "Bugün İngilizce pratik yapmıyoruz" (Aslan, hari ini kita tidak latihan bahasa Inggris) "Aku buru-buru" sambung Zehra membereskan tasnya.
Zehra bangkit dari duduknya dan langsung pergi berlari meninggalkan Aslan entah kemana.
"Yess...." Ucap Aslan merendah kan suaranya. Ia senang karena tak belajar bahasa Inggris. Disisi lain, ada rasa penasaran yang sedang menyelimuti pikirannya.
Apa yang membuat Zehra berlari meninggalkannya ??? Itu lah pertanyaan yang ada dibenaknya saat ini.
Aslan memutuskan untuk membuntuti Zehra secara diam-diam. Zehra terus berlari kecil disisi jalan raya.
Sementara Aslan, terus membuntutinya dari jarak jauh agar Zehra tak mengetahuinya.
Zehra semakin mempercepat langkahnya. Sepertinya ia menuju ke suatu tempat. "Tunggu lah sebentar.... Ku mohon"
"Aku belum sampai dipohon orange, tunggulah sebentar lagi" Rengek Zehra menatap langit sunset yang hampir berubah menjadi malam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperdetik kemudian, sampailah ia disana, di pohon orange. Tapi tetap saja ia kalah cepat dengan rembulan yang menjadi saingannya saat mengejar sunset tadi.
Sunset memutuskan untuk bersembunyi. Mempersilahkan malam hari menggantikan posisinya saat ini. Giliran rembulan lah yang menatap bumi.
"Huhh... Huhh" Zehra mengatur napasnya yang terengah-engah.
Jarak yang ia tempuh cukup jauh. Sehingga, ia memutuskan untuk merebahkan tubuhnya dipadang rumput yang membentang persis dibawah pohon orange itu.
Tak berapa lama kemudian, Zehra bangkit dari tempat ia merebahkan diri. Bibir mungilnya mengerucut persis mendekati bentuk corong eskrim.
Aslan terkekeh pelan dan menutup mulutnya saat meneliti gelagat Zehra. Ia cengengesan melihat ekspresi khas Zehra saat sedang kesal.
Disisi lain, ia juga masih bingung dan mencari tahu apa yang membuat Zehra meninggalkannya beberapa saat lalu.
"Huhh.... Aku minta maaf, yaa.... Aku tau aku salah" "Son zamanlarda seni nadi ren görüyorum" (Belakangan ini aku jarang menemuimu)
"Apa kau marah sehingga kau tak mau menungguku sebentar lagi tadi ??" Gerutu Zehra mendengus kesal dengan napas setengah netral.
Aslan mengerutkan dahinya heran saat mendengar perkataan Zehra barusan.
Aslan mencoba melihat-lihat keadaan disekeliling Zehra. Ia tak mendapati seorangpun ada disana apalagi berbicara dengan Zehra.
Aslan terus memperhatikannya dari jauh. Ia menangkap dengan jelas tingkah Zehra yang sampai saat ini masih mengoceh sendiri tanpa henti bak beo lepas dari sangkar.
Sesekali Aslan terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Gadis cerewet, itu julukan yang tepat untuknya.
"Jika semua orang punya alaram pribadi semacam dia, aku yakin.... Angka terlambat pasti menurun drastis" "Tapi...." "Otomatis, dokter spesialis telinga pasti kewalahan menangani pasiennya nanti" Gumam Aslan tertawa lebar.
Pasang mata semua orang yang berlalu lalang disekitar Aslan menatapnya heran karena ia terus saja tertawa.
Ia menutup mulutnya saat menyadari orang-orang terus memperhatikannya. Matanya kembali tertuju kearah Zehra.
Entah kenapa, kali ini Zehra berhenti mengoceh. Tapi bibirnya tetap mengerucut.
"Zehra berbicara pada siapa tadi ??" "Aku tak melihat siapapun" Tentu saja, Aslan yg tak tau kalau Zehra punya sahabat istimewa.
Pikirannya kali ini benar-benar dipenuhi pertanyaan. Dan semua pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh Zehra.
"Siapa yang ingin ia temui ??" Batin Aslan penasaran.
Heyy... Kalian !!🤗😍 Aslan kepo ya...😄 Heheh.... Silahkan ajukan kritik dan saran kalian dikolom komentar...🤗💖 Dan jangan lupa ya.... Vote and commant 💕💝 Love you...💖 Teşekkür 🙏