Temptation - Bab 2

597 63 19
                                    

Hai Chingu. Semoga kalian selalu sehat 😊

Temptation

Bab 02

***

(Sehun POV)

Usai bertengkar di Bandara, tidak ada satupun dari kami yang bicara dalam mobil cooper unggu ini. Aku dengan terpaksa ikut setelah ditantang gadis bernama Soeun yang mengaku kakak tiriku ini, bahwa aku terlalu takut menerima kenyataan soal saudara tiri dalam hidupku. Aku pun berpikir ini adalah kesempatanku memergoki ayah yang selalu sempurna dimataku.

Aku dulu pernah berpikir bagaimana bisa ayah begitu sempurna menjadi suami dan ayah yang baik untuk keluarganya. Sedikitpun aku tak pernah mendengar kabar ayah berselingkuh dengan sekretaris ataupun patnernya. Entah Ayah memang tipe pria setia atau begitu sempurnanya beliau menyimpan kebusukan.

Seperti saat ini. Aku harus menelan pil pahit memiliki kakak tiri perempuan yang justru terlihat lebih muda dariku.

Sungguh ini menyakitkan tapi aku menahannya sampai aku benar-benar bisa membuktikan dia adalah putri dari ayahku. "Udah deh berantemnya, baikan gih, gimana pun juga kalian saudaraan kan?" Suara gadis bernama Nana ini membuatku menoleh sekilas dari spion dalam. Dia tampak terkikik geli. Mungkin mentertawakanku dan Soeun yang sama-sama berpegang teguh pada ucapan masing-masing. Soeun yakin aku adik tirinya sementara aku menolak hubungan ini. Menolak ayahku mengkhianati cinta ibuku.

Tawa Nana akhirnya memancing kami yang saling mengacuhkan itu ikut tertawa dan sadar tingkah kami tak lebih dari sikap anak SD. Aku mencoba mengakrabkan diri dengan pertanyaan remeh temeh dan aku baru tahu saudara baruku ini memiliki tunangan. Tapi jika menyimak obrolan Soeun dan Nana, aku bisa ambil kesimpulan, Nana tidak suka sama tunangan Soeun. Aku pun juga antusias menceritakan kekasihku bernama Somin dan aku suka dengan doa Soeun agar aku dan Somin juga lancar menuju altar pernikahan

"Ngg, Soeun, oh maaf belum bisa memanggilmu Nuna, boleh aku tanya sesuatu?"

"A---apa?" Soeun terlihat gugup menjawabku. Kenapa dengan gadis ini. Tiba-tiba saja berubah gugup sejak kami duduk bersebelahan dalam mobil ini. "K--kau mau nanya apa?"

"Apa kita pernah bertemu?"

"EOPSEO!!!" suaranya meninggi dengan menyilangkan kedua tangan didadanya. Kenapa dia jadi terlihat panik begitu?

"Kenapa suaramu begitu, kau seperti marah?" tanyaku heran. "Kau menggagetkan soalnya," jawabnya.

"Suaranya tipis, kenapa di bilang kagetin?" temannya yang duduk dibelakang bertanya. Aku membenarkan. Suaraku tidak meninggi tapi dia membalas seolah aku baru saja mengasarinya.

"Aa--aku cuman kaget, iya, kaget, sudahlah aku lelah, mau tidur," sewotnya dengan mengubah posisi kursi dengan tuas. Aku sedikit melirik Nana, dan temannya itu pun angkat bahu karena tak tahu kenapa temannya itu terlihat gugup dan ketakutan.

Seolah punya rasa bersalah padaku......

Perjalanan selanjutnya tidak ada yang berbicara lagi. Aku masih menyetir dan Nana memberi tahu tujuan ke jalan Myeonghan yang diberitahu Soeun tadi, aku masih bisa ingat nama-nama jalan besar di kota Seoul karena toh sekali-sekali aku pulang untuk menengok keluarga dan kekasih. Kulihat sekilas Soeun yang tertidur dibangku sebelah kananku.

Bertanya dalam hati bagaimana bisa gadis yang terlihat lebih muda dariku itu adalah kakak tiriku. Jujur saja, sebelum pertama kami bertemu tadi, aku merasakan kegelisahan yang tak biasa. Lalu ketika mata kami bertemu, aku merasa waktu ikut berhenti. Aku terpesona oleh kesederhanaannya berdandan. Sangat natural dan fresh. Wajahnya memancarkan kesan dia gadis berpendidikan dan baik dalam bersikap. Tentunya hal itu terjadi sebelum kami bertengkar tadi. Saat itu aku sempat berpikir aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama, lalu aku disadarkan oleh keberadaan Somin yang telah menjadi kekasihku.

TEMPTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang