Sekarang isabella ada di unit kesehatan. Dia lagi males buat dukung tim kelasnya lagi babak final sama kelas sepuluh. Selain itu dia juga lagi pengen sendiri. Bahkan tirai uks dan tirai pambatas antara tempat tidur isabella dan tempat tidur satunya di tutup sama tirai.
Cklek
Suara knop pintu mampu mengalihkan atensi perempuan itu.
"Seungmin?"
Tak ada suara atau sahutan, yang terdengar hanyalah suara derap langkah sepatu yang kian mendekat kearah tempat tidur dipinggir isabella.
Isabella langsung terbangun dari posisi tidurnya. Lalu tangannya terarah untuk membuka tirai itu. Tapi sebuah tangan di balik tirai itu mencegahnya.
"Jangan dibuka, ini aku."
Isabella langsung hapal saat mendengar suaranya. Tangannya mengepal kuat.
Pemuda itu sekarang tengah duduk di bibir kasur di balik tirai. Isabella bisa melihat jelas bayangan pemuda itu.
Guno beberapa kali menghela nafas. Ia takut jikalau ucapannya akan membuat semuanya makin kacau.
"Dulu sebelum tau om jhonny itu ayah kamu aku seneng banget akhirnya ada yang bakal jagian mamah selain aku. Aku berharap om jhonny baik kayak mendiang baba aku. Dan ternyata om jhonny emang baik malah baik banget. Tapi senangku gak berangsur lama saat aku tahu kalau ternyata anak om jhonny adalah kamu orang yang aku suka sejak lama. Om jhonny akhirnya berterus terang sama aku. Terus dia bilang aku boleh deket sama kamu dan gak boleh ada hubungan apapun sama kamu, tapi hati aku nolak. Aku pengen lebih dari sekedar dekat. Dan aku juga baru tau faktanya kalau kamu suka sama aku dari lama. Mangkannya aku nekat buat ngungkapin perasaan aku." Guno menjeda kalimatnya.
Terdengar helaan nafas dari pemuda itu.
"Tapi sayangnya aku terlalu egois sama perasaan aku sampai aku lupa kalau ini bakal ngebuat kamu makin sakit hati. Aku bener-bener gak tahu harus apa dan akhirnya aku lebih tumpahin semua amarahku ke minum-minuman dan hal aneh lainnya. Kamu inget pas di uks dulu kenapa aku lebam, aku bukan ikutan tawuran tapi aku emang nyuruh orang buat mukulin aku. Maaf juga udah buat hubungan kamu sama ika retak. Aku udah jelasin semuanya ke dia kok. Sekali lagi aku minta maaf udah buat kamu serapuh ini, aku tau aku gak pantes -"
"No mending kamu keluar karena semua penjelasan kamu itu udah basi. Aku cape, dan jangan pernah temuin aku lagi." Ucap isabella dengan suara yang ia tekan.
"O-oke aku pamit. Makasih dan sekali lagi maaf."
Akhirnya tanpa melanjutkan penjelasaanya pemuda itu lebih baik pergi dari sana. Ia sudah menduga semuanya, kalau permintaan maafnya tidak akan diterima oleh gadis itu.
"Makasih min udah nganter. Guemasuk ya." Ucap isabella sambil mengembalikan helm milik pemuda itu.
"Iya sama-sama. Kalau nangis lagi telpon gue. Ntar gue ke rumah lo." Ucap seungmin lalu menyalakan mesin motornya dan meninggalkan kediaman isabella.
Dengan langkah lesu isabella membuka knop pintu.
"Assalamualaikum." Ucap isabella.
"Waalaikumsalam. Lho kok udah pulang??" Ucap wendy saat melihat anak bungsu memasuki rumah dengan keadaan mata sembab dan lesu.
"Heh kamu kenapa nak??" Tanya wendy sambil menghampiri anaknya.
"Enggak kok bu, aku cuma capek doang."" Ucap isabella sambil menatap wendy dengan kedua matanya yang berair kembali namun senyum hangat terpatri di bibirnya.
Lantas wendy mengusap air mata yang turun dari manik mata anaknya itu.
"Kamu sekarang mandi,ganti baju, ibu tunggu kamu di ruang keluarga." Ucap wendy sambil memberi sebuah senyuman manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga || Kim Seungmin ✔
Fanfiction[COMPLETED] Tentang Isabella yang harus sabar menghadapi Seungmin si tetangga sebelah yang kelewat overaktif. "SEUNGMIIN JANGAN GIGIT PIPI GUE NANTI RABIES." "Ya maaf Sa, abisnya lo lucu sih." Republish : 15 Juni 2019 End : 29 Januari 2020