11. HAMPIR

81 10 0
                                    

"Saya kira, kamu suka saya."
-Rafka

Luna tahu akan sampai mana batas harapannya setelah melihat pemandangan didepannya ini. Rafka yang datang dengan Bintang, mantannya. Baru saja ia berharap lebih setelah kemarin laki laki itu mengantarnya pulang kerumah.

Saat ini, Luna sedang berada di rumah Sakha. Pacar sahabatnya itu mengadakan syukuran bertambah umurnya laki laki itu. Yang diundang pun hanya beberapa sahabat mereka. Rafka mungkin ada di bagian itu.

Rafka datang menghampiri Sakha, memberi ucapan selamat ulang tahun tentunya. Matanya jadi terhalang untuk melihat pujaan hatinya karena ada seseorang disamping sana, Bintang. Mantannya.

Luna tidak bisa membohongi dirinya bahwa saat ini ia cemburu. Matanya terus mengintai kemanapun laki laki itu pergi. Setiap pergerakannya Luna pantau. Tapi dengan tiba tiba Rafka melihatnya. Namun, dengan cepat Luna memalingkan wajahnya kembali. Berpura pura tidak melihat laki laki itu dan memilih mengobrol bersama Jeya.

"Lun, gue mau ngambil makanan dulu ya." Pamit Jeya.

"Jangan lama lama ya!"

Luna terdiam, entah harus melakukan apa sebab laki laki itu menghampirinya.

"Kamu liatin saya terus?" Tanyanya

Deg!

Mampus lah gue batin Luna

"Karena saya punya mata." Jawabnya

"Saya tau."

Luna berdehem canggung, "kakak diundang juga?" Tanya Luna

Rafka terkekeh, "kalo nggak, saya gak akan disini bareng kamu." Ucapnya

Pengen terbang, tapi takut jatoh! Batinnya

"Saya?," Tanya menunjuk dirinya sendiri.

"Bukannya dia?" Tanyanya, kini menunjuk cewek itu.

Rafka terkekeh, lagi. "Kamu cemburu?" Tanyanya. Sangat sangat to the point!

"Emang ngaruh buat kakak?" Tanyanya. Entah apa yang merasuki Luna hingga gadis itu berani mengatakan hal hal yang diluar batas seperti ini.

Rafka terdiam. Nah diem kan lo! Batin Luna

Kini, kedua nya terdiam. Canggungnya sangat terasa sampai Luna merasa tak nyaman.

"Kamu nanti pulang jam berapa?" Tanya Rafka, akhirnya

"Nggak tau," ucapnya, asal

"Saya anter dia kesini karena dia nggak ada tebengan. Jadi, saya kasihan." Ucap Rafka.

Lho, kenapa laki laki ini menjelaskan pada Luna? Takut Luna marah? Takut ada salah paham? Atau takut ada artikel terbaru tentang mereka dari Luna?

"Saya nggak ngelarang kakak. Kakak punya hak." Ucap Luna.

Dalam hati, gadis itu merasa senang. Bahkan untuk mengobrol berdua seperti ini pun tidak ada dalam pikiran Luna sebelumnya.

"Saya cuma mau kamu tau alasannya." Ucap Rafka.

"Dan sekarang saya tau itu." Ujar Luna

Jujur, Luna sangat canggung dengan kosa kata 'saya' namun, bagaimana pun hubungan ini tetap lah kakak kelas juga adik kelas.

"Kakak udah makan?" Tanya Luna.

"Kamu merhatiin saya?" Tanya Rafka.

Kenapa orang ganteng yang satu ini, pede abis sih? Tanya Luna dalam hati

Tatap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang