14. Kau rupanya !

113 93 20
                                    


HAPPY READING....

"Terimaka--" Zehra mengalihkan pandangannya yang semula terfokus pada novelnya kearah pegawai itu.

"Haii" lirih pegawai itu melambai ramah kearah Zehra.

"Kau rupanya !!"
"Kemana saja kau ??!"
"Dan lihat, sedang apa kau memakai seragam pegawai toko ini ??"
"Apa kau tau, tadi aku sempat berniat untuk pulang"
Celoteh Zehra tanpa henti.

"Kau pikir aku ini ap--"
"Ssssttttt......."
Aslan menutup dan menambal mulut Zehra yang terus saja mengoceh dihadapannya dengan roti moccha yang ia pesan beberapa saat lalu.

"Bisa tidak, sebentar saja kau diam dan duduk manis disini tanpa mengoceh ??"

"Ocehan mu itu mengalahkan burung beo, dasar bawel !!"
Lirih Aslan menduduki kursi kayu yang terletak tepat dihadapan Zehra.
Kali ini gantian Aslan yang menyerocos tanpa henti.

"Okey Nona"
"Bu kahre ve bu senin ekmeği"
(Ini makananmu)
Aslan menyodorkan kudapan yang dipesannya kearah Zehra.

"Kenapa kau mengganti bajumu ??"
Tanya Zehra meneguk sedikit kopinya.

"Ya terserah ku"
Ucap Aslan santai.

"Dasar aneh" Cerocos Zehra mengerutkan keningnya.

"Oh iya, besok aku akan kerumahku"
Aslan menoleh kearah Zehra dan mengunyah sedikit demi sedikit roti nya yang terlalu diatas piring.

"Evine ??"
(Kerumah ku)

"Memangnya apa yang kau lakukan dirumahku ??"
Tanya Zehra heran memiringkan kepalanya dengan ekspresi bingung.

"Menikahi ayahmu" lirih Aslan memutar bola matanya malas.

Plaaaakkkk......

Satu tamparan pedas mendarat mulus di pipi Aslan.
"Hey,, enak saja kau" omel Zehra membelalakkan matanya.

"Ya menjemput mu, aku kan ingin mengajakmu ke suatu tempat"
"Apa kau lupa ??" Jelas Aslan mengusap-usap pipinya yang memerah.

"Hihihi.... Maaf, Oke besok kau datang kerumahku, tapi ingatt !!"

"Ihsan etme !!"
(Jangan mencari gara-gara)
Peringat Zehra pada Aslan yang sedang meneguk kandas kopinya.

"Oke" jawab Aslan singkat.
Sejak satu jam yang lalu, Zehra terus saja memandangi isi novelnya tanpa menyentuh kudapannya.

Kecuali, separuh dari bagian roti yang dimasukkan Aslan kemulut Zehra.

Aslan yang mulai bosan melihat gadis kutu bukuitu pun merampas novelnya.
Lalu membilangkan tangan kanannya keatas agar Zehra tak mampu mengambilnya kembali.

Tentu saja, tubuh Aslan lebih tinggi dari Zehra. Ditambah lagi, tangan kiri Aslan menghalangi kepala Zehra saat hendak melompat merampas kembali novelnya.

Zehra tampak sangat kesulitan. Aslan hanya bisa tergelak menyaksikan tingkah Zehra.

"Aslan.... Ayo berikan !!"
Keluh Zehra yang masih berusaha mengambil novelnya.

"No.... No.... No"
"Habiskan dulu makananmu !!"
Pinta Aslan menunjuk kearah kudapan yang tak dipedulikan oleh pemiliknya.

Hidangan itu ibarat perhiasan meja kafe yang membisu. Menyaksikan tingkah laku dua manusia yang hampir tak pernah akur itu.

Uap panas kopi telah menghilang, menandakan cairan hitam encer itu sudah dingin beberapa saat lalu.

"Çok konuşkan sık"
(Kau ini cerewet sekali)
Upat Zehra kesal.

TIRAI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang