24. I'm fine

122 79 46
                                    


HAPPY READING....

Fajar menyingsing. Zehra tak pergi kekampus. Sesuai pengumuman dosen kemarin, hari ini mahasiswa diliburkan. Karena ada tugas yang harus diselesaikan pada dosen itu.

Tapi, dengan catatan para mahasiswa harus mampu memahami dan mempersiapkan diri untuk menghadapi sidang dalam waktu dekat.

Tugudukkk... Tugudukkk... Tugudukkk...

Suara hentak kaki sepatu kuda yang bergesekan dengan tanah yang membentang luas dihalaman rumah Zehra.
Benar sekali, itu adalah Abizard.

Zehra mengintip dari balik jendelanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zehra mengintip dari balik jendelanya. Sesekali ia tersenyum manis melihat sang ayah yang begitu bahagia dengan hadiah yang ia berikan beberapa hari lalu.

kali ini kakinya tak begitu sakit. Ia berjalan menuruni gundukan anak tangga yang rapi itu. Pak Jean merasa sedikit khawatir dengan keadaan anak majikannya itu.

Tapi Zehra meyakinkan pada pak Jean bahwa ia baik-baik saja. Meskipun begitu, Zehra harus tetap berhati-hati.

Abizard yang masih asyik dengan tunggangannya itu tak menyadari bahwa sang putri telah duduk manis disebuah bangku kayu yang ada ditaman rumahnya.

Setelah beberapa saat kemudian, Abizard melihat Zehra. Segera ia menarik tali kendali kudanya agar kuda itu berhenti.
Abizard menghampiri anaknya.

"ne yapıyorsun zehra ?? yarasına bak henüz iyileşmedi"

(Apa yang kau lakukan Zehra ?? Lihatlah, lukamu belum sembuh)

"Aku tak apa-apa ayah, aku merasa bosan dikamar terus" rengek Zehra berharap sang ayah tak memaksanya masuk kedalam.

"Çok inatçısın"
(Kau ini sangat keras kepala)
Abizard tertawa, seketika ia mengangkat paksa sang anak yang bersi keras tetap disana.

"Ayaaahhh.... Aku tak ingin masuk" Zehra terus merengek berharap Abizard menurunkannya.

"Ohh... Oke, Ayah akan menurunkanmu, tapi setelah itu kau harus makan" Ucap ayahnya dengan mengutarakan beberapa syarat.

"Astaga... Tamam" Zehra hanya bisa pasrah. Memang, beberapa hari ini Zehra tak berselera untuk makan.

Abizard mendudukkan anaknya disebuah kursi yang berada tak jauh dari pintu utama rumahnya. Kemudian, Abizard masuk mengambil makanan untuk putrinya.

Zehra hanya terduduk. Seketika kepalanya terasa sakit tak tertahankan. Perlahan ia memijat pelipisnya, berharap rasa sakit itu sedikit berkurang.

Tak berapa la kemudian, Abizard tiba. Zehra langsung bersikap seperti biasa dan menahan rasa sakit dikepalanya. Ia tak mau membuat ayahnya khawatir.

"Zehra, wajahmu terlihat sangat pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Zehra, wajahmu terlihat sangat pucat... Apa kau baik-baik saja ??" Entah kenapa Abizard merasa bahwa anaknya tak sedang baik-baik saja.

Tapi Zehra berusaha meyakinkan. Ia hanya makan sedikit. Tapi Abizard sudah merasa lebih lega karena Zehra mau mendengarkannya.

"Ayah, sepertinya kakiku besok sembuh...
Sudah tidak terlalu sakit"

"emin misin ??"
(Apa kau yakin) Tanya Abizard memastikan.
"Kalau masih sakit, besok kekampus akan diantar pak Jean" Titahnya pada Zehra.

"Aku yakin ayah, buktinya tadi aku sudah bisa berjalan kan"

"Baiklah... Kau memang keras kepala" Abizard mencium kening anaknya.

"Ayah... Aku ingin kekamar, aku juga harus mempersiapkan diri untuk sidang nanti"

"Baiklah, apa perlu ayah gendong ??" Lirih Abizard tertawa.

"Ayah... Zehra bukan anak kecil" rengek Zehra tak terima.

"Bagiku kau tetap putri kecil ayah" Abizard mengelus perlahan pipi Zehra. Tak ada yang bisa mengutarakan seberapa besar rasa sayangnya pada sang anak.

Dengan hati-hati, Zehra berjalan kekamarnya. Abizard ingin mengantar, tapi Zehra manolak.

Ya, itu lah Zehra. Meski hidupnya bergelimang harta, ia tetap berusaha mandiri. Sederhana adalah pilihannya. Ia tak ingin terlihat mewah dihadapan banyak orang.

Itulah alasannya kenapa Zehra tak pernah ingin diantar kekampus.

"Huhh... Oke Zehra, kau harus belajar !!'
Zehra mengambil beberapa buku pelajarannya.

Tak lama setelah itu, seseorang menutup matanya dari belakang.
"Ayaahh...."

"Bukan" lirih seseorang itu dari belakang.
"Hans ??"
Hans membuka mata Zehra. Hari ini ia datang bermaksud belajar bersama sekaligus ingin melihat keadaan Zehra.

"Ohh ya, ada apa ??" Tanya Zehra penasaran.

"Aku hanya ingin mengganggumu" ucap Hans santai.

Plakkk...plakkk
Zehra menampar Hans.
"Aww...aww..." Hans mengelus pipinya yang memerah.

"Jika kau menggangguku, akan kubuat pipimu itu bengkak !!" Ancam Zehra kesal.

"Oke oke... Aku kesini ingin mengulang pelajaran bersamamu, sekaligus... melihat keadaanmu"

"Apa lukamu sudah membaik ??" Tanya Hans memastikan. Ya, dia sangat khawatir pada sahabatnya setelah kejadian kemarin.

Sampai saat ini tak ada yang tau siapa yang melakukan hal itu.

"Sudah membaik" Ucap Zehra singkat.
"Baiklah, pelajarannya kita mulai dari sini...
Seperti yang dikatakan Pak Vissel, kita harus memahami konsep ini bukan ??"

"Hmm ya..." Hans dan Zehra mengerjakan beberapa soal.

Sampai pada akhirnya, mereka memilih untuk beristirahat. Mungkin, mata mereka sudah lelah karena menatap laptop selama berjam-jam.

Tiba-tiba, Zehra berlari kearah kamar mandi. Hans yang menyadari hal itu langsung mengetuk pintu dan memastikan Zehra baik-baik saja.

Tok... Tok... Tok...
"Zehra, apa kau baik-baik saja ??"
"......" Tak ada jawaban.

Hello para readers...
Sorry ya dipart ini agak pendek... Hehehe
Semoga suka,😍💕
Jangan lupa vote and komen...
Teşekkür 🙏


rantii.__

TIRAI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang