CHAPTER 22 : CINTA & PERSAHABATAN

209 23 1
                                    

Author POV
@Yesung Apartemen
Seorang yeoja menggeliat kecil saat sinar matahari menerobos masuk mengganggu acara tidurnya yang nyenyak.
“Eungh…”
“Kau sudah bangun?” tanya yesung. Yeoja itu mengangguk dengan mata yang masih terpejam, tapi detik berikutnya PIK PIK matanya mengerejap cepat lalu dia beranjak dari tidurya.
“Oppa, kenapa ada dikamarku?” tanya yuri bingung. “Ne? Kamarmu? Kau masih mabuk ya?” yesung bertanya balik. yuri menggaruk kepalanya seraya melihat ke sekelilingnya. ‘Sejak kapan kamarku berubah menjadi…. Omo, ini bukan kamarku.’ Batin yuri. “Oppa, ini dimana?” tanya yuri yang sepertinya sudah sadar kalau ini bukanlah kamarnya.
“Ini di apartemenku.” Jawab yesung. “EH? Appartemen oppa? Kenapa bisa aku ada disini?” tanya yuri seraya turun dari kasur empuk itu. “Kau semalam mabuk yuri, jadi aku membawamu ke sini.” jawab yesung sambil memandang ke arah lain.
“Mabuk?” gumam yuri ‘Ah, benar aku semalam pergi ke club.’ Batinnya. “Lalu kenapa oppa tidak mengantarku ke appartemenku? Kenapa membawaku ke appartemenmu?”
“Kau kan tidak pernah memberitahuku dimana appartemenmu yuri. Jadi, aku membawamu kesini.” yuri ber-oh sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Jadi selama ini oppa tidak tahu alamat appartemenku?” tanya yuri, yesung mengangguk.
PUK yuri menepuk dahinya keras. “Jam berapa ini?” tanya yuri. yesung melirik jam tangan yang melingkar ditangannya “ jam 08.30, wae?” tanya yesung (masih melihat kearah lain). “Mwo?” kejut yuri “Aigo~ aku terlambat. Bagaimana ini?” panik yuri sambil mengacak-acak rambutnya, dia benar-benar panik karena ini adalah kali pertama dia telat. “Tenanglah tidak usah panik begitu.” Ujar yesung santai, tapi yuri tidak mendengarkannya, dia mengambil tasnya yang ada disofa lalu berjalan menuju pintu. GREP yesung meraih tangan yuri.
“Oppa lepaskan aku sudah terlambat.” yuri mencoba melepaskan tangan yesung yang menahannya. “Kau yakin akan pergi dalam keadaan seperti itu?” tanya yesung.
“Memangnya kenapa?” yuri bertanya balik. “Kau belum cuci muka, rambutmu berantakan, tubuhmu masih bau alkohol, dan pakaianmu itu lihatlah.” yesung memegang tengkuk lehernya, yuri memperhatikan pakaiannya, ‘Kenapa memangnya dengan pakai…. Mwoya ige?’ batin yuri, matanya membulat sempurna saat melihat dirinya ternyata memakai kemeja kebesaran yang sepertinya milik yesung. “Oppa, kenapa aku memakai kemejamu? Pakaianku mana? Kenapa… kenapa? Argh…. Apa yang oppa lakukan padaku?” teriak yuri. “NE? aku tidak melakukan apapun padamu yuri. Jinca. Aku tidak berbohong.” Ujar yesung.
“lalu kenapa aku memakai kemejamu ini?”
“Itu karena pakaianmu terkena muntahanmu yesung, jadi aku mengganti pakaianmu.”
“Mwo? mengganti pakaianku?” Kejut yuri. “NE? Ani, bukan begitu maksudku…” saat yesung akan menjelaskannya tiba-tiba BRUK yuri terduduk dilantai dengan airmata yang membasahi pipinya.
“Aaahh… donghae oppa, ottohke? Namja lain melihat tubuhku, hiks…hiks…”
‘Sepertinya dia salah paham.’ Batin yesung. SRET yesung berjongkok mensejajarkan tingginya dengan yuri. “yuri dengarkan aku, aku…” PLAK tangan cantik yuri mendarat di pipi yesunh. “Hiks….hiks…hiks…. ottohke? hiks…. ottohke? hiks…” yuri menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. yesung menghela nafas. “yuri, kau salah paham. Bukan aku yang menggantikan pakaianmu.” Ujar yesung. “Tapi yang mengganti pakaianmu itu ajumma yang tinggal disebelah, aku meminta bantuannya untuk mengganti pakaianmu karena aku tidak tega melihatmu memakai pakaian yang berlumuran muntahan itu. Jadi kau tenang saja, aku sama sekali tidak melihat tubuhmu.” Jelas yesung.
“Tapi tadi oppa bilang oppa yang mengganti pakaianku.” ujar yuri. “Hhhh… Oke mianhae, aku salah bicara. Mianhae hm?” ucap yesung. Yuri menurunkan tangannya yang menutupi wajahnya itu lalu menatap yesung “Jincayo?” tanya yuri, yesung menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lembut. DEG. Yuri mengalihkan pandangannya kearah lain. ‘Ada apa ini?’ batin yuri. SET SET yesung mengacak rambut yuri lembut seraya berkata “Mandilah, aku akan menyiapkan sarapan, setelah itu aku antar kau ke kantor.”
***
@Ruangan donghae
Jessica melipat kedua tangannya di depan dada. Matanya memandang tajam donghae yang sedang fokus dengan berkas-berkas yang ada diatas mejanya.
“Sajangnim” panggil Jessica. GLEK donghae menelan ludahnya. “Hmmm?” sahut donghae tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas itu. Tap Tap Tap Jessica menghampirinya lalu menjulurkan tangannya ke depan wajah donghae “Lihat jari manisku.” Ujar jessica. SRET donghae menatap jari manis Jessica. “Cincin?” gumam donghae. “Hmm.. Cincin. Kemarin pacarku melamarku jadi…. Uwah apa yang anda lakukan?” ujar Jessica saat melihat donghae melepas cincin itu lalu melemparnya. “Kau ingin pamer barang jelek padaku eoh?” tanya donghae, bukannya menjawab pertanyaan donghae, Jessica malah berteriak histeris. “Aaah… ottohke? Cincin per… ani cincin lamaranku. Bagaimana ini?”
donghae tersenyum sinis. “Cincin jelek seperti itu tidak pantas ada di jari manismu. Nanti aku belikan yang lebih bagus dan lebih mahal dari cincin itu.”
“Mwo?” Jessica mendelik. SET donghae menatap Jessica, lalu mengerutkan dahinya. “Ya, kenapa kau memakai kacamata hitam dikantor eoh?” tanya donghae, Jessica membetulkan letak kacamatanya seraya berkata “Wae? Memangnya ada peraturan yang mengatakan ‘dilarang memakai kacamata hitam dikantor’?” donghae diam. “Tidak ada bukan? Jadi jangan…”
“Memang tidak ada Jessica Jung. Tapi apa kau pikir memakai kacamata hitam dikantor itu pantas eoh?” DEG “Kau kira kau itu artis eoh?” DEG. “Dan kau kira kantor itu tempat untuk pamer fashion?” Jessica terdiam sambil mengigit bibir bawahnya. “Jangan kira karena aku mencintaimu kau bisa melakukan sesuatu dengan seenaknya.” DEG DEG DEG. Jessica menundukkan kepalanya, dia tahu betul memakai kacamata hitam di kantor bukanlah hal yang pantas, dia juga sadar kalau dia bukanlah seorang artis, dan dia juga sadar betul kantor adalah tempat bekerja bukan tempat pamer fashion, dan hei dia memakai kacamata hitam untuk menutupi mata bengkaknya bukan untuk pamer fashion atau melakukan sesuatu dengan seenaknya karena donghae mencintainya.
Tap Tap Tap Tap donghae berjalan mendekati Jessica dan SRET dia melepas kacamata hitam Jessica. GLEK Jessica menelan ludahnya. ‘Aish.. kenapa malah dilepas?’ batin Jessica. “Matamu kenapa?” tanya donghae saat melihat mata Jessica yang bengkak. “Kau habis menangis?” tanyanya lagi. ‘Geure, aku habis menangis.’ Jawab Jessica dalam hati. “Jadi kau memakai kacamata ini untuk menutupi mata bengkakmu itu?”
‘Kalau sudah tahu kenapa bertanya.’ batin Jessica lagi.
“Jessica, jawab pertanyaanku.” Ucap donghae. “Sajangnim sudah tahu jawabannya untuk apa aku menjawabnya.” Ujar Jessica. Donghae mengerutkan dahinya. “Jadi benar, kau habis menangis dan memakai kacamata ini untuk menutupi mata bengkakmu itu?” lagi-lagi donghae mengulangi pertanyaannya. “Ne itu benar. Wae? Wae?” teriak Jessica yang mulai kesal. Tapi kesal karena apa? Apa karena donghae yang tiba-tiba melepas kacamatanya? Atau karena ketahuan menangis? Atau karena donghae yang terus mengulang pertanyaannya? Entahlah yang pasti Jessica merasa kesal saat ini.
“Kenapa kau menjawab pertanyaanku dengan teriak-teriak? Aku kan bertanya dengan baik-baik padamu.” Protes donghae.
Jessica menghela nafas. “Huft… Sajangnim tolong katakan pada jeno untuk tidak memanggilku dengan ‘eomma’.” Akhirnya Jessica menyampaikannya juga. Ne, tujuan dia kembali ke ruangan donghae untuk mengatakan itu.
“Wae? Kau keberatan?” tanya donghae. “Saya memang tidak keberatan tapi…”
“Ya sudah kalau tidak keberatan kenapa kau memintaku untuk menyuruh jeno tidak memanggilmu ‘eomma’.” Potong donghae.
“Tapi sajangnim, jika yuri mendengarnya, dia akan salah paham. Dia akan marah pada saya, dan saya tidak mau itu terjadi. Lagipula yuri lah yang seharusnya dipanggil ‘eomma’ bukan saya. Bukankah yuri itu kekasih anda dan kalian juga akan segera bertunangan lalu…”
“Aku akan membatalkannya.” Sela donghae. “NE?” kejut Jessica. “Apa maksud anda mengatakan akan membatalkannya?” tanya Jessica bingung. “Aku akan membatalkan pertunanganku dengan yuri.” JDER tubuh Jessica menegang saat mendengar jawaban donghae. ‘Batal? Membatalkan pertunangan?’ batin Jessica.
“Ke..kenapa anda ingin membatalkannya?” tanya Jessica. “Apa karena sajangnim mencintai saya lalu ingin membatalkan pertunangan anda dengan yuri begitu?” tebak Jessica. Donghae tersenyum. “Itu kau tahu. Kenapa masih bertanya.” SRET SRET donghae mengacak rambut Jessica. Jessica mengerejap-ngerejapkan matanya. ‘Apa-apaan ini? Ini pasti mimpi, ne pasti mimpi. Sajangnim rela membatalkan pertunangannya gara-gara sajangnim mencintaiku. Oh Tuhan, Haruskah aku merasa senang?’ batin Jessica.
“Ta..tapi aku sudah dilamar oleh pacarku.” Ujar Jessica seraya menepis tangan donghae  yang mengacak rambutnya.
“Tapi aku sudah membuang cincinnya. Itu artinya lamarannya batal.” Ucap donghae santai. “Mwo? kenapa anda bisa menyimpulkannya dengan semudah itu? Ani ani, lamaranku tidak batal. La…lagipula saya tidak mencintai anda jadi….” ucapan Jessica terhenti karena tiba-tiba donghae mencium Jessica. Jessica membulatkan matanya, dia terkejut tapi tak lama kemudian dia memejamkan matanya. Melihat itu, donghae tersenyum disela-sela ciumannya.
“Kalau kau tidak mencintaiku, kenapa kau memejamkan matamu saat aku menciummu tadi?” tanya donghae setelah melepas ciumannya. BLUSH. Jessica menggigit bibir bawahnya. “I..itu karena aku terkejut.” Jawab Jessica sekenanya. Donghae terkekeh “kalau kau terkejut, kau seharusnya mendorongku agar ciumannya terlepas. Bukan memejamkan matamu. Kalau kau memejamkan matamu berarti kau menikmati ciumanku jessica jung, dan itu artinya kau mencintaiku.” ujar donghae panjang lebar. BLUSH wajah Jessica semakin memerah. Dia benar-benar malu. ‘Aish… kenapa aku mesti memejamkan mataku seperti tadi, aish.. pabo..pabo…pabo…” rutuk Jessica dalam hati.
“jessica jung, tolong jawab pertanyaanku dengan jujur. Apa kau mencintaiku?” tanya donghae. Jessica memainkan jari-jarinya. ‘Aaah.. aku harus menjawab apa?’ batin Jessica. “jessica jung, kuulangi. Apa kau mencintaiku?”
“Kalau aku mengatakan ‘aku tidak mencintaimu’ apa sajangnim akan mempercayainya?” Jessica bertanya balik. Donghae mengangguk. “Hmm.. aku percaya.” DEG DEG DEG Jessica menundukkan kepalanya. TUK donghae mengetuk kepala Jessica pelan. “Kenapa kau menundukkan kepalamu hm?” Jessica menggeleng. “Ck, aku bercanda jessica jung. Mana mungkin aku percaya kalau kau tidak mencintaiku. Melihat reaksimu saat kucium tadi, aku sudah tahu kalau kau mencintaiku.” ujar donghae. SET Jessica mengangkat kepalanya lalu menatap donghae. “Kalau sudah tahu kenapa masih menanyakannya padaku?”
“Aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu sendiri. Jadi bagaimana? Kau mencintaiku tidak?” Jessica terdiam sebentar, kemudian dia mengangguk. “Ne, a..aku juga mencintaimu.” Ujar Jessica pelan. “Hm? Apa? Aku tidak mendengarnya.” Canda donghae, padahal meskipun Jessica mengatakannya dengan pelan, dia masih bisa mendengarnya karena jarak mereka kan berdekatan.
“Aku..aku… ah molla molla.” Ujar Jessica. donghae tertawa kecil. “saranghae jessica jung.” donghae memeluk Jessica. “Na do saranghaeyo~” balas Jessica.
“Jessica.” panggil yuri yang entah sejak kapan sudah ada didalam ruangan itu. Jessica melepaskan pelukannya.
“yuri.” Gumam Jessica. “A..apa yang kalian lakukan?” tanya yuri. “Aku…aku.. yuri mianhae…”
PLAK yuri menampar pipi Jessica. “Kau jahat Jess, bukankah kau bilang kau tidak akan merebut oppa dariku? Tapi kenapa sekarang kau…”
“yuri hentikan. Lebih baik kita bicara.” potong donghae lalu menarik yuri pergi dari sana.

LOVELY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang