26. GENGGAM

32 3 0
                                    

"Sekali pun indah, itu hanya sesaat."

🔥

Ares sedang berada di kelas nya. Ia merasa suntuk karena pelajaran sejarah yang membosankan. Diam diam ia memainkan ponselnya yang berada di laci meja. Ia mengetikkan sesuatu.

Ares: urusan Gilang gmn Ren?

Ares baru saja mengirim pesan ke Reno. Gilang, musuh Ares yang sangat berani. Meski sudah kalah, cowok itu tidak pernah gentar, entah apa tujuan nya. Mungkin untuk menghancurkan nya? Agar Ares terlihat menyerah?

Ia kembali menegakkan kepalanya. Takut di curigai.

Reno: blm. Lo kan tau tuh bocah nggak ada takutnya. Skrg kita liatin aja dulu, sampe mana dia bertindak. Tapi gue yakin, kali ini dia bener bener tentang ancemannya.

Ares: gue udah peringatin orang yang deket sama gue.

"Res, Gilang ajak ketemu ntar malem." Ujar kelvin berbisik. Kelvin teman sebangku nya.

"Kata siapa?"

Kelvin langsung memberikan ponsel nya. Lalu Ares melihat room chat yang berisikan bahwa Gilang mengajaknya bertemu di dekat tongkrongan Ares.

"Oke," lalu memberikan kembali ponsel Kelvin.

"Lo kabarin di grup." Titah Ares membuat Kelvin mengangguk.

Ares: Lo tunggu di halte ya

Ares mengirim pesan pada Jeya agar gadis itu menunggu nya. Jeya bilang hari ini mereka bisa pulang bersama karena sedang tidak di jemput oleh ayah nya.

Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya bunyi bel pulang yang sudah ia tunggu tunggu berdering. Ares langsung menyampirkan tas nya di pundak kanan dan berlalu menuju parkiran.

"Udah nunggu lama?" Tanya Ares begitu sudah sampai di hadapan Jeya

Jeya menggeleng, "mau langsung pulang?" Tanya Ares

Cewek itu mengangguk, "tapi gue laper." Ucap Ares

Jeya menaiki motor Ares. 

"Ya udah yuk makan!"

"Pulang agak sorean ya?" Pinta Ares

Jeya mengangguk, "iya ayo. Gue ikut aja deh,"

"Kerumah gue mau? Ketemu ibu gue."

Jeya membelak lalu reflek memukul pelan punggung cowok yang sedang mengendarai motor itu. "Jangan sekarang!"

Ares tertawa, "kenapa emang?" Tanya nya disela tawa

"Masa kucel gini sih Res!"

Ares tergelak. "Jangan ketawa!"

"Muka lo panik banget sih," ucap cowok itu. 

Jeya hanya memutar bola matanya malas. "Mau beli apa nih?" Tanya Ares setelah tawanya mereda.

Tatap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang