Chapter 12 : Adakah perhatian?

4K 148 4
                                    

Sepasang lelaki dan perempuan terbangkit dari atas ranjang ukuran kingsize, mereka buru- buru memunguti pakaian yang tercecer di lantai , serta menggunakannya.
Acara mereka harus berakhir karena kedatangan Matteo dan Wulan, apalagi melihat Matteo sangat marah.

"Ampun, Bang. Jangan katakan ini kepada Sadewa," rengek si wanita yang telah rapi dengan pakaian, walau meski berantakan.

"Kita kekasih, Pak," bela si pria santai.

Ia seperti tak ada salah maupun dosa, berani memandang wajah garang Teo.

"Kamu?" Wulan kaget.

Ia mengenal pria yang bersitatap dengan Matteo. Wajah yang tak asing, ia Rudi--anak lurah di desanya. Orang terpandang dan dihormati warga desa.

"Kamu, mau apa kemari, Lan? " tanya si pria terheran melihat Wulan bersama seorang pria , berada dalam satu apartemen yang sama. " Kamu bersama pria, apa yang kamu lakukan?"

"Tinggalkan apartemen ini, kalian brengsek. Main gila di tempat ini, kalian pikir ini rumah bordil. Cepat kalian pergi dan kamu perempuan binal, mulai dari sekarang kamu putus dari adikku, Sadewa. Dasar murahan!" Matteo menunjuk pintu.

Wulan berdiri terpaku melihat lelaki yang berasal satu desa dengannya. Ia sangat tak percaya bila lelaki yang dulu dikenalnya sangat baik, sopan dan patuh terhadap orangtua , kini berbuat melanggar norma serta asusila dengan seorang wanita, yang jelas- jelas bukan muhrimnya.
Kenapa ia berubah? Apa tinggal dan bekerja di kota telah merubah perilaku pria itu?

Wulan semakin risih saja dengan mahluk bernama lelaki, semuanya sama.

"Kau juga mau kencan dengan lelaki ini, Lan. " Lelaki itu terus mencerca Wulan.

Rupanya ia belum tak tahu bila wanita dihadapanya sudah menikah dengan Matteo.

"Kau ada di kota ini dan sekarang bersama seorang pria di apartemen."

"Iya, mau apa kau?" hardik Teo merasa kesal, karena bukannya keluar, pria itu malah bicara seolah menuduh Wulan hendak berbuat zina.

"Kau jual diri ke dia, Lan."

"Tidak, Rudi!" Jelas Wulan menyebut nama si pria itu.

Wajah Wulan merah padam sambil menggeleng.

"Kau bilang apa? Kau kira ia pelacur," kata Teo mengangkat tangan.

Buk! Dalam hitungan detik, tangan kekarnya hinggap di wajah Rudi, Matteo tidak terima Wulan dikira pelacur, istrinya tidak serendah itu, walau ia sendiri sering merendahkan, tapi jika direndahkan oleh orang lain entah mengapa ia tak terima.

"Pergi dari apartemen ini, sebelum Sadewa membunuhmu." Ancam Teo, tangannya dipegangi si Wulan.

"Sudah, cukup mas. Nanti ia terluka parah."

"Dengar, ya, Wulan itu istriku. Jangan kau kira ia pelacur, emang kau bocah ndeso. Mau check in modal dikit, jangan pake tempat orang. "

Hati Wulan mendadak bergejolak, meluap-luap bahagia.
Matteo menyebut ia istri dihadapan Rudi, si pemuda yang pernah menaruh perasaan sewaktu di kampung.

Dulu Wulan sempat tertarik dan sedikit merespon walau malu- malu mengakui jika ia juga memiliki perasaan sama , tapi sekarang ...melihat kejadian yang ada, ia sama sekali tidak tertarik dengan pria itu, ia lebih suka Matteo.

Terbukti Matteo membela ia dari tuduhan buruk Rudi.
Wulan senang perhatian si Matteo, walau cuman sedikit.

"Istri..." keluh Rudi memegang pipi sambil berjalan keluar, diikuti si wanita.

Ketika Aku Mencintaimu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang