CHAPTER 44 : PROSES

145 12 1
                                    

@Perusahaan Cho -Ruangan kyuhyun-

Seohyun POV
Hari ini aku kembali ikut menemani kyuhyun oppa di kantor. Bosan? Tentu saja tidak. Aku mana mungkin bosan menemani laki-laki yang kusukai,  A~h besok aku harus kembali pulang. Aku tidak mau. aku masih ingin berada disini lebih lama.
“Ya, pagi-pagi sudah melamun.” Tegur kyuhyun oppa dari meja kerjanya. “Aniyo, aku tidak melamun oppa.” Sanggahku seraya beranjak dari dudukku lalu menghampiri oppa. Kyuhyun oppa menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya.
“Oppa, besok kan aku pulang. Bisakah hari ini ah maksudku malam ini kita pergi ke Sungai Han?” pintaku.
“Kau besok pulang?” tanyanya. Sepertinya oppa tidak tahu kalau besok aku harus pulang. Aku mengangguk. “Ne, besok aku pulang oppa. Aku kan harus sekolah jadi aku tidak bisa terus ada disini.” Jawabku. Kulihat mata oppa membulat saat aku mengatakan kalau aku harus sekolah. Apa oppa tidak tahu kalau aku ini kelas 3 SMA?
“Ka…kau masih sekolah?” tanyanya lagi, aku kembali mengangguk. “Wae? memangnya tidak terlihat ya? Apa aku terlihat tua jadi oppa tidak mengira kalau aku ini masih sekolah?”

Kyuhyun POV
“Wae? memangnya tidak terlihat ya? Apa aku terlihat tua jadi oppa tidak mengira kalau aku ini masih sekolah?”
Mwo? masih sekolah? Oh Tuhan, selama ini aku mengira dia ini berumur 23 tahun. Tapi ternyata dia masih sekolah. Pantas saja, wajahnya tidak seperti perempuan berumur 23 tahun. Aish… eomma menjodohkanku dengan gadis kecil.
“Oppa~ bagaimana nanti malam mau kan menemaniku pergi ke sungai Han?” tanyanya. Ke sungai Han?
“Oppa temani aku ne? ne? ne?” seohyun menggelayuti lenganku manja.
“Araso, akan aku temani. Tapi lepaskan, jangan seperti ini. Berat tahu.” Gerutuku. Seohyun tersenyum dan melepaskan gelayutannya(?) dari lenganku. Tapi mataku membulat sempurna saat seohyun tiba-tiba saja mencium pipiku.
Entah setan apa yang merasuki ku, tiba-tiba saja saat seohyun melepas bibirnya dari pipiku aku menarik tubuhnya sampai terjatuh dipangkuanku.
“O..oppa..”
Aku menatap wajahnya dan aku menciumnya tepat di bibir merahnya. Hangat dan manis. Aku menyukainya.

***
Author POV
Yesung berkali-kali mengetik pesan di handphonenya lalu menghapusnya kembali, mengetik lagi, menghapus lagi, mengetik lagi dan menghapus lagi, terus saja dia melakukan hal itu. Sampai-sampai semua pegawai melihatnya dengan tatapan bingung. Oh ayolah, yesung melakukan hal itu benar-benar bukan pada waktu dan tempat yang tepat. Kenapa? Karena saat ini dia sedang berada ditengah-tengah rapat, dan bukankah saat rapat dia harus berkonsentrasi? Ck, ada-ada saja yesung ini. Tapi dia melakukan itu karena yesung daritadi ingin mengirim pesan untuk yuri tapi dia bingung harus mengirim pesan seperti apa.

Disisi lain yuri sedang berada di ruangan donghae. Dia sedang memberikan laporan yang diminta oleh donghae. Yuri menatap wajah donghae saat donghae dengan seriusnya membaca laporan yang diberikan oleh Krystal. Tanpa yuri sadari bibirnya terangkat ke atas membuat sebuah senyuman.
“yuri.” Panggil donghae seraya mengalihkan pandangannya dari laporan itu dan menatap yuri.
“Ne.” sahut yuri masih tersenyum.
“Kau lebih cocok tersenyum daripada menangis.” Ujar donghae. “Aku lebih suka melihatmu tersenyum daripada menangis.” Lanjutnya. Senyuman di wajah yuri semakin mengembang. “Ne oppa. Aku akan selalu tersenyum.” Timpal yuri, donghae tersenyum.
“Oppa, kau tahu? Aku sudah berpacaran dengan yesung oppa.” Ucap yuri.
“Jinca?” tanya donghae, yuri mengangguk. “Kemarin yesung oppa memintaku untuk berpacaran dengannya. Awalnya aku menolaknya karena jika aku berpacaran dengannya aku hanya akan menjadikannya sebagai pelampiasanku saja. Tapi yesung oppa tidak menyerah dan terus memaksaku untuk menjadi kekasihnya, meskipun dia tahu kalau dia hanya akan jadi pelampiasanku saja.” donghae mengangguk-anggukkan kepalanya. ‘yesung hyung benar-benar sangat mencintai yuri.’ Batin donghae.

“Akhirnya aku menyerah dan menerimanya untuk menjadi kekasihku. Tapi oppa…” yuri mengambil jeda sebentar lalu melanjutkannya “Aku menerimanya dengan syarat kalau yesung oppa harus membuatku melupakanmu dan menggantikan posisimu dihatiku selama satu minggu. Dan jika yesung oppa tidak bisa melakukannya maka dia tidak boleh menemuiku lagi.”
“Mwo?” donghae terkejut, matanya yang sipit membulat mendengar ucapan yuri. ‘Aigo, yesung hyung akan gila kalau dia tidak bisa bertemu yuri.’ Batinnya.

“yuri dengarkan aku. Yesung hyung benar-benar sangat mencintaimu.” Ucap donghae. “Saat aku memutuskan untuk membatalkan pertunangan kita kau tahu? Yesung hyung mendatangiku dan dia memukulku.” Lanjut donghae.
“yesung oppa memukulmu oppa?” donghae mengangguk. “Ne dia memukulku. Dia memukulku karena aku sudah membuatmu terluka dengan membatalkan pertunangan kita.” donghae menghela nafasnya. “yuri kalau kau menyuruhnya untuk melompat dari Seoul tower, aku yakin dia akan melakukannya karena dia mencintaimu. Jadi, lebih baik kau cabut kembali syarat untuk tidak menemuimu jika dia gagal membuatmu melupakanku sebelum semua telambat.”

Jessica POV
Aku sudah menghubungi eomma dan memberitahunya soal aku, donghae oppa serta jeno yang akan menemuinya dan appa. Awalnya aku mengira eomma akan menolaknya tapi ternyata tidak. Eomma setuju untuk bertemu, bahkan eomma menyuruh kami datang ke rumah saat aku mengusulkan untuk bertemu di restoran. Oh Tuhan apa mungkin eomma sudah menyetujui hubunganku dengan oppa? Iya, aku harap memang begitu.
“Eomma~” Eoh? Bukankah itu suara jeno? Aku menoleh pada sumber suara. Benar itu jeno. Jeno berlari ke arahku dan menghambur ke dalam pelukanku.
“Eomma, hali ini kita akan beltemu halmoni dan halabeoji balu?” aku terkekeh saat mendengarnya menyebutkan halmoni dan harabeoji baru. Aku mengangguk. Ugh, lagi-lagi aku merasakan tatapan yang tidak nyaman dari sekitarku. Aish… Sudahlah Jessica biarkan saja mereka, biarkan.
“jeno ya, kau bersama siapa ke sini?” tanyaku saat aku sadar kalau ternyata jeno sendiri. Omo, jangan-jangan jeno datang ke sini sendirian?
“jeno kesini belsama sun.” Jawab jeno. Sun? Oh aku tahu. Pasti maid itu.
“Lalu mana sun nya?” tanyaku saat tidak melihat sun. Jeno mengedarkan pandangannya “Tadi sun ada dibelakangku. Tapi mungkin dia sudah pulang.” Jawab jeno. Iya sepertinya dia sudah pulang setelah…
“Eoh? Sun-ah.” panggilku saat melihat sun dengan nafas terengah-engah menghampiriku dan jeno. Sun membungkukkan badannya padaku, aku membalasnya dengan membungkukkan badanku juga.
“Aigo~ kau kenapa sun? Kau terlihat lelah.” Ucapku. Sun melirik pada jeno, kulihat jeno terkekeh sambil menutup mulutnya.
“Tadi tuan jeno bilang padaku kalau aku tidak boleh naik lift dan harus naik tangga.” Aku menerutkan dahiku saat mendengar jawaban sun.
Aku berjongkok mensejajarkan tinggiku dengan jeno “jeno-ya kenapa kau menyuruh sun naik tangga? Kasihan kan sun jadi lelah.”
“Habisnya tadi pagi saat salapan sun memaksaku memakan blokoli eomma. Jeno kan tidak suka blokoli.” SRET SRET aku mengelus puncak kepala jeno. “jeno-ya sun melakukan itu kan agar jeno sehat. Brokoli itu bagus untuk tubuh kita.” Ucapku. Jeno menggelengkan kepalanya “Tapi lasanya tidak enak eomma.” Timpalnya.
“Ehm… nyonya.” Aku menoleh pada sun yang memanggilku ‘Nyonya’. “Kau memanggilku apa sun?” tanyaku.
“Nyonya.” Jawabnya. Mwoya? Nyonya? Ish, aku geli mendengarnya. “sun-ah panggil aku Sica jangan nyonya ne?” sun menggeleng “Anda kan akan menikah dengan tuan donghae jadi aku harus memanggil anda nyonya.” Mendegar itu aku hanya terkekeh.
“Nyonya, saya harus kembali lagi ke rumah.” Pamitnya. “Oh geure. Hati-hati sun.” Ucapku.
“Eomma appa mana?” tanya jeno seraya memegang jari-jariku. “Appa ada diruangannya, kajja kita masuk.” jeno mengangguk. Saat aku akan membuka pintu ruangan donghae oppa tiba-tiba pintu terbuka keran ada yang membukanya dari dalam.
“yuri imo.” Seru jeno saat melihat yuri dari balik pintu.
“Aigo uri jeno ada disini. Hehe… sedang apa disini?” tanya yuri.
“Sedang ehm… Ah imo, hali ini aku mau ketemu halmoni sama halabeoji balu loh.” Cerita jeno. Yuri menoleh padaku. “Hari ini kau akan mengajak Sajangnim dan jeno bertemu orang tuamu?” tanya Krystal. Aku mengangguk meng-iyakan.
“Kalau begitu, semangat ya. Aku sudah mendengar dari sajangnim soal hubungan kalian. Aku yakin orangtuamu akan menyetujui kalian secepatnya.” Ujar yuri.
“Gomaweo yuri.” Aku memeluknya, yuri membalas pelukanku.

***

LOVELY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang