Temptation 43 - Threat

312 37 63
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

Note : ayolah komen, setiap mo dekat ending kenapa selalu gini ya, cuman di vote aja. Kalau gitu endingnya ku jeda aja kali ya terusin ff lain dulu. Makasih yang kemarin udah komen.

TEMPATION

Bab 43

💎💎💎

"Apa yang paling membuatmu bahagia, anakku?"

Bocah kecil berambut lurus disisir rapi itu menoleh pada pria dewasa yang duduk disamping kanannya. "Bahagia itu apa?" tanya anak itu bingung pada ayahnya. Pria yang bertanya tadi tersenyum.

"Bahagia itu, kau merasa senang. Kau selalu tersenyum karena sesuatu."

"Aku tidak tahu. Nuna memukulku tadi. Kepalaku sakit." ujar bocah itu sambil mengusapi kepalanya sendiri. Ayahnya mengusapi kepala anak itu.

"Suatu saat Nuna akan sadar dan tidak memukulmu lagi."

"Tapi tuan Lee, nona muda sudah keterlaluan. Jika dibiarkan terus, dia benar-benar bisa melukai adiknya," kata seorang wanita berpakaian maid dibelakang mereka. "Masa depannya akan buruk karena tuan tidak mencegahnya sejak dini,"

"Tidak perlu mengajariku, bawa Chan ke kamar,"

Maid yang diomeli mengangguk patuh lalu membawa tuan mudanya masuk ke kamar untuk tidur siang. Chanyeol menatapi maid yang mengurus keperluannya. Ia bertanya apa ia harus selamanya memiliki kakak yang jahat.

"Suatu hari, dia akan menyesal telah memukulmu. Yang terpenting, kau tidak perlu membalasnya." kata maid sambil mengusapi kening Chanyeol. Suara mobil masuk perkarangan membuat Chanyeol batal memejamkan matanya lalu ia pergi ke jendela untuk melihat tamu yang datang.

Ia melihat seorang wanita muda berpakaian kasual menggandeng seorang gadis kecil berkuncir dua. Chanyeol buru-buru keluar kamarnya dan di ruang keluarga, ia melihat ayahnya menyambut tamu tadi.

"Chan, sambut adik barumu, dia akan tinggal disini beberapa hari."

Chanyeol yang masih bingung itu melihat si gadis kecil memegang erat tangan wanita yang diketahui Chanyeol sebagai sekretaris ayahnya. Si gadis kecil imut itu bersembunyi. Chanyeol diberikan boneka oleh ayahnya dan diminta ayahnya untuk menyerahkan boneka itu pada tamunya.

Gadis kecil itu menerima boneka panda yang diberikan lalu tersenyum manis hingga Chanyeol dibuat terpaku oleh senyum cantik itu. Senyum yang membuatnya senang dan ia baru mengetahui arti bahagia dari senyum itu.

"Capung,"

Gumaman itu membuat mata Chanyeol terbuka perlahan-lahan dan melihat cahaya lampu yang menyambutnya. Ia merasakan kepalanya yang sakit lalu bertanya mengenai keberadaannya saat ini. "Haeraboji," ujarnya melihat pria tua yang duduk di sebuah kursi sofa single.

Ditatapnya pria yang tampak kelelahan itu dengan senyum tipisnya. Ia bisa ingat siapa pria tua itu. Satu-satunya manusia yang sangat menyayanginya. Bisa diingatnya, pria tua itu menepuk kedua bahunya dari belakang saat pemakaman ayahnya.

"Tidak apa, kau masih punya aku,"

Chanyeol ingat bagaimana kakeknya berusaha membuatnya sibuk agar tidak bersedih ditinggal keluarga inti. Bersama Jihyun dan Jeno sebagai saudaranya, ia bisa menjalani hidup meski tidak pernah akrab dengan mereka. "Nuna, Jeno?" gumamnya sambil mengedarkan pandangan. Ia tidak melihat sosok saudaranya tersebut.

Apa begitu dinginnya hati mereka sampai menjenguknya saja tidak sudi?

"Tapi kenapa aku di rumah sakit?" tanyanya dengan tetap berbaring. Perlahan ia mencoba untuk duduk, lalu ia dibantu asisten kakeknya untuk duduk dibedrest. Asisten tersebut kemudian membangunkan tuan Park.

TEMPTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang