chapter 7: Kejam tetap kejam.

4.7K 166 1
                                    

Kakak beradik itu menuju night club', mereka menikmati malam panjang dengan minum, mabuk dan bersenang-senang di sana

Matteo melupakan sang istri, ia tak peduli wanita itu. Bagaimana keadaan ia di rumah? Mau makan mau belum, mau apapun yang Wulan lakukan terserah.

Ia sedang bahagia bersama sang kekasih--si Gabrielle--foto model majalah dewasa yang sangat seksi dan terkenal, sehingga membuat semua mata yang melihat tertuju ke ia menjadi silau akan kecantikannya dan tergoda hendak memiliki.

"Mas, aku mau kencan bareng Windi. Nanti pulang aja sendiri, lagi aku kurang enak hati dengan istrimu, karena mengajakmu kemari," kata Sadewa mengandeng gadis seksi ke melangkah menerobos kerumunan orang.
Mata Matteo hanya berkedip dan menganggukkan kepala, memberi isyarat jika ia mengijinkan adiknya bersenang-senang dengan kekasihnya.

"Bersenang-senanglah, aku juga mau balik. Kurang mood, nggak ada yang bikin on..." Oceh Matteo mulai mengelantur tak jelas.

Muka Gabe langsung ditekuk, ia cemberut. Jujur ia tak suka bila Matteo pulang cepat, demi sang istri itu.

"Tetap di sini sayangku, nikmatilah kebersamaan ini. Besok aku harus ke Singapura, pekerjaan ku disana lumayan padat dan bakal dalam jangka lama. Apa kamu tak mau menikmati malam terakhir ini bersamaku? " Gabe meliuk- liuk di sisi Matteo, ia berusaha merayu sang kekasih.

"Gabe, ingat aku masih dalam pengawasan papaku. Gimana kalau mata-matanya mengetahui keberadaanku bersamamu, hancur hidupku, Gabe." Matteo menepis tangan Gabe yang bergerak nakal, semakin berani menelusuri daerah sensitif di celana.

"Buru cepat pulang!" Matteo berdiri, ia menarik tangan si gadis. " Kita tak bisa berlama-lama disini. "

"Brengsek, aku masih mau disini. Kalau mau pulang , pulang saja. Sana temui istrimu, keparat itu! "

"Kamu mabuk, tanpa aku disisimu akan berbahaya. Lihat mata - mata keparat itu, mereka bisa mencelakai mu. Cepat pulang!!!"

Matteo sungguh risih melihat pengunjung bar yang kebanyakan kaum adam, menatapi tubuh Gabe dengan tatapan mesum.

"Ok, ok antar aku ke apartemen." kata Gabe berjalan lunglai karena pengaruh alkohol , terpaksa Matteo mengandeng dan menuntun ke dalam mobil.

Gabe diantar pulang Matteo, tiba di apartemen Matteo langsung meninggalkannya.

Pria ini setelah menikah sungguh menjadi tidak betah berlama-lama di luar rumah.
Ia ingin cepat pulang, menemui sang istri yang begitu dibenci tapi sangat ia butuhkan.
Matteo membenci sang istri, tapi Matteo tak mau jauh dari wanita itu.
Si cantik Gabe saja tak mampu membuat ia betah diluar, entahlah ia tak suka, tapi ia juga ingin selalu didekat sang istri.

****

Jam sebelas malam Matteo kembali.
Rumah sepi, seisi ruangan gelap gulita, hanya satu kamar yang masih menyala.
Kamar di sudut ruangan, tepatnya kamar Matteo.
Tentu saja terang, karena Wulan berada di dalamnya, gadis itu takut gelap. Ia takkan mematikan lampu.

Matteo berjalan sempoyongan, tangan kanannya memegang botol bir, sementara tangan kirinya melambai- lambai ke sana kemari sambil sesekali mengaruk- garuk rambut.

Ia dengan mudah masuk ke dalam rumah, rupanya Wulan memegang sengaja tidak mengunci atau karena lupa membiarkan pintu tidak terkunci.

Ketika Aku Mencintaimu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang