Temptation - Bab 32 (Doubting Love?)

460 50 38
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

TEMPTATION

Bab 32

💎💎💎

Keheningan antara dua manusia yang saling berhadapan itu masih berjalan beberapa menit. Pertanyaan Sehun tidak dijawab oleh Soeun yang telah terpojok, saat dilihatnya mata Soeun melemah, Sehun menahan posisi duduk yeoja itu. "Jangan pingsan terus, kau tidak selemah itu Soeun," Sehun menggeram dengan mengepalkan tangan di kedua bahu Soeun.

"Aku mengantuk,"

"Mengantuk?"

Soeun mengangguk dan terkulai lemas usai memejamkan matanya. Sehun mengangkutnya menuju ranjang dan ia meletakkan Soeun perlahan. "Apa dia menghindar?" tanya Sehun dengan menaikkan selimut menutupi badan Soeun. Ditatapinya Soeun yang tampaknya benar tertidur dan terlihat letih.

"Kenapa jadi seperti ini?" tanyanya dengan menaruh tangan kirinya di pundak kanan Soeun dan mengusap bahu itu dengan tetap menatapi. "Aku pikir kau orang yang simple Soeun, makanya kau banyak disukai teman-temanmu. Tidak mudah untuk memiliki teman setia. Tapi kau memilikinya. Kalau aku? Jangan ditanya, semua teman hanya formalitas saja. Teman sejati sudah tidak ada," ujarnya sambil mengenang seorang kawan di masa SMA.

"Hyong, ada Ahjussi tuh dibawah, dia mau lihat nuna," kata Jaemin yang masuk menyelonong ke kamar kakaknya.

"Abeonim? Ke sini?" tanya Sehun mempertanyakan kenapa Seokhoon datang di malam hari.

"Suruh naik saja, bilang, Soeun sudah tidur,"

"Oh iya," Jaemin yang tetap bermain di ponsel itu berjalan menuju lantai dasar. Lalu menyampaikan apa yang diucapkan kakaknya. Seokhoon meminta ijin pada besan untuk naik ke lantai atas dan ia segan sebelum masuk ke kamar Sehun.

"Masuk saja Abeonim," pinta Sehun dengan menyingkir dari kasur. Seokhoon yang mendekat menatapi wajah pulas Soeun dengan mengusapi kepalanya. "Apa kalian bertengkar karena status Lay itu?" tanya Seokhoon to do point karena ingin tahu mengapa Soeun emosi padanya ditelepon. Mengapa putrinya itu menyalahkannya?

"Tidak," jawab Sehun.

"Oh Appa pikir begitu,"

"Apa dia mengatakan sesuatu Abeonim?" tanya Sehun. Seokhoon tersenyum. "Tidak ada, mungkin kondisi hamil jadi buat dia mudah emosi,"

Seokhoon memandangi Soeun yang masih memejamkan kedua matanya. "Maaf ya, kalau mungkin agak merepotkanmu. Soeun itu dimanja sejak kecil. Seluruh keluarga menyukainya, dan jadi bahan jahil kakak-kakak sepupunya. Dia itu mudah down kalau merasa begitu bersalah."

Seokhoon terdiam sejenak, lalu memandangi Sehun. "Alasan aku setuju kalian menikah bukan karena status keluargamu, karena aku mencari menantu bukan penyuntik dana usahaku. Jadi yang dikatakan Lay itu fitnah,"

"Aku tahu Abeonim," kata Sehun sambil menutupi gorden. Lalu menatapi Seokhoon yang memijiti lengan Soeun dengan lembut. "Sudah untung boleh nikah, mau protes apa," ucapnya dalam hati. Seokhoon kemudian menanyakan kegiatan Soeun selama menjadi menantu. Ingin mensinkronkan cerita Sungyeon tadi dengan cerita versi Sehun.

"Dia masih canggung,"

"Yah karena memasuki keluarga baru, mungkin masih bingung. Dan rumahmu ini terasa sepi. Kalau di rumahnya, kau tahu sendiri, kadang selalu ada keluarga datang untuk menginap,"

"Iya, keluarga Kim sangat ramai, dan semuanya kompak. Aku tidak pernah melihat keluarga yang begitu harmonis."

"Dan yang paling harmonis itu Yeon dan Soeun,"

TEMPTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang