chapter 28 : Pertemuan dendam.

3.4K 91 4
                                    

Tok! tok! ketukan pintu terdengar keras, tidak kunjung dibuka. Tok! tok! Teo terus mengulangi hingga berulang kali, tapi nihil, tak kunjung dibuka juga.
Glubrangg! pyaaakkk! suara benda jatuh, pecahan kaca, suara rintihan dan bentakan bersumber dari kamar Ratih.
Entah apa yang terjadi?
Matteo terpaksa mendobrak pintu hingga terbuka, karena ketukan dan suaranya tak diindahkan. Apalagi di dalam seperti terjadi hal buruk.
Buuukkkk! pintu terbuka setelah Teo mendorongkan badan kekarnya ke pintu.

"Kamar Ratih di ujung, cepat tolong dia. Kurasa Rudi mengganggunya." Wulan berlarian ke arah kamar Ratih dengan kecemasan di dada , disusul sang suami yang tak kalah cemas.

"Lepaskan!" teriak seorang gadis dalam tindihan seorang pria di atasnya. Gadis itu nampak tak berdaya dalam penguasaan si lelaki.

Dia hanya menangis.

"Lepaskan Ratih!" bentak Wulan masuk.

"Dasar iblis!" bentak Teo langsung menendang badan Rudi hingga menjauh dari Ratih dan jatuh ke lantai, tanpa ba bi bu. Matteo memukul dan menghajar mantan pegawainya itu.

"Ratih...." Wulan menutupkan selimut ke badan Ratih.

"Lan, dia telah menghancurkan hidupku. Dia merusak masa depanku, ia merenggut kesucian ku. Hiksss!" Ratih menangis tersedu-sedu.

Wulan memejamkan mata sambil memeluk sang sahabat. Dia sangat sedih, ikut prihatin dengan keadaan sang sahabat. Terlebih di depan mata ia sendiri, Ratih sedang dianiaya, dipaksa melayani nafsu bejat Rudi.

"Aku tahu, Tih. Hidupmu telah hancur, aku tahu kau sangat menderita. Rudi memperkosamu dan ia menghamilimu." Airmata Wulan pun ikut jatuh menetes dengan musibah yang menimpa Ratih.

"Rudi mengancam membunuhku, Lan. Aku takut. Dia berkali- kali memaksa dan bila aku menolak ia akan melukai ku."

"Dia hamil, kau harus bertanggung jawab, bodoh." celetuk Teo mengakhiri perlawanan, ia membuat Rudi babak belur tak berdaya. "Tanggungjawab! Dia hamil anak kamu."

Rudi hanya diam sambil meringis kesakitan.

"Mau tanggungjawab atau aku bikin kamu impoten seumur hidup," kata Teo hendak menendang selakangan Rudi. "Kau menginginkan tanggungjawab pria ini bukan?" Matteo melemparkan celana Rudi sambil memandang ke arah Ratih. "Cepat gunakan pakaianmu, jangan kotori mata istriku."

Rudi buru-buru mengenakan pakaian.

"Kau mau penjara atau menikah."

"Si pincang yang mau aku hamilin, ngapain tanggungjawab," kata Rudi seenak bacot sendiri. "Kita sama- sama mau, ngapain meski harus dinikahi. Toh, sudah ku bayar, impaskan."

Bukkkk! Teo kembali membogem muka Rudi.

"Mana mau wanita dihamili tanpa status pernikahan, bodoh. Pulang ke rumah dan bilang ke kedua orangtuamu dan minta restu mereka."

"Dia mengancam membunuhku, dia mengancam semua video di hpnya akan disebar dan ditunjukkan ke orang-orang." kata Ratih menunjuk Rudi.

"Mana hpmu, sini," serang Teo.

"Itu!" tunjuk Rudi ke atas ranjang. Matteo meraih barang bukti itu. "Sandinya berapa?" Teo bertambah marah.

"330867," sahut Rudi tak berkutik. Teo membuka hp itu, betapa terkejut ia melihat folder video berisi adegan mesumnya dengan Ratih.
Semua cukup bukti, Ratih dipaksa berhubungan seksual dengan Rudi.

"Aku malu, Lan. Video itu, gambar-gambar itu." Ratih tersedu-sedu.

"Biarkan dia bertanggungjawab, anakmu butuh status," kata Wulan menenangkan.

Ketika Aku Mencintaimu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang