19. BUKU

62 7 0
                                    

*Jangan jadi reader silence! Sedih aku tuh😭*

*Jangan jadi reader silence! Sedih aku tuh😭*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Kadang yang berlebihan berakhir tidak menyenangkan."

****

"Tangan saya kegores pisau sedikit."

"Apa?! Kok bisa?!" Bahkan Luna sampai terbangun dari rebahannya.

"Panjang ceritanya," lalu terkekeh disana

"Kak, kok bisa? Lagi ngapain emang? Kakak dimana sekarang?" Tanya Luna

"Niatnya emang beneran mau cek up, tapi pas mau berangkat ya gitu. Kecelakaan kecil. Saya masih dirumah sakit, masih nggak dibolehin pulang."

Bukan saatnya untuk terpukau mendengar kalimat panjang dari mulut Rafka, Lun.

"Dirumah sakit mana? Luna mau liat ya sekarang." Ujar Luna dan kemudian berlari kearah lemari untuk mengganti pakaiannya sambil terus ponsel berada di telinganya dipegang dengan tangan kanan.

"Kamu lagi ngapain? Sekarang udah malem Luna, kamu mau buat saya khawatir?"

"Nanti dianter sama ayah Luna deh!"

"Saya udah baik baik aja kok Lun,"

Luna berdecak sebal. "Yaudah, besok Luna kesananya. Lukanya besar?" Tanya Luna

Kini Luna sudah kembali duduk di sisi ranjang tempat tidur nya. "Nggak, tapi tadi terlalu banyak darah yang keluar."

Luna menggigit ujung jari kelingking nya. "Terus?"

"Butuh 2 kantong darah."

"Banyak banget itu mah!" Ujar Luna.

Separah itu kah?

"Udah berenti dari tadi kok Lun,"

Dari yang Luna baca di artikel artikel tentang hemofilia, jika terkena cedera maka membutuhkan banyak waktu untuk membekukan kembali dan mengakibatkan banyak darah yang keluar. Dapat mengakibatkan komplikasi bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat karena banyaknya darah yang keluar.

Sudah pukul 9 malam. Telepon pun sudah dimatikan sejak beberapa menit yang lalu karena Rafka juga perlu istirahat. Luna menuruni tangga dengan membawa ponselnya. Berjalan menuju dapur. 

Tatap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang