"Sadar diri. Dia tidak mencintai mu."
Luna tidak tahu kapan pastinya ini terjadi. Dibilang saat pertama bertatap pun tidak mungkin. Entah, yang pasti ia terus terusan berharap karenanya.
Sangat kampungan memang.
Perasaan sejenis ini tidak masuk akal.
Mengingat ia pun baru bertemu Rafka kala itu. Sudahlah.
Bukankah harusnya saat ini ia senang, karena cowok itu sudah mengenal namanya bahkan mengobrol ria dengannya? Jujur, Luna sangat sangat senang. Siapa coba, yang tidak senang jika bisa dekat dengan gebetan?
Tapi ada hal yang masih mengganjal dihatinya. Tentang Rafka yang masih mencintai orang lain. Alasan Rafka menatapnya pun Luna sudah tahu. Karena cowok itu suka pada matanya. Rasanya Luna ingin terbang, tapi ia lupa bahwa ia tidak memiliki sayap.
Luna sedang berada di rumah memilih rebahan sambil memainkan ponselnya dari pada mengerjakan pekerjaan rumahnya.
"Kak Luna, bang Ares ada di depan!" Teriak Reyhan adiknya.
"Ngapain?" Gumam Luna
Luna memakai sandal jepit nya. Rambut panjangnya yang tergerai terlihat acak acakan karena rebahan. Piyama biru tua sudah melekat di tubuhnya. Ia membuka pintu kamarnya untuk menghampiri Ares yang katanya ada di rumah ini.
Setelah turun tangga, ia dapat menemukan Ares di sofa. Cukup mengejutkan karena sepupunya itu bersama dengan Reno. Entah mengapa, ia merasa malu bertemu dengan Reno tapi ia mencoba menjadi Luna, dirinya sendiri.
"Ngapain bang?" Tanya Luna pada kedua cowok itu.
"Mau ngajak maen," ujar Ares.
"Luna udah pake baju tidur, males ah." Ucap Luna dengan nada malas.
"Tinggal ganti apa susahnya sih," ucap Ares.
"Nggak susah, tapi Luna udah males." Ujar Luna.
"Terus kamu gak mau?" Tanya Reno lembut
"Bukannya gak mau," jawab Luna
"Ya terus?" Tanya Ares mulai emosi dengan sepupu tercintanya ini.
Luna menggeleng. "Tuh kan, gue bilang juga apa! Si Luna gak bakal mau." Ucap Ares dan mengajak Reno pergi lagi ke basecamp mereka.
"Bang Ares, bukannya Luna gak mau. Luna tuh cuman males aja." Ujar Luna menekankan bahwa ia hanya malas, bukan tidak mau.
"Sama aja lo nolak ogeb!" Ucap Ares.
Terdengar hela nafas dari bibir Reno. "Yaudah, lain kali aja kita ajak kamu." Ujarnya.
"Maaf ya, bang." Ucap Luna meminta maaf.
Reno mengangguk dan membawa pergi Ares dari rumah Luna.
Setelah itu, Luna kembali masuk ke kamar. Memainkan ponselnya kembali.
Luna membuka aplikasi Instagram. Mencari nama Rafka disana. Meski tahu jawabannya adalah tidak ditemukan, namun, Luna cukup gigih untuk kembali mencarinya, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatap ✓
Novela JuvenilNama nya Rafka sambara. Cowok dengan segala pesona nya yang berhasil meruntuhkan teori Luna, bahwa jatuh cinta pada pandangan pertama memang benar adanya. "Aku jatuh pada pesona mu. Pada senyum juga tatap mu yang mengurung ku pada ruang rindu jika...