29. Graduate Day

82 72 140
                                    


HAPPY READING...

Zehra menghela nafas panjang. Jika ia tidak melihat sekarang, mungkin ia tak akan bisa tidur sampai esok.
Insomnia nya akan kambuh detik ini juga.

Zehra melihat nama mahasiswa satu persatu. Zehra terus membaca daftar nama itu dari awal.

"Lilly Briant, Hazal diernant, Dimana namaku ?!!"

"Zehra Ahmed !!" Sesuai perkataannya barusan, ia langsung jungkir balik seperti orang sedang kerasukan.

Senangnya bukan main. Ia menempati urutan ketiga dari beribu-ribu mahasiswa. Dan tunggu, Hans ?? Apa namanya termasuk ??

"Oke, mana nama Hans ??"
Zehra terus menggeser cursor kebawah.

"Hans Leonard !!"
Baik, kalian tau apa yang terjadi dikamar Zehra ??
Berantakan seperti gudang. Ya, jungkir balik kuadrat.

Ia mencoba menghubungi Hans dan memberitahu ini semua. Tetapi, Hans sama sekali tak menjawab teleponnya.
Baik, ada satu fakta lagi tentang Hans.
Jika dia sudah tidur, ia tak akan bangun jika matahari juga belum bangun.

Meski tejadi hujan badai sekalipun, ia tak akan bangun.
Zehra terus menelepon Hans. Tapi Hans tak kunjung mengangkat.
Mungkin sudah lebih dari sepuluh kali Zehra menelepon.

"Hans pasti sudah tidur" gumam Zehra dalam hati.

"Baiklah akan aku kabari besok"
Zehra merasa tenggorokannya kering. Mungkin karena aksi akrobatnya beberapa menit lalu. Ia memutuskan untuk mengambil air. Setelah itu ia akan tidur.

••••

"Hoooaaaaaahhhhh" Hnas menguap. Ia meregangkan tubuhnya.

Ia melirik kearah jam beker hitam yang terletak tepat disampingnya.

"Apaaa !!!!!! Jam setengah delapan ??!!!!!" Hans langsung meloncat dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

Belum sampai lima menit dia sudah selesai mandi. Astaga, mandi macam apa itu ??
Baik, itu tak penting. Tujuannya saat ini hanya sampai ke kampus tepat waktu.

"Ohhh Tuhan..... Haruskah hari ini aku kesiangan ??" Dengan sigap Hans melilitkan jubah wisuda ditubuhnya.

Dan memakai topi toganya. Dia sudah bersiap-siap, lengkap dengan sepatu hitam mengkilap dan dasi biru tua.
Ia terlihat lebih berwibawa kali ini.

Sudah sampai digerbang, ia memandang dirinya dari pantulan kaca jendela. Matanya membelalak ketika melihat penampilannya.

"Astaga !! Ini terbalik, bodohhh !!!" Hardik Hans pada dirinya sendiri ketika melihat jubah itu terbalik.

Ia menutup rapat pintu gerbang dan meliarkan penglihatannya kesegala arah. Ia segera melepas jubahnya dan membalik kemudian memakainya kembali dengan posisi yang benar.

Hans segera berlari secepat mungkin. Sebenarnya, ia bisa memilih untuk menaiki taxi, tapi jalan cukup ramai.
Alangkah baiknya dia berlari sampai kekampus.

Soal pengumuman mahasiswa terbaik, ahh nanti saja.
Sudah lebih dari lima belas menit ia berlari dan akhirnya. Ya, dia sampai kedepan gerbang utama universitas.

 Ya, dia sampai kedepan gerbang utama universitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TIRAI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang