Yang Sebenarnya

7.7K 683 27
                                    

Adrian melepaskan pergelangan tangaku seolah menyerahkan pada pria yang dipanggil Satya.

"Jelasin apa yang terjadi pada Sanaya dulu sampai dia melahirkan Dio. Hasil kebejatan Arsala!"

Apa lagi ini? Adrian mau melempar batu sembunyi tangan? Melimpahkan kesalahannya pada Arsa?

"Dia Anandiya?"

"Ini bukan waktunya becanda, Satya!" tegur Adrian pada Satya. Aku cuma bisa mengernyit. Adrian sensian banget.

"Sorry." Satya yang tadinya tertawa, langsung mengubah raut wajahnya menjadi lebih serius. "Sini, Mbak. Gue jelasin semuanya, kasian Mas gue jadi korban cacian lo mulu."

Satya mengulurkan tangan kanannya, sedangkan aku mundur ke belakang Adrian. Nggak ada yang aku mengerti di sini.

"Ikut Satya, Dek. Mas nggak mau kamu terus nyalahin Mas atas kesalahan yang nggak pernah Mas perbuat," tutur Adrian.

Adrian sekarang terlihat putus asa, terlebih setelah dia mengusap wajahnya gusar, sorot matanya memancarkan luka yang sama seperti Arsa.

Tiba-tiba saja, tanganku tertarik Satya yang menjauhkan aku dari Adrian. Satya menyeretku sampai pada sebuah ruangan yang terdapat beberapa jajar rak buku setinggi dua meteran. Lalu Satya melepaskanku dan berjalan sendiri menyusuri rak. Dia berjongkok mengambil boks dari rak paling bawah.

"Kalian kembar?" Aku masih penasaran sama cowok yang mirip Adrian ini.

"Siapa?" Satya malah balik bertanya sambil mengubek isi boks hitam kecil.

"Kamu dan Adrian."

"Kenapa lo panggil kakak gue Adrian?" Satya mengeluarkan sebuah album foto dari boks. "Tapi mending gitu sih. Gue juga nggak suka ada orang yang nyamain nama gue. Dan ya, kita memang kembar."

Adrian kembar?

Aku baru tahu hal ini.

"Mas Adrian lahir tiga tahun lebih dulu dari gue." Satya kembali menyeringai jahil. Aku cuma bisa mendelik saja.

Di saat seperti ini dia masih bisa bercanda. Sedangkan aku, untuk bicara saja susah sebenarnya. Banyak hal rumit yang mengerubuni isi kepalaku. Arsa, Adrian, dan Sanaya.

"Adik gue namanya Sanaya." Satya mengulurkan sebuah potret yang menunjukan seorang gadis yang tersenyum lebar di tengah-tengah dua pria yang serupa. Mereka.... Kakak beradik?

"Sanaya itu adik bungsu kita. Dia mamanya Dio."

Please, bilang kalau Sanaya anak angkat, dan Adrian naksir adik tirinya sampai dapat Dio.

"Dio anaknya Arsala, Mbak."

Nggak mungkin!

"Sama sekali Satria nggak berhak disalahkan di sini, justru seharusnya dia yang mendapat penghargaan setelah mengambil tanggung jawab yang seharusnya ditanggung oleh Arsala."

Ini pasti cuma konspirasi buat Adrian melimpahkan kesalahannya pada Arsa.

"Dia berniat menutup masalah ini rapat-rapat, dia berusaha menahan malu dengan cibiran orang yang memandangnya sebelah mata. Mereka terus menggunjing Satria yang membawa seorang anak sepulang pelatihan."

The Past Future [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang