32

52 6 1
                                    

"Sejak bertemu dengan mu, sekejap berubah. Daftar daftar kebahagiaan ku pun sudah terisi penuh dengan mu.

Semua selalu tentang kamu, Lun."
-Rafka sambara

Dari kemarin Rafka sulit dihubungi dan juga tidak masuk sekolah dengan keterangan alfa. Luna tidak tahu urusan apa lagi yang sedang Rafka kerjakan selain mengikuti lomba untuk ekskul nya. Ia sedikit khawatir dengan kondisi Rafka.

Nomor Rafka tidak aktif, di WhatsApp tidak aktif dan di line pun sama. Jadi dari pada Luna mati penasaran, disinilah Luna sekarang berdiri, didepan rumah Rafka.

"Lho ini neng Luna, ya?"

Luna mengangguk sopan setelah menyalami Mang Bil-satpam- di rumah Rafka yang dulu sempat dikenalkan padanya.

"Iya Mang, kak Rafka nya ada?" Tanya Luna

"Lho neng gak tau? A Rafka nya dirawat dirumah sakit." Dengan wajah bingung mang bil menjelaskan.

"Di rumah sakit mana mang?!"

Setelah diberitahu Luna buru buru menaiki motor Abang ojol yang tadi mengantarnya dan ia suruh menunggunya.

Perasaan Luna berkecambuk. Takut Rafka nya kenapa napa.

"Makasih ya bang!"

Luna langsung berlari begitu sudah sampai di pekarangan rumah sakit. Ia menaiki lift untuk menuju kamar rawat Rafka yang berada di lantai 3.

Ia mencari nomor kamar 1022 dan mengetuk nya ketika sudah menemukan. "Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam, eh Luna!"

Luna menyalimi wanita itu yang tak lain adalah ibunya Rafka. "Iya Tante,"

"Masuk nak, Rafka ada didalem."

"Iya tante, Terimakasih." Ujar Luna sopan.

Langkah Luna memelan, merasakan dinginnya ruangan setelah tubuhnya masuk ke dalam sana. "Tante keluar dulu ya, mau beli tissue, kayanya habis deh."

"Eh, iya Tante."

"Nanti bilang ke Rafka nya ya." Luna hanya bisa mengangguk.

Luna terpaku di tempatnya, menatap Rafka yang sedang terbaring lemah dengan satu tangannya yang menutupi mata. Mungkin cowok itu tidak menyadari bahwa ada ia sekarang.

Luna memberanikan diri untuk mendekati cowok itu, menarik kursi dan menaruh satu ranjang buah buahan di nakas. Ia mengernyit heran, tadi ibunya Rafka bilang tissue habis, lalu apa yang ada di nakas? Apa hanya alasan untuk memberi Luna waktu berbicara dengan Rafka?

Rafka membuka matanya setelah merasakan ada seseorang disamping nya yang tengah menatap nya lekat.

"Hai." Sapa Luna

Rafka tersenyum kecil di bibirnya yang pucat.

Luna menghela nafas, ingin marah tapi Rafka sedang seperti ini.

"Kamu sama siapa kesini?" Tanya Rafka lemas.

"Dianter ojol tadi."

Tatap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang