Jessica POV
Sedari tadi kuperhatikan yuri hanya mengaduk-aduk makanannya dan apa-apaan itu? Kenapa dari tadi dia selalu mengecek handphonenya?
"Kau menunggu telepon seseorang?" tanyaku.
"Ne? Ah aniyo Jess. Hanya saja handphoneku sudah 2 hari ini selalu sepi." Ujarnya lirih. Sepi? Aku hanya ber-oh. "Memang biasanya handphone mu selalu rame ya?" yuri terkekeh. "Ne selalu rame. Biasanya setengah jam sekali seseorang selalu mengirimiku pesan, tapi... Ah sudah lupakan."
Aku mengerutkan dahiku, kenapa tiba-tiba yuri memintaku untuk melupakannya? Tapi ya sudahlah mungkin yuri belum siap bercerita padaku. "Baiklah kita lupakan. Hehe..." ucapku, padahal sebenarnya aku masih penasaran. Seseorang itu siapa ya?
***
Yuri POV
Ck, kemana yesung oppa? Kenapa sudah 2 hari ini dia tidak menghubungiku? Dia juga tidak menemuiku. Aish.. katanya ingin membuatku melupakan donghae oppa tapi apa? 3 hari berturut-turut selalu menghubungiku, bahkan setengah jam sekali mengirimiku pesan tapi setelah itu menghilang tanpa kabar. Aish...
***
D-1
Jessica POV
Saat ini aku bersama dengan donghae oppa berada di supermarket. Kami disini sedang berbelanja makanan untuk perjalanan besok kami. Yap, seperti yang sudah kalian tahu besok aku, donghae oppa dan jeno akan pergi ke perkebunan apel appa. Sebenarnya sih yang disuruh pergi hanya donghae oppa saja tapi aku kan juga mau ikut, sudah lama aku tidak ke sana, hehe... Oh ya jeno juga ikut.
Aku memasukkan semua makanan ke dalam troli yang di dorong oleh oppa. Snack, coklat, permen, biskuit, dan masih banyak lagi. Pokoknya aku memasukkan apa yang ku lihat ke dalam troli. Dan tanpa kusadari ternyata troli yang di dorong oppa sudah penuh.
"Kau ini seperti anak TK yang mau pergi karyawisata saja Jess." Ucap donghae oppa. Aku hanya terkekeh. "Oppa, kajja kita..." ucapanku terhenti saat aku melihat seorang yeoja yang sedang hamil merintih kesakitan sambil memegangi perutnya.Author POV
"Omo!" kaget Jessica seraya menghampiri yeoja itu.
"Anda baik-baik saja?" tanya Jessica khawatir.
"Akh... Sepertinya aku akan melahirkan." Ucap yeoja itu di sela-sela rintihannya. Jessica menoleh pada donghae yang berdiri di belakangnya. "Chagi, bantu aku membawanya ke rumah sakit. Ppalli!" seru Jessica.
"Ne?"
"Chagi-ya ppalli!" seru Jessica lagi. "Ne ne..." sahut donghae lalu memapah yeoja itu ke dalam mobilnya dibantu dengan Jessica.
Jessica membuka pintu mobil belakang lalu membantu yeoja itu masuk ke dalam.
"Chagi ppalli!" lagi-lagi Jessica berseru menyuruh donghae untuk cepat masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.
Selama perjalanan menuju rumah sakit yeoja itu tak henti-hentinya merintih kesakitan. Jessica bingung, ini adalah pertama kalinya dia menghadapi situasi seperti ini.
"Chagi bagaimana ini?" lirih Jessica, selain bingung dia juga takut, dan tanpa disadari airmatanya menetes. "Hiks... ottohke?"
"Chagi-ya jangan menangis." Ucap donghae yang sedang menyetir.
"Hiks... appo... hiks... yeobo appo..." rintih yeoja itu.
Jessica terkejut saat melihat air yang mengalir di sela-sela kaki yeoja itu. "Huwaa~ ketubannya pecah, bagaimana ini? hiks..." Jessica bertambah panik.
"Tenanglah chagi, sebentar lagi kita sampai." Ucap donghae, dan benar saja tidak sampai 5 menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Donghae langsung turun dan memanggil beberapa perawat untuk membantu yeoja itu.
***
Sudah hampir satu jam jessica dan donghar duduk di depan ruang persalinan menunggu yeoja itu melahirkan. Jessica sudah berhenti menangis namun wajahnya tetap menampakan kecemasan.
"Chagi apa yeoja itu akan baik-baik saja?" tanya Jessica.
"Ya, kurasa dia akan baik-baik saja." jawab donghae tenang.
-Hening sejenak-
"Apa melahirkan itu sangat sakit ya?" gumam Jessica pelan namun donghae masih bisa mendengarnya dengan cukup jelas.
"Wae? kau takut?" tanya donghae. Jessica menoleh pada donghae tanpa mengatakan satu patah katapun. Tapi donghae tahu kalau Jessica takut, terlihat sekali dari raut wajahnya.
"Chagi-ya, nanti saat aku melahirkan aku ingin kau menemaniku, aku tidak mau sendiri, aku takut." Ucap Jessica pelan. Donghae tersenyum lalu memeluk Jessica. "Hmm... aku janji aku akan menemanimu saat melahirkan nanti."
Jessica melepas pelukan donghae lalu terkekeh pelan "Kita lucu ya? Menikah saja belum tapi sudah membicarakan soal melahirkan."
Donghae mengelus kepala Jessica lembut "Segera, kita akan segera menikah."
Terdengar derap langkah menghampiri mereka. "Apa kalian yang membawa istriku ke sini?" tanya seorang namja tinggi yang memakai jas putih, seperti seorang dokter.
"Ne. Ah apakah anda suami nona yang ada di dalam?" tanya Jessica. "Ne, saya suaminya." Jessica ber-oh.
"Bagaimana anda bisa tahu kalau istri anda di sini? Kami kan tidak menghubungi anda?" tanya donghae. Dan memang benar donghae dan Jessica tidak menghubungi suami yeoja tadi, karena kenal yeoja tadi saja tidak, apalagi suaminya?
"Ah, kebetulan saya adalah dokter di sini, dan tadi ada seorang suster yang mengatakan pada saya kalau ada sepasang suami-istri membawa istri saya kesini." Jawab namja itu. "Perkenalkan saya Choi siwon, saya dokter anak di rumah sakit ini." dokter itu atau siwon memperkenalkan dirinya.
"Saya Lee donghae dan dia ini (donghae menatap jessica) istri saya jessica jung." BLUSH wajah Jessica merona saat donghae memperkenalkan dia sebagai istrinya.
"jessica imnida." Ucap Jessica seraya membungkukkan badannya sedikit.
"Dokter Choi." Panggil dokter lain yang baru saja keluar dari ruang persalinan.
"Dokter Kim, bagaimana dengan istri dan anak saya?" tanya siwon seraya mendekati dokter Kim.
"Selamat dokter Choi, putra anda benar-benar sehat dan tampan." Ucap dokter Kim seraya menjabat tangan siwon. "Dan istri anda juga baik-baik saja." lanjutnya.
Siwon tersenyum lalu menoleh pada donghae dan Jessica. "Terima kasih kalian sudah membantu istriku." Ucap siwon. Donghae dan Jessica menganggukkan kepalanya "Ne, sama-sama." Ucap mereka berbarengan.
***
Sementara itu yuri yang masih belum mendapatkan kabar dari yesung kini sedang berdiri di depan appartemen yesung. Tangannya menggenggam erat tas tangannya, dia bingung kenapa tiba-tiba saja dirinya berada di appartemen yesung. Yuri menghela nafasnya. 'Kenapa aku ada disini?' tanyanya dalam hati.
Tangannya terulur mencoba menekan bel tapi tangannya terhenti saat tiba-tiba saja pintu itu terbuka karena ada yang membukanya dari dalam. Terkejut, itulah yang yuri rasakan saat ini. Ah tidak, bukan hanya yuri yang terkejut rupanya yesung pun ikut terkejut karena melihat sosok yuri.
"Oppa?" entah karena apa setelah mengatakan itu yuri berlari dari sana. Yesung mengerejapkan matanya berkali-kali setelah itu dia baru tersadar lalu mengejar yuri yang sudah berlari sekitar 1 menit yang lalu.
"yuri!" teriak yesung saat melihat sosok yuri berlari di depannya. Yuri terus berlari tanpa memperdulikan teriakan yesung.
"yuri berhenti!" teriak yesung lagi, tapi seakan tuli yuri terus berlari sampai akhirnya yuri yang mulai kelelahan larinya memelan dan yesung yang tadi tertinggal cukup jauh akhirnya bisa memperkecil jarak mereka.
"yuri awaaaas.."
TIIIIN TIIIIN TIIIIIIIIIIIIIIIIN
Dengan cepat yesung menambah kecepatan larinya dan HAP yuri terjatuh ke dalam pelukannya.
"Ya! Dasar bodoh!" umpat supir taksi yang hampir saja menabrak tubuh yuri.
"yuri, kau baik-baik saja?" tanya yesung yang masih memeluk tubuh yuri. "........" tidak ada jawaban dari yuri.
"yuri? Yuri?"
"Hiks... hiks..." terdengar isakan dari yuri. Yesung bernafas lega karena yuri baik-baik saja, ya walaupun menangis.
"Uljima." yesung mengelus punggung yuri.
"Kajja kita ke appartemenku." yesung memapah yuri ke appartemennya.
***
Yuri menundukkan kepalanya sambil meremas-remas ujung bajunya. Rambutnya yang panjang terjuntai menutupi wajahnya.
TRAK yesung menyimpan segelas coklat hangat di atas meja. Dia berjongkok di depan yuri lalu perlahan tangannya mengangkat wajah itu sampai wajah mereka berhadapan. yesung melihat jejak-jejak airmata yang mengering di pipi yuri.
BUK yuri memukul dada yesung pelan, BUK yuri memukul lagi, BUK BUK BUK... yuri terus memukul dada yesung tanpa mengeluarkan kata-kata. Yesung hanya terdiam menerima pukulan yang diberikan yuri.
BUK "Kenapa? Kenapa tiga hari ini tidak menghubungiku? Kenapa?" BUK
Yesung tersenyum, dia tidak menyangka yuri akan bertanya kenapa selama 3 hari berturut-turut dia tidak menghubungi yuri.
HAP yesung menangkap tangan yuri yang memukul dadanya.
"Mianhae." Ucap yesung. "Hiks... jahat... jahat... disaat aku mulai melupakan donghae oppa tiba-tiba saja kau menghilang. Tidak menghubungiku, tidak menemuiku, hiks..."
GREP yesung memeluk yuri "Mianhae yuri. Tiga hari kemarin aku benar-benar sibuk jadi tidak bisa menemuimu. Aku juga tidak bisa menghubungimu karena handphoneku hilang, dan aku tidak tahu nomormu, jadi aku tidak bisa menghubungimu. Mianhae.." lirih yesung.
"Hiks... aku kira oppa sudah tidak mencintaiku lagi hikss..." ucap yuri pelan. sebuah senyuman terukir di wajah yesung. "Aku masih mencintaimu dan akan tetap mencintaimu yuri." yesung melepaskan pelukannya lalu ditatapnya wajah yuri.
"Jadi aku berhasil?" tanya yesung. Yuri mengangguk. "Jinca? Jinca? Huwaaah~ gomaweo yuri..." yesung kembali memeluk yuri. Yuri tersenyum 'Ya lebih baik begini.'
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVELY BOSS
Fanfictiontentang seorang karyawan yang jatuh cinta dengan bossnya yang duda keren punya anak 1