"Haaaaa......haaa......haaa......
bulan madu."Matteo terbahak- bahak tanpa henti, menertawakan suara Sadewa yang menurutnya cuman asal-asalan bicara.
Bagi Teo, bulan madu bersama Wulan merupakan suatu kemustahilan, takkan pernah terjadi dan tak mungkin Matteo mau melakukan acara itu dengan perempuan yang tak pernah ia cinta, meluangkan waktu buat acara- acara begituan dengan sang istri.Wulan cukup di rumah, mengurus dan melayani keperluan ia, toh, tugas istri memang begitu.
"Jangan mimpi aku mau bulan madu dengan si ndeso itu," geram Teo, sampai kapanpun ia tetap membenci Wulan.
Sedikitpun di hati Teo tak ada tempat untuk sang istri.Karena kehadiran wanita itu ditengah hidupnya, merusak semua mimpi indah bersama kekasih, cita-cita rumah tangga bahagia, hubungan percintaan ia dengan Gabrielle Reyes, model indo- Spanyol yang seksi dan mengoda harus kandas setelah hampir 3 tahun terjalin, cuman lantaran gadis desa culun yang masih ingusan itu muncul dan menjadi istrinya.
Wulan masih delapan belas tahun, sangat hijau dan tak ada pengalaman apapun, bahkan sangat lugu yang menurut pandangan Matteo terlalu culun.
Cara merias dan berdandan untuk penampilan saja belum bisa, palingan ia menggunakan bedak tabur untuk memoles wajah dan lipsgloss untuk mewarnai bibir mungilnya.
Sehari- hari hanya memakai longdress sederhana, sandal jepit dan rambut tergerai ataupun kadang - kadang di konde. Sungguh penampilan yang sangat membosankan.
Berbeda jauh dengan Gabriele yang tinggi semampai, berpakaian stylish, tubuh terawat, rambut blonde, kaki mulus jenjang, bibir seksi menggoda, dan jari- jari lentik yang indah dengan cat warna warni silih berganti tiap harinya.
"Liburmu masih panjang, apa nggak bosen cuman berada di rumah? Masih ada dua Minggu untuk bersenang-senang dengan istrimu, Mas." Sadewa menyalakan sebatang rokok, lalu menghisapnya.
Matteo meraih bungkusan kotak merah itu dari tangan Sadewa, ia mengambil sebatang , menyalakan dan memasukkan ke mulut lalu menghisap.
"Dua Minggu itu aku akan membuatnya hamil, tujuanku cuma satu dia cepat hamil dan memberiku anak, agar aku bisa sepenuhnya memiliki harta papa."
"Cuman di rumah saja." Sadewa meringis geli. " Apa nggak bosen?"
"Acara ranjang bersama si kampung itu sama sekali tidak membosankan, bahkan membuatku kecanduan...Mau terus, dan terus."
"Lebih asyik kalo di Villa atau bungalow..."
"Di rumah juga asyik." Celetuk Teo menghisap rokok.
"Ini minum dan makananya." Wulan muncul sambil memegang nampan.
"Sini ikut duduk, Mbak!" ajak Dewa menepuk lantai di samping ia duduk.
"Ehmsss..." Wulan ragu sambil melirik Teo.
"Kenapa takut? Mas Teo juga manusia, ia takkan memakanmu...Ia memakan nasi bukan daging orang." Sosor mulut Dewa tanpa henti.
Matteo menelengkan kepala memberi kode ke sang istri untuk duduk di antara keduanya.
Wulan menekuk kaki dan duduk ditengah- tengah adik kakak' itu.
Ketiga orang itu duduk santai di balkon apartemen.
Mereka mengobrol kesana kemari, tapi Wulan hanya sedikit bicara, karena tidak menyambung dengan pembicaraan kakak beradik yang membahas masalah perempuan dan perusahaan.
Ia baru bicara bila Teo maupun Sadewa bertanya, itupun jawaban seadanya."Cowok si Rere juga mantan cowok dari istriku," celetuk Teo merenggangkan tangan di pagar besi balkon.
Wulan mengernyitkan dahi, matanya melototi Teo.
Ia mengeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku Mencintaimu.
RomanceKetika aku mencintaimu. Permis. Aku tidak bisa menolak perjodohan dengan wanita yang tak pernah ku kenal dan belum pernah bertemu, sekalipun di mimpi. Andai saja kedua orangtua ku tidak memaksa, serta mereka mau menerima kekasih ku, Gabrielle. Tentu...