Temptation - Bab 19

481 48 37
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic

Note : Agak panjang part ini ya, klo ada yg kepotong2 tulisannya, wassalam 😑

TEMPTATION

Bab 19

💎💎💎

Tanpa mengurangi rasa hormatnya, Jeno beralasan ia sibuk hingga tak ada waktu untuk bertemu Seokhoon yang mengajaknya bertemu belakangan ini. Malas ia bertemu dengan pria itu dimana kabar yang ia dengar, ibunya kembali ke Seoul dan meninggalkannya, tidak keseluruhannya salah ibunya tapi karena ayah tirinya itu mengemis agar ibunya itu kembali.

Hal itu terbukti dengan tidak pernah ibunya ingat untuk melihatnya di Tokyo. Hal yang paling menggelikannya selama ini ialah pria itu bertingkah layaknya ayah kandung. Seakan sikap ramahnya pada pria itu adalah bentuk penerimaannya pada sosok ayah tiri. Jeno berpikir pria berwajah innocent itu mentertawakannya dibelakang.

Menghinanya sebagai anak haram.

Ia masih melihat miscall yang begitu banyak dari Seokhoon sejak kemarin dan masih diabaikannya. Namun, rasa penasaran menyelimuti. Ia pun mengambil kunci mobilnya di meja lalu mendatangi sebuah Caffe yang terletak tidak jauh dari sekolahnya Kayo dan Iyo.

Di luar Caffe ia melihat pria itu sedang menyuapi si bungsu untuk makan siang. Keduanya sepertinya baru pulang sekolah. Jika dilihat dari sikapnya saja, ia tahu pria itu penyayang anak. Sepertinya selalu memberi cinta untuk anak-anaknya. Lihat saja sosok Soeun yang terlihat manja hanya dari percakapan ayah-anak yang ia dengar. Pria itu sulit marah pada Soeun yang kecewa pada ibunya. Tidak hanya pada anak, tapi ia dengar Seokhoon juga dicintai seluruh keponakannya.

Salah satu keponakan Seokhoon, yang berprofesi sebagai wanita karir, dan juga penulis karbitan pembuat novel, seringkali menyebut Seokhoon sebagai ayah kedua, di lembaran Prakata. Lee Chaeyoung, adik dari Yeondoo itu mengagumi sifat sang paman yang bisa melebihi sikap seorang ayah.

Kim Kyujong, yang juga berprofesi sutradara di KBC pun, selalu menyebut Seokhoon sebagai panutan. Tapi cerita dari Jihyun yang ia dengar, sifat pria itu tidak seindah ungkapan para keponakannya.

Sebab, jika Seokhoon punya hati, harusnya pria itu mengikhlaskan istri yang telah berkhianat.

Jeno masih berdiri di luar Caffe dengan semua dugaannya tentang Seokhoon, dan termanggu melihat Seokhoon menyuapi Iyo sementara Kayo makan sendiri. Melihat Iyo yang begitu senang disuapi ayahnya, ia menatap iri bocah itu. Andai ia pernah merasakan di posisi itu.....

Ayahnya (Lee) memang menyayanginya tapi pria itu sibuk bekerja hingga melupakan waktu kebersamaan seperti menjemputnya sekolah dan mengajaknya makan siang. Ayahnya tak pernah melakukan itu padanya, tapi seorang Seokhoon yang ia tahu juga sibuk sebagai seorang arsitektur, masih bisa meluangkan waktu untuk jemput anak dan makan siang bersama. Padahal ada asisten rumah tangga dan sopir yang bisa menggantikan.

Berbeda dengan dirinya yang untuk bermain saja menyerahkannya pada maid dan sopir. Ia lebih banyak mengenal maid daripada ayahnya sendiri. Ia tak mengenal ayahnya, selain pria yang selalu tertempel ponsel ditelinga, seolah ponsel itu lebih penting diperhatikan daripada ia sebagai anak.

Jeno melihat Iyo menunjuknya lalu Seokhoon ikut melihat apa yang ditunjuk si bungsu. Pria itu tersenyum lembut padanya. Jeno terkesiap kaget. Darahnya mendesir deras melihat senyum yang membuatnya terpana sejenak. Mengapa ia harus merasa senang melihat senyum pria itu? Tidakkah pria itu marah padanya karena setiap ingin bertemu, ia mengabaikan?

Karena terlanjur terlihat, ia pun masuk dan duduk di bangku yang kosong.

"Sudah makan?" tanya Seokhoon lembut. Jeno terpana lagi dengan pertanyaan itu. Pertanyaan yang tak pernah dilontarkan ayahnya sendiri. Ayahnya hanya tahu maid sudah memberinya makan, jadi tak perlu bertanya perutnya kosong atau berisi.

TEMPTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang