CHAPTER 15 : EOMMA

231 23 0
                                    

YURI POV
10.00 KST
Huft, oppa masih belum kembali ya dari sana? Katanya akan pulang saat pagi, tapi kenapa sampai sekarang masih belum datang juga?
“yuri.” aku menoleh saat merasa namaku dipanggil. “Wae kyuhyun-ya?” tanyaku malas. “Kau lihat Jessica?” aku menggeleng. “Tidak lihat, wae kyuhyun-ya? Kau ingin menjahilinya lagi eoh?”
Kyuhyun berdecak. “Ck, mana mungkin aku menjahili orang yang ku cinta.” Jawabnya. Mwo? ‘orang yang ku cinta’? “kyuhyun-ya kau menyu….”
“Ne, aku menyukainya ani aku mencintainya.” Potong kyuhyun. Mwoya ige? Kyuhyun yang suka menjahili Jessica ternyata memiliki perasaan padanya. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
“Ya sudah kalau kau tidak melihatnya, aku pergi.” kyuhyun melangkahkan kakinya dari meja kerjaku.
Drrrrrrt Drrrrrrrrt Drrrrrrrrrt
Eoh? Sms dari oppa. …
From: donghae Oppa~
Yuri mian, hari ini aku tidak bisa pergi ke kantor. Jeno merengek padaku untuk menemaninya berjalan-jalan. Gwaenchana? Saat pulang nanti akan aku jemput.
Eh? Tidak datang ke kantor? Ck, padahal aku ingin bertemu dengannya. Tapi mau bagaimana lagi, jeno ingin ditemani jalan-jalan oleh oppa, dan oppa tidak mungkin menolak permintaan jeno kalau jeno sudah merengek. Huft, gwaenchana yuri, gwaenchana….
Jessica POV
Sekarang aku, sajangnim dan jeno sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat. Bukan, kami bukan pergi ke kantor tapi kami pergi ke tempat dimana hewan-hewan tinggal dengan nyaman?, ne Kebun Binatang. Kami pergi ke kebun binatang karena tadi jeno merengek ingin pergi jalan-jalan ke kebun binatang, dan kenapa aku ikut juga? Itu bukan yang ingin kalian tanyakan? Aku ikut karena aku dipaksa ikut oleh jeno, padahal aku ingin menjauh dari sajangnim. pasalnya sejak jeno mengatakan soal pernikahan, sajangnim menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan, dan sajangnim juga daritadi tidak mengajakku berbicara, aku mengatakan ini bukan karena aku ingin kami mengobrol tapi setidaknya ucapkan ‘maaf sudah membuatmu repot dan terimakasih karena sudah mau menemani jeno.’ Apa mengatakan satu kalimat itu sulit? Aish… dan jantung bodoh ini daritadi tidak mau berdetak normal. ‘Ya! Berhentilah berdetak secepat ini, kau ingin membuatku terkena serangan jantung eoh?’ jeritku dalam hati.
“YEAY SAMPAI!” jeno berteriak memecahkan keheningan. “jeno-ya jangan berteriak seperti itu, kau membuat telinga appa sakit.” Omel sajangnim, jeno mempoutkan bibirnya. “jeno teliak kan kalena jeno seneng appa. Lagian dali tadi sepi sekali, jeno bosan dan hampil ketidulan, huft.” Aku tersenyum kecil mendengarnya, benar apa yang jeno katakan daritadi sepi sekali, dan membuatku bosan setengah mati.
“Appa, noona kajja kita tulun.”
@Zoo
Author POV
Jeno berjalan diantara Jessica dan donghae. mereka saling bergandengan tangan, dan bagi siapa saja yang melihat mereka pasti menyangka mereka adalah keluarga, ne keluarga kecil yang bahagia. Lihat saja saat ini seorang wanita paruh baya menghampiri mereka yang sedang melihat hewan berleher panjang, jerapah.
“Omo, putra kalian sangat tampan dan lucu.” Ucap wanita paruh baya itu dengan nada suara khas seorang ajumma. Jessica dan donghae hanya tersenyum kaku mendengarnya, mereka terlihat salah tingkah. “Jeosonghamnida tapi kami…..” Jessica berusaha untuk menjelaskan yang sebenarnya tapi ajumma tadi memotongnya. “Pantas saja putranya tampan, ternyata menurun dari kalian haha…” Potongnya, kemudian dia pergi begitu saja. Jessica menggaruk pipinya, sedangkan donghae memegang tengkuk lehernya. “Haha… ajumma tadi menyangka kalau Jessica noona itu eomma jeno, hehe…” jeno terkekeh “Kalau begitu mulai sekalang jeno mau manggil noona eomma saja.” Ucap jeno dengan tampang polosnya. “Eomma, hehehe…” Jessica tersenyum kaku saat mendengar jeno memanggilnya ‘Eomma’.
Puk Puk jeno memukul pelan tangan donghae. “Wae?” tanya donghae seraya jongkok dihadapan jeno. “Appa, kenapa Jelapah mempunyai lehel (leher) yang panjang?” Tanya jeno. donghae terdiam mendengar pertanyaan jeno. Bukannya tidak ingin menjawab pertanyaan jeno, tapi jujur saja dia juga tidak tahu kenapa jerapah memiliki leher yang panjang, setahu dia dari dulu leher jerapah memang panjang.
“Ehm… karena kalau lehernya pendek bukan jerapah.” Jawab donghae sekenanya. Jeno ber-oh sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Jessica yang mendengar jawab donghae berusaha menahan tawanya, karena jujur saja jawaban yang diucapkan donghae benar-benar konyol, tapi untung saja jeno masih kecil dan polos jadi dia percaya saja dengan yang diucapkan appa nya itu. -Sret- Jessica ikut berjongkok. “Lalu kalau lehernya tidak panjang disebut apa sajangnim?” tanya Jessica dengan maksud menggoda donghae. donghae menatap Jessica.“Ne, appa kalau lehelnya tidak panjang disebut apa?” tanya jeno. “Ya, kalau tidak panjang namanya ehm… ehm…” Jessica terkekeh saat melihat donghae menggumam, memikirkan jawaban pertanyaannya dan pertanyaan jeno. “Jeledek.” Ujar donghae. “Mwo? Jeledek? Apa itu?” tanya Jessica sambil menahan tawanya, sedangkan jeno hanya mengerejap-ngerejapkan matanya, lucu. “Jerapah leher pendek.” Jawab donghae  dan “Puhahahahaha..hahahahahahaha…” tawa Jessica meledak saat mendengar apa itu ‘Jeledek’. “Hahahaha..hahahaha…” jeno ikut-ikutan tertawa padahal dia tidak tahu apa yang sedang ditertawakan oleh Jessica. BLUSH wajah donghae memerah, jujur dia malu dan merasa bodoh sudah mengatakan itu.
“Ah sudahlah jangan tertawa.” Omel donghae lalu berdiri. Jessica ikut berdiri, dan dia masih tertawa. “Ya, berhenti tertawa, lihat semua pengunjung melihat ke arah kita.” Omel donghae lagi. “Ehem..ehem..” jessica berdehem supaya tawanya terhenti dan berhasil.
Setelah puas melihat jerapah mereka mulai berpindah melihat binatang-binatang lainnya, dan saat melihat binatang lain jeno pasti melontarkan pertanyaan pada donghae yang jawabannya saja donghae tidak tahu. Misalnya saja saat melihat gajah jeno bertanya kenapa hidungnya panjang? Dan kenapa juga telinganya besar? Lalu donghae hanya menjawab ‘sudah dari sananya’.
14.00 KST
Jessica, duduk disalah satu bangku sambil memijit-mijit kakinya, dia pegal. Tentu saja pegal sejak datang ke kebun binatang, mereka -donghae, Jessica dan jeno- terus berjalan dari satu hewan ke hewan lainnya tanpa beristirahat dan Jessica kan memakai heels yang cukup tinggi jadi sekarang dia merasa pegal dan lecet. Tunggu kemana donghae dan jeno? Oh itu mereka. Mereka sedang melihat hewan yang bernama kudanil. Jeno tertawa saat kudanil itu melebarkan mulutnya ‘kudanya mengantuk appa’ itulah yang dikatakan jeno saat mulut kudanil itu terbuka lebar. Dia kira kudanil itu sedang menguap, kekekeke….
Jessica POV
Aku duduk di sebuah bangku yang tidak jauh dari tempat mereka -donghae, jeno sekarang. Ne, mereka sedang melihat kudanil. Ah, kakiku pegal sekali, dan lihat kakiku lecet-lecet. Huft ini pasti gara-gara heels ini.
“Eomma~ Jessica eomma~” teriak seseorang. Aku menoleh pada sumber suara dan kulihat jeno sedang melambai-lambaikan tangannya padaku. aku membalas lambaian tangannya.
Hhhh…. sejak ajumma tadi salah mengira kalau aku ini eommanya, dia terus memanggilku ‘eomma’ padahal aku dan sajangnim sudah melarangnya memanggilku eomma tapi dia malah menangis dan akhirnya sajangnim bilang padaku ‘Sudahlah, biarkan dia memanggilmu eomma. Kau tidak keberatan bukan?’ aku mengangguk saat sajangnim bertanya soal itu. Jujur saja aku memang tidak keberatan kok. Tapi entah kenapa aku jadi teringat pada yuri. Dia kan pacarnya sajangnim dan akan segera menjadi eomma nya jeno, seharusnya yang dipanggil ‘eomma’ itu yuri bukan aku.
Ketika aku sedang memperhatikan jeno dan sajangnim, tiba-tiba seorang perempuan memakai baju putih mendekatiku lalu duduk disampingku. Dia tersenyum padaku dan aku pun membalas senyumannya. “Mereka keluargamu?” tanya perempuan itu sambil menunjuk ke arah sajangnim dan Haera. Aku menggeleng. “Bukan.” Sahutku. “Tapi sepertinya kau akan segera menjadi keluarganya.” Ucapnya. “Ne?” aku mengerenyitkan dahiku. Apa maksud ucapannya itu. “Chogiyo, kenapa anda mengatakan itu?” tanyaku sesopan mungkin. Dia tersenyum “Tolong jaga mereka -jeno, donghae- dan bahagiakanlah mereka. Aku tahu kau bisa membahagiakan mereka. Aku titip mereka padamu.” Ujarnya sambil tersenyum. Mwoya ige? WUSH tiba-tiba angin bertiup lumayan kencang, aku menutup mataku dan saat angin itu berhenti aku membuka mataku kembali. Eh? Aku tidak menemukan perempuan tadi, kemana dia? Apa dia sudah pergi?
“Jangan melamun.” Aku menoleh pada sumber suara. “Sajangnim.” ucapku. Sajangnim yang sedang menggendong jeno duduk disampingku. “Jangan panggil aku dengan ‘sajangnim’. kita kan sedang tidak di kantor.” Ucapnya. “Lalu saya harus memanggil anda apa?” tanyaku. “Apapun asalkan jangan ‘sajangnim’.” jawabnya. “dan jangan memakai bahasa formal. Kita kan sedang berada diluar jam kerja.” Tambahnya.
Ah, aku harus memanggilnya apa? “Ehm… donghae-sshi.” Ucapku, sajang- ah ani maksudku donghae langsung menoleh padaku. “donghae-sshi, bolehkah aku memanggilmu dengan itu?” tanyaku. Dia mengangguk sambil tersenyum lembut. Dan ini pertama kalinya dia tersenyum lembut padaku. Omo, jantungku jantungku berdetak cepat sekali –DEG DEG DEG DEG DEG-
‘Tolong jaga mereka -jeno, donghae dan bahagiakanlah mereka. Aku tahu kau bisa membahagiakan mereka. Aku titip mereka padamu.’ Kata-kata itu kembali terngiang di kepalaku. Apa maksud perkataan perempuan tadi? dan kenapa dia mengatakan itu padaku?
“Melamun lagi?”
“Ne? Ah animida sajang- eh maksudku aniyo donghae-sshi.” Ucapku. “jeno tidur ya?” donghae mengangguk. “Ne, sepertinya dia kelelahan.” Jawabnya. “Baru kali ini aku melihatnya tertawa dan bahagia seperti tadi, dan baru kali ini juga aku mendengar dia memanggil seseorang selain yoona dengan panggilan ‘eomma’.” Lanjutnya sambil tersenyum, tapi dibalik senyumannya itu aku merasa ada kesedihan, ehm, yoona? Apa itu nama istri donghae?
“Huft, kau tahu Jessica-sshi. Saat dia memanggilmu ‘eomma’ aku benar-benar terkejut.” Aku tersenyum, dan jujur saja aku juga terkejut saat mendengar jeno memanggilku eomma.
“Ah benar. Kenapa kau sangat akrab dengan yesung hyung. Kalian kan baru pertama kali bertemu saat aku mengajakmu ke perusahaannya.”
“Oh itu. Ehm.. memangnya kami terlihat akrab ya?” tanyaku, donghae mengangguk “Ne.” sahutnya singkat, aku mengangguk-anggukkan kepalaku. “Ehm… kami akrab karena kami merasa sangat nyaman satu sama lain.” jawabku. Donghae mengerenyitkan dahinya, sepertinya dia bingung dengan ucapanku. “Ehm… bagaimana ya menjelaskannya? Aku tidak pintar dalam menjelaskan donghae-sshi. Tapi yang pasti aku nyaman saat bersama dengannya dan begitupun sebaliknya.” Aku terkekeh. “Jadi kau tidak nyaman saat bersamaku?” tanya donghae. Eh? Kenapa tiba-tiba donghae  menanyakan itu padaku?
Aku menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal. “Ehm…”
“Sudahlah, kajja kita pulang.” Potongnya. “Ne?”
“Kau tidak dengar? Kajja kita pulang.” Ulangnya. Aku mengangguk lalu mengikutinya dari belakang.
Ehm.. aku masih memikirkan pertanyaannya, apa aku nyaman saat bersamanya? Entahlah aku merasa nyaman atau tidak, tapi yang pasti saat bersamanya aku merasa tenang, dan… hei itu artinya kau nyaman saat bersamanya Jessica Jung. ckckck… tapi, saat bersamanya juga jantungku berdetak dengan cepat, hmm… itu artinya aku menyukainya kan? Iya kan? Hei, hei… kenapa kau menyukainya Jessica Jung? Kau tidak boleh menyukainya. fonghse milik yuri, sahabatmu. Kau tidak boleh menyukainya.
***

LOVELY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang