Halo ketemu sama si emak, maaf baru bisa up lagi....
Habis emak sibuk, meski ngurusi anak suami....
Merenovasi rumah.Gimana kabar kalian, tentunya senantiasa sehat, selalu diberkahi dan di lindungi Tuhan....
Kita berdoa sama- sama semoga kita dijauhkan dari segala penyakit maupun marabahaya, serta doakan pula tim medis yang harus berjuang bahkan merelakan nyawa untuk membantu saudara- saudaranya yang terkena covid -19, agar mereka tetap semangat dan terus bekerja keras dan selalu dalam lindungan Tuhan.Amin....
Lima bulan berlalu.
Pasangan suami istri itu tetap tinggal di rumah orang tua, Matteo jelas akan di sana, karena istrinya dilarang pergi.
Sejujurnya Matteo enggan satu rumah dengan papa, ia merasa terganggu karena urusan pribadi dan rumah tangganya banyak dicampuri orangtua itu.
Harus bagaimana lagi ia dilarang membawa Wulan pergi dari rumah. Mau tidak mau ia membuntuti sang istri, dimanapun berada.Demi tetap bersama sang istri, ia harus berpindah kerja ke Yogya, sementara perusahaan di Jakarta lebih banyak ditangani Sadewa, ia hanya sesekali menengok atau datang bila ada rapat- rapat penting.
Perkembangan hubungan Matteo dengan sang istri juga mulai membaik, meski Wulan jauh lebih galak dan cerewet dibanding sewaktu di Jakarta,
Matteo harus menerima nasib jika sang istri sekarang lebih berani dan tidak sepenakut dulu terhadap dirinya.Terkadang Wulan juga tidak segan-segan memarahi Matteo, jika lelaki itu melakukan kesalahan ataupun tidak menuruti kemauannya.
Matteo pun hanya menuruti semua perintah sang istri yang sekarang lebih dominan dibanding dulu.
Seperti sekarang, Matteo harus membantu sang istri melipati baju dan merapikan isi lemari yang diacak-acak Matteo.
"Ngambil baju itu meski rapi, jangan diacak-acak begini." Wulan mengeluarkan isi lemari, berjalan bolak-balik sambil mengakati pakaian lalu memberikan ke suami.
"Ya, maaf. Terkadang kan buru-buru." kata Teo, tangan lelaki itu sibuk melipati baju. "Makanya kalau pagi aku bangunin."
"Bangunin, mas. Wulan teriak-teriak dan menggoyang-goyang badan mas, mas cuman mendengkur dan bilang sebentar, sebentar....masih pagi, masih pagi...." kata Wulan. "Sini yang sudah dilipati, biar aku taruh ke lemari lagi."
"Habis masih ngantuk, kan malam harus lembur." Matteo tersenyum nakal sambil memperhatikan dada sang istri yang tanpa wanita itu sadari 2 kancing teratasnya terbuka.
"Mesum...." celetuk Wulan mengangkati baju dan menaruh kembali ke lemari.
"Kau juga suka." desis Teo mengerlingkan mata.
"Hemmppphhh...." Wulan memutar kepala dan melototi Matteo.
"Aku juga suka, apalagi sekarang kau sudah mampu mengimbangi dan sangat menikmati." Matteo makin mesum, ia beranjak bangun dan merengkuh badan kurus sang istri. "Semoga kita cepat punya baby lagi."
"Amin...." jantung Wulan seakan copot menerima perlakuan Matteo yang tiap hari makin romantis.
"Maafkan aku, kemarin kemarin sempat jahat padamu." Matteo menempelkan bibir ditekuk leher sang istri. "Aku cinta kamu."
Ribuan kali kata manis itu keluar dari bibir Matteo, Wulan melayang dibuatnya.
"Itu benerin." kata Teo menunjuk belahan dada sang istri dengan jari telunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku Mencintaimu.
RomanceKetika aku mencintaimu. Permis. Aku tidak bisa menolak perjodohan dengan wanita yang tak pernah ku kenal dan belum pernah bertemu, sekalipun di mimpi. Andai saja kedua orangtua ku tidak memaksa, serta mereka mau menerima kekasih ku, Gabrielle. Tentu...