10.30 KST
Ehem… Bosan juga ya duduk terus. Biasanya aku keliling sana, keliling sini. Ehm… apa tidak apa-apa kalau aku pergi sebentar dari meja yang membosankan ini? aku melirik pintu ruangan direktur utama . “Donghae Sajangnim , aku minta izin sebentar ya.” Gumamku lalu pergi menuju meja yuri.
Aih, dia terlihat serius sekali. Aku berjalan mengendap-endap lalu setelah di depan mejanya aku memanggilnya dengan nada berbisik. “halo, ny. Donghae.” yuri yang sedang fokus dengan pekerjaannya langsung mendelik padaku. “Ya, apa maksudmu memanggilku dengan…”
“ny. Donghae maksudmu?” potongku. “Sssstttt…” desis yuri. Aku terkekeh. “Wae? Kau kan sebentar lagi menjadi ny…..” aku menghentikan ucapanku karena yuri menatapku tajam. “Araso, araso aku tidak akan memanggilmu lagi dengan panggilan itu.” Ujarku. Huft, kenapa saat aku memanggil yuri dengan panggilan ny. Donghae terasa ada yang sakit disini (Memegang dadanya).
“Panggilan apa?” tanya seseorang dari arah belakangku. Aku menoleh. “Heechul sunbae.” Ucapku.
“Kau memanggil yuri apa?” tanyanya. “Ehm… ny. rajin.” Jawabku bohong. Yuri melemparku dengan gulungan kertas yang sudah diremasnya menjadi bola. Aku menoleh padanya. “Wae?” tanyaku, bukannya menjawab dia malah menatapku seolah-olah mengatakan dengan tatapannya ‘awas kau ya, lihat saja nanti’. Aku hanya terkekeh. “Jessica, ku dengar kau menjadi sekertaris pribadinya Lee sajang.” Aku mengangguk mengiyakan ucapan Heechul sunbae. “Ne, benar itu sunbae. Waeyo?”
“Ehm… Ani, hanya saja kau harus ingat perkataanku kemarin.” Ucapnya. “Maksud sunbae?” tanyaku. “Masa kau lupa? Soal kalau kau menikah dengan…” aku tahu maksud ucapannya, aku segera memotong ucapan sunbae. “Sunbae, itu tidak akan terjadi.” Potongku. “Wae? kenapa tidak akan terjadi?”
“Itu karena.. karena…” aku menoleh pada yuri. “Karena sajangnim sudah punya pacar.” Lanjutku. Yuri langsung memandangku, dan pandangan kami saling bertemu. “Mwo? maksudmu?” tanya Heechul sunbae. Aku mengalihkan pandanganku pada Heechul sunbae. “Sunbaenim, Lee sajang sudah punya pacar. Jadi semua itu tidak akan terjadi.” Ucapku dengan penuh penekanan. “Mwoya? Setahuku sajangnim tidak pernah dekat dengan perempuan manapun.” Ujarnya. “Itu kan setahumu, sunbae. Aku ini sekertaris pribadinya, jadi akulah yang tahu segalanya tentang Lee sajang mulai sekarang.” Ucapku menyombongkan diri. Padahal sebenarnya aku tidak tahu apa-apa tentang Lee sajang. Itupun kalau yuri tidak membertitahuku kalau Lee sajang itu pacarnya aku tidak bisa mengatakan pada Heechul sunbae bahwa Lee sajang sudah punya pacar.
“Cantik tidak pacarnya?” tanya Heechul sunbae. Aku mengangkat kedua ibu jariku “sangat cantik. Seperti yuri.” Ucapku. TUK yuri melemparku dengan pulpen. “Sakit yuri.” Omelku. “Jaga bicaramu.” Ujarnya ketus. aku berdecak. “Bukan yuri kau tapi yuri berlian tahu. Bwee~k.” Aku menjulurkan lidahku. “Kau sudah pernah bertemu memangnya?” tanya sunbae. “Ehm… sudah.” Jawabku. “Kapan?” tanyanya lagi. “Sunbae, kau banyak tanya ah.” protesku. “Habisnya aku penasaran Jess. Huft, padahal aku sahabatnya Lee sajang.”
“Mwo? Sunbae sahabatnya Lee Sajang? Lalu kenapa sunbae malah bertanya padaku?…”
“Aku hanya ingin tahu saja. yang kemarin Kau anggap serius eoh? Lagipula mana mungkin sajangnim suka padamu. Kau kan orangnya malas, tidak disiplin, dan selalu terlambat.” Aku mendengus kesal mendengarnya. “Sajangnim itu sukanya yang rajin, disiplin, tidak pernah datang terlambat, ya model-model yuri lah.” Tambahnya. Aku menoleh pada yuri, lalu kembali menoleh pada sunbae. “Wae?” tanyanya. Aku menggeleng. “Aniyo. Aku mau kembali ke meja kerjaku.” Ujarku lalu pergi ke mejaku.
Aku menelungkupkan kepalaku di atas meja sambil memainkan jariku. Lee sajang suka sama yang rajin, disiplin dan tidak pernah datang terlambat ya? Dan semua itu ada pada diri yuri. Pantas saja Lee sajang menerima yuri jadi pacarnya. Huft… kalau aku sih, tunggu! Kenapa aku jadi seperti ini? Aaa~h, oke ku akui aku memang menyukai Lee sajang tapi itu dulu saat pertama kali kerja disini, tapi sekarang tidak.
“Dingin!” seruku saat sesuatu menyentuh pipi mulusku. Aku mengubah posisiku menjadi duduk tegak. “kyuhyun-ya.” Ucapku. Kyuhyun memberiku sekaleng minuman dingin yang tadi menyentuh pipiku. “Gomawo.” Aku menerimanya. “Kau kenapa?” tanyanya. “Huft, aku lelah.” Jawabku. “Lelah? Ya, dari tadi kuperhatikan kau hanya duduk saja, lelah apanya?” ujar kyuhyun. “Kau memperhatikanku kyuhyun-ya?” tanyaku. “Hmm…” kyuhyun mengangguk. “Wah, tak ku sangka kau memperhatikanku. Kau menyukaiku ya? Hehehe…” godaku. “Hmm..” kyuhyun kembali mengangguk.
“kyuhyun-ya jangan bercanda.” Ujarku. kyuhyun menggeleng. “Aniyo. Aku tidak bercanda.” Ucapnya dengan wajah serius. BLUSH wajahku memerah, buru-buru aku menundukkan kepalaku. Omo, kyuhyun menyukaiku. Bagaimana ini?
“Hahahaha…. Lihat wajahmu konyol sekali sica-ya.” Aku mengangkat kepalaku lalu menatapnya tajam. Sudah kuduga dia hanya bercanda, dia menjahiliku. Aish…
“Kau anggap aku serius mengatakan itu padamu?” aku memberikan tatapan mematikanku padanya. “Wae? kau kecewa karena aku hanya bercanda?” tanyanya sambil menatapku. “Aniyo!” seruku. “Pergi sana, pergi pergi.” Usirku sambil mendorong badannya menjauh.
Ck, dasar kyuhyun pabo! Pabo!
“Jessica ssi Kajja kita pergi sekarang.” Ujar Donghae sajangnim yang entah sejak kapan berdiri di depan mejaku. “Ah, ne sajangnim.” aku meraih tasku lalu berlari kecil menyusul donghae sajang yang sudah berjalan duluan. Drrrt Drrrrrt Drrrrrt
From: kyuhyun pabo.
Jangan lari-lari nanti kakimu bisa terkilir lagi. Dan tadi sebenarnya aku tidak bercanda, aku mengatakan yang sesungguhnya. Aku benar-benar menyukaimu Jessica Jung.
Ck, apa-apaan ini? Ya, Cho Kyuhyun, aku tidak akan termakan candaanmu lagi. Bwee~k.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVELY BOSS
Fanfictiontentang seorang karyawan yang jatuh cinta dengan bossnya yang duda keren punya anak 1