28. IT'S YOU

40 4 0
                                    

"Debar dari mu memang paling menyenangkan."

🔥

Setelah berbicara empat mata dengan Rafka mereka kembali lagi ke hadapan dua gadis yang tengah berbincang itu. "Udah?" Tanya Luna

Rafka mengangguk, "ayo." Ajak nya

"Kemana?"

"Ikut aja." Bisik nya

Luna mengangguk.

Rafka dan Luna berjalan beriringan. Sejajar. "Kita mau kemana?"

"Taman?"

"Oke,"

Setelahnya mereka canggung. Padahal biasanya akan mengobrol dan menertawakan hal yang lucu. Tapi kenapa jadi canggung seperti sekarang. Luna mencuri pandang ke arah cowok disamping nya.

"Kenapa?" Tanya Rafka

Luna tersentak kaget karena pergerakan Rafka yang berhenti dan langsung berdiri di hadapanya. Ia gugup dengan jarak yang sedekat ini.

Luna menggeleng kuat dan dengan cepat ia mendorong tubuh Rafka pelan agar sedikit menjauhkan jarak mereka.

Luna membuang pandangannya ke samping. "Kaka yang kenapa." Ucap nya masih dengan nada gugup.

Rafka kembali memposisikan diri nya di samping Luna. Ia menggeleng, "tadi ngomongin apa sama bang Ares?" Tanya Luna penasaran.

Rafka menceritakan semua yang ia tahu. Tentang tadi yang ia dan Ares bicarakan, Rafka beritahu. Luna harus tahu bahwa ia harus berhati hati.

"Siapa? Trope?!" Jengkel Luna

Rafka mengangguk, "kamu ... Takut?"

"Sedikit. Kerena Luna yakin bang Ares, temen temennya dan kak Rafka selalu ada buat Luna, iya kan?"

Rafka mengangguk. Ia memberanikan diri untuk menyentuh tangan Luna. Membuat Luna menahan nafas saking terkejutnya. Rafka menggenggam tangan nya, membawa jari jari Luna tersemat hangat di celah tangannya.

Luna menoleh ke arah Rafka yang tengah memandang lurus ke depan. Membuat Luna terkekeh, wajah Rafka tidak kalah gugup nya dengan Luna. Ia memandang genggaman nya. Terasa .. nyaman.

"Kaka gugup banget sih?"

Rafka tertawa renyah. "Nggak,"

"Ish nggak ngaku!"

"Kamu mau mesen apa lun?" Tanya Rafka begitu sampai di salah satu cafe dekat rumah Luna. Mereka tidak jadi ke taman karena jarak nya lumayan jauh.

"Hot chocolate."

"Itu aja?" Tanya Rafka

Luna mengangguk, ia merogoh kantong celananya. Luna lupa tidak membawa ponsel.

Rafka kembali mengajak nya mengobrol. Tidak lama pesanan mereka sudah tersaji.

"Besok Minggu, Kaka ada acara nggak?" Tanya Luna

Tatap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang