*Tolong jangan jadi reader silence. Nggak baik tauk!*
***
"Memiliki jarak dengan mu, aku harus merasakan rindu."
*****
Luna melihat kakak kelas perempuan nya disana, Bintang. Sebetulnya, Luna sedikit tidak tenang dengan perkataan Rafka kemarin. Tentang Rafka dan bintang yang sudah berpisah sejak lama. Ntah lah.
"Dari tadi kok gue nggak liat kak Rafka ya lun?" Tanya Silvia.
Luna mengangguk, "iya, sama. Tadi dibarisannya juga nggak ada."
"Nggak masuk kali dia." Ujar Jeya.
"Udah gue WhatsApp tapi belum dibales." Ucap Luna.
"Cie udah WA WA'an ya sekarang mah!" Goda Silvia
Luna hanya memutar bola mata malas. Sudah menebak akan seperti ini. "Kan udah jalan kemaren!" Tambah Jeya.
"Wah, mantep bangat dah!"
"Gue sih mau kalo diajak."
"Balik kelas yu je," sambung Luna.
Jeya mengangguk, "Yuk, gue biologi belom. Liat ya lun?"
"Iya,"
"Nyontek mulu Lo!"
"Serah gue! Kaya yang nggak aja!" Balas jeya
Silvia terkikik, "Yaudah, gue duluan ya!" Pamit Silvia sambil membawa ponsel beserta es jeruk yang tadi sempat ia beli.
Mereka berdua mengangguk. "Temenin gue ketoilet dulu ya." Pinta luna
"Kebiasaan dah!"
"Ngga bisa ditahan-"
"Kalo ditahan nanti jadi penyakit. Iya iya ayo!" Ujar Jeya. Sudah sangat hafal Luna akan bicara seperti itu.
Luna hanya terkekeh, memukul lengan Jeya pelan. "Gak iklas Lo?!"
"Iklas kalo dikasih nyontek ntar." Ujarnya lalu menunjukkan senyum.
"Halah, ada mau nya!"
"Sama lo ini."
Setelah selesai, mereka kembali ke kelas. Bel berbunyi 15 menit lagi. Luna tengah memainkan ponselnya sedangkan Jeya sedang menyalin jawaban.
Luna membuka aplikasi WhatsApp nya. Berharap Rafka sudah membalas pesannya jangankan dibalas dibaca saja belum. Entah Rafka masuk sekolah atau tidak hari ini. Ia beralih ke Instagram. Lalu tak lama notifikasi muncul. Ia cepat cepat membukanya.
Kak Rafka^^
Saya baik baik aja. Nggak bisa masuk hari ini, ada jadwal cek up lun.Akhirnya dibalas. Tunggu, cek up?
Luna mengernyit, "Je!" Panggil Luna
"Hah?"
"Kak Rafka beneran ngga masuk. Katanya cek up."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatap ✓
Teen FictionNama nya Rafka sambara. Cowok dengan segala pesona nya yang berhasil meruntuhkan teori Luna, bahwa jatuh cinta pada pandangan pertama memang benar adanya. "Aku jatuh pada pesona mu. Pada senyum juga tatap mu yang mengurung ku pada ruang rindu jika...