Donghae POV
Hari ini tepat tanggal 22 oktober. Seperti biasa setiap tahunnya aku membawa jeno menemui eommanya.
“appa.” Panggil jeno, aku menoleh. “apa?” tanyaku.
“noona tadi cantik ya. Aku suka dengan noona tadi, hehehe… Lain kali saat beltemu dengannya lagi aku ingin belmain dengannya.” Ujar jeno. noona? Apa yang jeno maksud itu jessica?
“Appa… appa…”
“apa?”
“tidak.” jeno menggelengkan kepalanya. aku mengelus kepalanya lembut.
“apa? Katakan saja.” Ucapku.
jeno menggigit bibir bawahnya. “appa , apa eomma akan bahagia kalau melihat aku bahagia?” tanya jeno. Aku mengangguk. “Tentu saja eomma akan bahagia kalau melihat malaikat kecilnya bahagia.” Jawabku. Jeno tersenyum. “Hehehe… baguslah kalau begitu, kalena sekalang malaikat kecilnya sedang bahagia.” Ujarnya.
“jeno appa boleh bertanya sesuatu?” jeno mengangguk. “Kenapa kau pergi ke kantor appa sendirian? Kenapa tidak dengan pengasuhmu hmm?” jeno menundukkan kepalanya.
“Aku tidak suka dengannya pa. Dia benal-benal jahat. Dia bilang kalau bukan karena appa yang tampan dan kaya dia tidak mau menjagaku. Jadi saat dia sedang menyiapkan makan siang aku pelgi ke kantol appa sendili.” Aku menoleh pada jeno. “benarkah? Kau tidak berbohong pada appa?”
jeno terdiam lalu mengangguk. “Tentu saja tidak belbohong. Kalau aku belbohong eomma pasti akan sedih.” Jawabnya. Huft, lagi-lagi jeno berbohong. Aku tahu semua yang dikatakan jeno adalah bohong karena dia selalu mengatakan hal yang sama padaku jika dia tidak suka dengan pengasuhnya itu, dan ini sudah ke yang lima kalinya. jeno aku harus mencarikan pengasuh seperti apa untukmu?
20 menit kemudian
Setelah kami sampai ditempat tujuan, jeno langsung turun dari mobil dan berlari menuju sebuah makam yang di tandai oleh adanya nisan sambil berteriak “Eomma, aku data~ng.” Aku berjalan di belakangnya sambil membawa seikat bunga yang disukainya. Mawar putih.
“Aku datang.” Ucapku seraya berjongkok dan meletakkan bunga itu di dekat nisannya itu.
“Eomma~ Hali ini aku belulang tahun yang ke-4.” Ucap Jeno. “Eomma, aku semakin Tampankan? Hehehe… Ah, eomma hali ini aku beltemu noona yang cantik, dia juga baik eomma. Eomma tahu? noona itu janji kalau aku dan dia beltemu lagi, kami akan belmain belsama. Hmm.. tidak apa-apa kan eomma, kalau aku belmain belsama noona cantik itu? Hehehe…”
Kulihat ada seikat mawar putih lainnya. Sepertinya dia sudah mengunjungimu. Yoona, aku merindukanmu, sangat sangat merindukanmu. Dulu, andai saja aku tidak mengijinkanmu untuk mempertahankan kandunganmu, aku yakin kau masih disini bersamaku. Aku terkadang masih menyesali itu yoona. Andai aku bisa memutar waktu dan kembali ke masa itu, aku tidak akan mengijinkanmu meskipun kau harus membenciku. Tapi saat melihat wajah malaikat kecil kita, rasa sesal itu menghilang. Terima kasih sudah memberiku malaikat kecil yang sangat tampan, aku berjanji padamu aku akan selalu menjaganya. Aku mencintaimu Yoona.
TES TES TES hujan turun cukup lebat. Aku dan jeno berlari menuju mobil.
“Ih, kenapa hujan sih? Aku kan masih ingin mengoblol dengan eomma.” jeno terus menggerutu selama perjalanan menuju rumah. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Jujur aku juga ingin menggerutu seperti dia karena aku juga masih merindukannya.
@ Lee Donghae House
Begitu turun dari mobil dia langsung berlari ke dalam rumah. Ah, berlari sudah menjadi hobi dia sepertinya, sama sepertimu Yoona. Kau juga dulu selalu berlari seperti itu.
“donghae oppa !” seseorang berdiri diambang pintu sambil melambaikan tangannya padaku.
“oh, kau sudah datang yuri.” yuri mengangguk.
“oppa kau sudah membelikan hadiah untuk jeno bukan?” tanyanya. Aku mengangguk. Tentu saja aku sudah membelikannya. Mana mungkin aku mengulangi kesalahan itu, kesalahan dimana aku lupa membelikan hadiah untuk jeno dan akibatnya dia marah padaku selama 3 hari.
“Kau datang ke makam yoona kapan?” tanyaku.
“Aku datang ke makam yoona tadi pagi sebelum berangkat ke kantor.” Jawabnya. Ya yuri adalah kakak yoona sekaligus pegawaiku di kantor. Tapi tidak ada seorangpun yang mengetahuinya karena dia memintaku untuk merahasiakannya. Entahlah aku tidak tahu kenapa dia ingin merahasiakan itu.
“oppa, kau benar-benar terkenal dikantor, meskipun kau galak.” Ujarnya.
“apa? Galak? Aku? Aku tidak galak aku hanya tegas.” Timpalku. Yuri menggelengkan kepalanya. “Tidak. Kau galak. Ah benar, oppa kenapa oppa tidak memecat jessica? dia kan sudah empat kali terlambat.”
“Dia mengancamku, jadi aku tidak bisa memecatnya.” Jawabku malas.
“Mengancam? Ckck, dia berani sekali. Haha… Memangnya dia mengancam apa? Aku jadi penasaran.” Ujar yuri.
“Dia melihatku main angry birds jadi…”
“apa? Angry birds? Hahahahaha…” yuri tertawa terbahak-bahak. “Jadi jessica menggunakan alasan itu untuk mengancammu?” Aku mengangguk. “Hahahahaha…” tawa yuri semakin meledak-ledak. Aish, dia ini berlebihan sekali.
“Berhenti menertawaiku. Aish, dia mengancamku akan menyebarkannya pada pegawai lain jadi aku tidak bisa memecatnya.”
“Ehem.. Maaf oppa, habisnya lucu sih haha… Tidak berani memecat jessica karena takut dia menyebarkan pada yang lain kalau oppa bermain angry birds. Haha… Lagian salah oppa juga sih, kenapa main angry birds di kantor.”
“Kau ini ya. Sudah menertawakanku sekarang menyalahkanku. Dengar ya, aku main karena aku sedang bosan, dan melihat games itu di handphoneku aku tiba-tiba teringat jeno yang suka memainkannya jadi aku mencoba bermain.” Ujarku.
“Dan menyenangkan?” sambung yuri. Aku menganggukkan kepalaku karena ku akui games itu benar-benar membuatku senang.
“Appa~” teriak jeno.
“Apa?”
“Mana?” jeno menengadahkan(?) tangannya.
“Tiup dulu lilinnya, baru appa berikan hadiah.” Ucapku. Jeno berlari menuju kue ulang tahun, disana sudah ada nenek dan kakek.
“Dia benar-benar seperti yoona. Senang berlari.” Ujar yuri, aku mengangguk.
Kami semua menyanyikan lagu ulang tahun untuk jeno, setelah lagu itu selesai jeno menutup matanya sepertinya dia sedang meminta harapan lalu setelah itu dia meniup lilin yang berbentuk angka empat. Kami bertepuk tangan.
“Selamat ulang tahun jeno sayang ~” Nenek mencium kedua pipi jeno lalu memberikan hadiah padanya. “Terima kasih halmonie, harabeoji .” Ucap jeno.
“~ ini dariku.” Ujar yuri seraya memberikan hadiah padanya. “terima kasih yuri gomo ”
“”Sama-sama sayang ucap yuri sambil mengelus rambut jeno. Jeno mengangguk.
“appa mana hadiah untukku?” aku menunjuk ke dua pipiku. “Cium appa dulu.” Ucapku, chup chup, jeno mencium ke dua pipiku. “Mana hadiahnya?” aku memberikan hadiahku padanya. “Happy Birthday my prince.” Ucapku seraya memeluknya. “terima kasih appa. Aku mencintaimu Appa~”
“Hmm.. Appa juga sayang ucap donghae sambil memeluk jeno.”
***
Jessica POV
20.00 KST
Ini sudah kesepuluh kalinya aku menghubungi yuri tapi dia masih belum mengangkatnya juga. Aish.. kemana anak itu? Bukankah tadi sudah janji menemaniku belanja. Apa aku ke apartemennya saja ya? Ah, lebih baik begitu. Aku mengambil jaketku lalu pergi ke apartemen yuri. Hanya butuh 10 menit untuk sampai ke apartemennya karena kami kebetulan satu gedung tapi hanya berbeda lantai saja. Aku lantai 14 sedangkan yuri lantai 5.
Ku tekan belnya tapi tidak ada respon darinya. Apa dia sedang pergi? Atau dia ketiduran? Ku rogoh handphoneku lalu ku coba menghubunginya lagi tapi dia masih tidak mengangkatnya juga. “Aish… Ya sudah aku pergi belanja sendiri saja.” Gumamku.
Author POV
Sambil merapatkan jaketnya bella pergi menuju minimarket terdekat untuk pergi berbelanja. Tapi saat di depan gedung dia melihat yuri turun dari mobil.
“oh, itu yuri.” Gumam jessica. “yur-“ saat jessica akan memanggilnya tiba-tiba seseorang yang tidak asing turun dari mobil itu juga. “donghae sajangnim.” gumamnya. “Kenapa yuri bersama donghae sajangnim? apa mungkin mereka mempunyai hubungan khusus?” pikirnya. Jessica memperhatikan dari jauh yuri dan donghae yang sedang mengobrol tapi tiba-tiba mata jessica terbelalak dan tangannya berusaha menutup mulutnya yang terbuka. Dia terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Yuri turun dari mobil lalu disusul donghae. Donghae menghampiri yuri.
“Terima Kasih, setiap jeno berulang tahun kau selalu ada.” Ujar donghae tulus. yuri tersenyum. “ kau tak perlu berterima kasih oppa aku kan tantenya bukankah sudah kewajibanku untuk selalu ada buat keponakanku . Ehm… oppa.”
“ya?” sahut donghae. “oppa sudah 4 tahun yoona pergi. Apa oppa tidak bisa…”
“Sudahlah yuri jangan membicarakan soal itu lagi.” Sela donghae. “Tapi oppa aku… aku benar-benar menyayangimu dan jeno.” Ujar yuri. Donghae tersenyum. “Terima Kasih karena sudah menyayangiku dan jeno
tapi aku masih belum bisa melupakan yoona. ” Ucap donghae. yuri menundukkan kepalanya, kedua tangannya semakin erat memegang tasnya. “Apa oppa tahu? Jeno selalu bilang padaku kalau dia iri saat melihat teman-temannya selalu bermain ditemani oleh eomma mereka.” donghae terdiam. “oppa, jeno membutuhkan sosok seorang eomma. Meskipun jeno tidak pernah mengatakan padamu kalau dia itu membutuhkan eomma tapi….”
“Aku tahu yuri .” Sela donghae. “Aku tahu jeno membutuhkan sosok seorang ibu. Tapi untuk saat ini aku masih belum bisa menerima orang lain dihatiku. Aku tahu aku egois karena lebih mementingkan perasaanku daripada perasaan jeno. Tapi itulah yang kurasakan saat ini. Suatu hari nanti setelah hatiku bisa menerima orang lain, aku pasti akan mencari sosok ibu untuknya.” Ujar donghae. Kini mereka berdua terdiam. “oppa.” Panggil yuri. “Hmm..” sahut donghae seraya menatap yuri. CHU yuri mengecup pipi donghae kilas. “Saat hari itu tiba, aku ingin oppa memilihku.” Ucap yuri kemudian pergi meninggalkan donghae. Donghae mengalihkan pandangannya ke sisi lain, tiba-tiba matanya menangkap sosok jessica yang berdiri sambil menutup mulut dengan kedua tangannya. “Aish.. dia lagi. Apa dia melihatnya?” tanya donghae pada dirinya sendiri. “tentu saja dia melihatnya, apa kau tidak lihat ekspresi wajahnya.” donghae menjawab pertanyaannya sendiri. Donghae mengacak rambutnya seraya berkata “Ah, Bagaimana?” detik berikutnya dia melangkahkan kakinya menghampiri jessica. melihat itu jessica jalan mundur lalu WUSH dia berlari dari sana. “YA!” teriak donghae. bella berhenti sebentar, menoleh ke belakang lalu membungkukkan badannya dan setelah itu dia kembali berlari. Berlari menuju apartemennya.
Part 2
Jessica mengatur nafasnya saat dia sudah berada di dalam lift. Pikirannya masih tertuju pada pemandangan yang dilihatnya tadi. “yuri mencium donghae sajangnim. Oh my god !” batinnya. TING lift berhenti saat sampai di lantai 14. Jessica keluar dari lift lalu berjalan menuju apartemennya. Nafasnya tercekat saat melihat yuri berdiri di depan pintu apartemennya. “yuri.” Batinnya. Dilihatnya yuri sedang menekan bel. jessica menelan ludahnya lalu bersikap setenang mungkin, ya bersikap seolah-olah dia tidak melihat apapun. “yuri.” Panggil jessica. Yuri menoleh. “Kau kemana saja? Aku dari tadi berdiri disini.” Tanya yuri. “Aku dari ehm… dari apartemenmu. Tapi kau tidak ada, ternyata kau disini.” Jawab jessica . Yuri menghampiri jessica yang masih berdiri diposisinya. “ayo kita belanja. Bukankah tadi saat dikantor kau memintaku untuk menemanimu belanja.” Ujar yuri. Jessica tersenyum. Ternyata dia tidak lupa soal itu. Pikirnya. jessica mengangguk lalu menggandeng tangan yuri. “ayo”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVELY BOSS
Fanfictiontentang seorang karyawan yang jatuh cinta dengan bossnya yang duda keren punya anak 1