34. Telepon untuk Zehra

72 25 12
                                    


HAPPY READING...

Lizzy memeluk foto yang ia bawa. Memeluknya dengan sangat erat.

••••

Zehra meletakkan barang yang ia beli dimeja makan. Dan soal hadiah ayahnya, tentu ia akan menyimpannya.

Zehra masuk kekamarnya, diikuti dengan Hans yang mengekor seperti anak ayam.

"Eh eh... Kau mau kemana ??" Zehra menghalangi Hans yang menyelinap masuk ke kamarnya.

"Mau tidur" lirih Hans yang sedang menguap sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

"Kau gila ya ?! Hellooo tuan Hans, kau tidur disana. Oke"
Zehra menunjuk sofa besar yang ada diruang tamu.

"Tapi aku--"

"Oke, selamat malam Hans"

Dooorrr....
Belum selesai Hans berbicara, Zehra langsung memotong dan menutup pintu kamarnya.

Hans hanya mendengus pasrah.

"Eh.. eh... Tunggu, kau tidur dikamar tamu saja" lirih Zehra sambil melempar sebuah selimut biru ke wajah Hans.

"Nah... Ini kan lebih baik"
Hans memasuki kamar tamu yang bersebelahan dengan kamar Zehra.

Tau apa yang dilakukannya ?
Tutup pintu, hempaskan tubuh ke kasur, pakai selimut, sriiinggg...
Langsung tertidur, semudah itu baginya, magic.

Lain halnya dengan Zehra. Ia memutuskan untuk mengganti pakaiannya. Sepotong piama merah muda bertengger ditubuhnya, menggantikan posisi jubah dingin yang ia pakai beberapa saat lalu.

Perasaannya sangat senang. Sang ayah akan tiba esok.
Beberapa saat, Zehra berkhayal.
Entah apa yang ia khayalkan.

Dia berjalan mendekati sepasang merpati putih yang Aslan beri padanya.
Ia mengambil dan membawa sangkar merpatinya.
Sesekali ia tersenyum melihat tingkah kedua makhluk bersayap itu.

Sesekali ia tersenyum melihat tingkah kedua makhluk bersayap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tanpa sadar, ternyata sudah jam setengah dua belas malam. Zehra terlalu asyik bermain dengan merpati itu.

Tentu, merpati itu membawa ingatannya bersama Aslan. Meski tak berjumpa setiap hari, tetapi ia bisa mengingat Aslan melalui merpatinya.

Tetapi, disisi lain ia merindukan Lizzy. Ia menatap sendu liontin perak yang Lizzy berikan padanya. Lizzy baru saja datang, sekarang ia harus pergi lagi. Apakah persahabatan selalu begini ??

Perlahan, mata Zehra tertutup. Kicauan merpati itu seakan menjadi melodi pengantar tidur bagi Zehra.
Zehra menggenggam erat liontin itu. Biar lah liontin itu yang menjadi pengobat kerinduannya.

••••

Pagi ini, Zehra bangun lebih awal. Karena, beberapa jam lagi Abizard akan pulang. Ia harus menyiapkan segala keperluan sang ayah. Mulai dari makanan, pakaian, hadiah ataupun yang lainnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIRAI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang