Happy Reading, chingu 😁
Thanks vote and comment my fanfic.
Note : Aku up lagi part ini krn di chat sm salah satu readerku di sini. Oke, kutegasin. Klo storyku gak melulu hanya tentang para tokoh utama tapi yang lain jg ada, baginya aja udah susah. Masing2 punya konflik.
Btw, kalau setelah part ini aku gak up lagi, berarti aku udahan juga di story ini dan pindah ke ff lain. Yang ku up semuanya tergantung moodku aja sih. Niatnya mang gak mau ganggu gugat nih ff tapi moodku turun di ff ini.
Apa mo langsung di end aja apa, kelamaan mungkin 😅
TEMPTATION
Bab 34
💎💎💎
"Aku tidak peduli,"
Cukup tiga suku kata itu berhasil menyakiti hati seorang Lee Jihyun. Dengan satu kalimat sederhana dengan nada datar dari Soeun. Terdengar seperti sayatan silet yang diiris-iris tipis keseluruh kulit. Mengelupas kulit barunya hingga yang tampak hanya kulitnya yang pernah gosong.
Jihyun memekik kesal melihat dirinya sendiri tampak begitu menyeramkan didepan matanya. Kepalanya menjadi sakit luar biasa. Soeun tidak lagi peduli dengan insiden yang menjadi pointnya menekan wanita itu. Bagaimana bisa? Setelah ia begitu nyata melihat rasa bersalah Soeun hingga tidak melawannya saat ia menyerang.
Dari mana keberanian itu muncul?
"Kim So Eun!!!" Jihyun memekik emosi hingga urat-urat keningnya tampak menonjol dan wajahnya makin menegang. Hal yang paling menakutkan untuk dirinya adalah di saat musuhnya tak lagi menunjukkan rasa takut dan bersalah padanya.
Keluarganya Soeun juga tampaknya tak peduli lagi soal insiden itu, dengan alasan mereka sudah bertanggung jawab sepenuhnya dengan membiayai operasinya. "Keluarga brengsek," geramnya marah lalu menghapus air mata yang belum mengering.
Ia mengambil tas kerjanya lalu mengambil kunci mobilnya. Dimasukinya mobilnya sambil menelepon Hyungjun. Menanyakan keberadaan namja itu. Hyungjun menjawab dirinya sedang di luar makan siang.
"Kita ketemu!! Sekarang!" bentak Jihyun.
"Dengar Jihyun!! Aku ini bukan budakmu," Hyungjun terpaksa berbisik setelah pindah posisi ke toilet. Kesal acara makan siang romantisnya dengan Nana diganggu gadis itu. Ia pikir dengan rasa cinta Jihyun pada Sehun, maka ia tidak akan lagi mengusiknya setelah ia terpaksa membela gadis itu.
"Kita menikah, Kim Hyungjun!!!"
"Bwoooooo!!!!" suara bas Hyungjun menggelegar memenuhi ruang toilet. Jantungnya nyaris lepas saking kagetnya hingga posisi berdirinya goyah dan dipeganginya wastafel dengan tangan kanan mencengkram. "Menikah katamu? Semudah itu kau bicara. Seakan kau sedang beli permen di toko saja!!" bentaknya.
"Lalu kau melupakan kesalahan Soeun padaku?"
"Dengar Jihyun. Aku semula mau menikahimu agar kau tidak buka rahasia itu ke Soeun tapi Soeun pun sekarang sudah tahu dan dia merasa bersalah, bukankah itu yang kau inginkan?"
"Tapi dia bilang, dia tidak peduli,"
"Bwo? Dia bicara begitu?" Hyungjun cukup terhenyak mendengarnya. Setahunya Soeun tipe yang sangat melankolis jika rasa bersalah menguasai hati. Setahunya kata aku tidak peduli paling sering diucapkan Yeondoo semasa sekolah jika ribut dengan rivalnya. Karena bagi Yeondoo kalimat itu paling ampuh untuk meredam perdebatan.
Ada orang yang bisa menerima kalimat itu hingga tidak lagi melanjutkan perdebatan tapi untuk Jihyun malah memancing emosi gadis itu.
"Nee, kau dan keponakanmu itu sama jahatnya." Jihyun terisak nangis. "Kalian keluarga kejam. Langsung lepas tangan dan melupakan kesalahan kalian,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTATION
FanfictionMenjelang pernikahannya dengan lelaki idamannya sejak kuliah, Soeun menghadapi berbagai cobaan yang tak bisa dihindarinya. Ayah dan keluarga yang tak setuju serta munculnya dua lelaki yang menjadi godaan terbaru untuknya. Soeun ingin memantapkan hat...