"Tapi kenyataannya kepercayaan jauh lebih rapuh dari cinta."
-luna"Permasalahannya hanya satu, kamu cemburu."
Luna langsung menghempaskan lengannya yang di genggam Rafka kasar. Ucapan Rafka sangat tepat.
"Seneng? Kalo kaka masih mau sama bintang silahkan. Seharusnya Kaka nggak usah kasih ruang buat Luna."
"Nggak gitu Lun,"
Luna mendengus kasar. Memalingkan wajah agar tidak melihat Rafka. "Luna kaya orang bego tau nggak. Jalan sama kaka yang bahkan hatinya bukan buat Luna."
"Lun-"
"Luna baru sadar, ternyata status juga perlu ya kak," lalu menatap Rafka.
"Nggak usah cari Luna dulu kak. Kaka hati hati, jangan sakit lagi."
Rafka hanya terpaku begitu Luna membalikkan badan. Ia tentu melihat kegetiran di tatapan Luna. Bodoh. Masalah sekecil ini pun Rafka tidak bisa mengatasinya dengan cepat. Rasa lelah pada tubuhnya kembali menghampiri.
Rafka belum sembuh betul. Tapi ia harus meluruskan masalah yang bahkan tidak menghasilkan hal baik. Malah Luna memintanya berhenti. Tidak, tentu Rafka tidak akan mengikuti kata Luna untuk berhenti. Sudah sejauh ini, untuk apa menyerah.
Rafka beranjak dari tempat, berusaha menenangkan pikiran lewat air dingin yang ia beli di kantin.
"Woy Raf!"
Rafka bertos ria dengan Sakha.
"Lo kapan balik dari rumah sakit?"
"Semalem."
"Gila udah sekolah aja lo!" Ujar Sakha
Rafka terkekeh, "bosen dirumah. Sekalian jelasin masalah kemarin ke Luna."
"Oooh terus si Luna nya masih ngambek?"
Rafka mengangguk. "Malah nyuruh buat gue jauhin dia."
"Serius?"
"Iya, ngapain gue bohong."
"Cewe kalo cemburu emang suka nggak kekontrol. Luluhin aja lagi Raf."
"Pasti,"
"Yaudah gue ke kelas duluan Raf," pamit Sakha
"Sip Sak. Thanks,"
✨
"Ayo pulang."
"Kan Luna udah bilang, jangan cari Luna dulu!"
Rafka terkekeh, "kamu nggak mau pulang bareng saya?"
Luna terdiam. "Nggak, Lu-luna udah di jemput." Lalu menundukkan kepalanya.
"Di jemput? Sama siapa?"
"Sama bang Reno, dia udah di depan gerbang."
Rafka tersenyum terpaksa. "Oh yaudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatap ✓
Teen FictionNama nya Rafka sambara. Cowok dengan segala pesona nya yang berhasil meruntuhkan teori Luna, bahwa jatuh cinta pada pandangan pertama memang benar adanya. "Aku jatuh pada pesona mu. Pada senyum juga tatap mu yang mengurung ku pada ruang rindu jika...