2. 10RIBU

147 18 0
                                    


Luna, Jeya dan Silvia bukan hanya pencinta Korea mereka juga mencintai produk lokal, cogan misalnya. Seperti sekarang, mereka sedang berburu cogan alias cowo ganteng. Luna dan Jeya sudah ada di lantai atas, depan kelas Silvi. Dengan berada di lantai atas, akses untuk melihat para cogan akan lebih mudah.

Fyi, mereka hanya ingin melihat untuk setidaknya mencuci mata dan refreshing melihat yang bening bening.

"Silvi lama banget dah," keluh Jeya, karena kelas Silvi belum juga bubar padahal bel sudah berbunyi.

"Aduh gue langsung seger! Je Lo harus liat kakel itu, cogan banget njir!" Ujar Luna dengan heboh.

"Apaan si Lun, lu mah heboh bangat dah!"

"Lo yang apaan! Noh liat kakel yang itu je cakep banget je!" Ujar Luna

"Kaga mau liat ah, nanti dedek dosa!" Ujar Jeya

"Ya udah serah lo!" Ucap Luna dan kembali memandangi kakel alias Kaka kelas yang akan dijadikan target olehnya.

"Heh sil!" Ujar Jeya begitu melihat Silvia yang keluar dari kelasnya

"Liat tuh temen lo heboh banget liat cogan." Ujar Jeya.

"Emang bener bener ya si Luna." Ucapnya

Silvi mengikuti Luna yang sedang memandang kearah bawah begitupun dengan Jeya.

"Tuh yang itu namanya ka Irwan, dia dikenal player disini. Kalo kalian berani panggil dan dia nengok gue kasih 10ribu!"

Luna dan Jeya yang merasa tertantang pun akhirnya memanggil kakel bernama irwan yang sedang mendribble bola.

Jeya memberi aba aba

"Satu,"

"Dua,"

"Tiga!"

"KA IRWAN!!!" Teriak mereka berbarengan

Orang yang di panggil namanya pun menengadah ke atas. Laki laki itu melihat dua orang adik kelas yang sedang dadah dadah kearahnya dan tersenyum. Irwan pun membalas hal yang sama.

Luna dan Jeya mengulurkan tangannya kearah Silvi. Meminta apa yang tadi gadis kecil itu janjikan.

"Gue ngutang deh!"

"Gak ada ngutang." Ujar mereka berdua.

Silvi menengok bergantian kearah keduanya.

"Bodohnya gue ngasih taruhan kek gini," sesal Silvi

Dengan malas ia mengeluarkan uang dari saku rok nya. Agak menyesal dengan taruhan yang jelas jelas akan dilakukan dengan sahabat bodoh tak tau malunya ini. Memberikan uang seperti yang tadi ia sebutkan jumlahnya kepada Luna dan Jeya. Mereka pun tersenyum.

"Lumayan beli kuota buat ngefangirl!" Ucap Luna.

"Yey! Tengkyu cantikku Silvi!" Ujar Jeya dan menoel dagu silvi

"Ish!" Kesal Silvia

"Balik yuk!" Ajak Silvia masih dengan cemberut

"Lah lo gak balik sama ayang beb lo itu?" Tanya Luna.

Silvi menggeleng, "lah napa lo?" Tanya Jeya sambil berjalan menuruni tangga.

"Lagi marahan?" Tanya Luna.

"Nggak, lagi males aja bareng sama Sakha." Ujar Silvia

Luna dan Jeya hanya ber'oh' ria.

Sakha anggara, pacar Silvia. Diantara mereka ber3 hanya Silvia yang mempunyai pujaan hati. Silvia dan Sakha adalah dua orang yang sangat cocok menurut Luna dan Jeya. Ah, pasangan itu juga sangat senang meledek Luna dan Jeya jomlo. Kisah cinta mereka sangat unik tak seperti kebanyakan pasangan lain yang romantis dan penuh kebaperan mereka malah berbanding terbalik.

*****

Luna sedang berada di balkon kamarnya membawa kursi dan mengambil gitar untuk ia mainkan. Gadis itu mulai memetik senar dan menciptakan alunan musik yang sangat sendu.

Pikirannya mulai berkelana memikirkan hal hal yang seharusnya tak perlu ia pikirkan, itulah Luna. Ia memejamkan mata. Seketika perbincangan beberapa hari yang lalu dengan Jeya berputar di otaknya.

"Gue gak pernah percaya sama cinta pandangan pertama." Ujar Luna.

"Iya yah, gue juga."

"Apa ada ya orang yang ngerasain itu?"

"Ada, tuh tonton drakor. Kan banyak yang kek gitu." Ucap Jeya.

"Ish! Itu mah drama je drama! Mereka punya skenario!" Gemas Luna.

Jeya terkekeh,

"Pandangan pertama tuh tulus gak sih ya? Apa cuman suka karena fisik?"

"Kayanya sih gitu, gak mungkin juga kan langsung nyantol." Ujar Jeya.

"Iya makanya gue rada mikir," ucap Luna.

"Emang kenapa? Lo mau ngerasain?" Tanya Jeya

"Gak ada yang tau takdir je. Dan gue gak bisa berkehendak seperti yang gue mau."

Dering ponsel dengan nyanyian idol favorit nya berbunyi dengan nyaring, membuatnya tersadar akan lamunannya. Ia memberhentikan petikannya dan mengambil ponselnya yang tergeletak di samping nya. Panggilan dari Silvia.

*****


Tatap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang