Temptation - Bab 10

468 54 15
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

Tempation

Bab 10

💎💎💎

Dalam keadaan tidur yang lelap dan sunyi, bunyi jangkrik menjadi nyanyian malam di Cottage sederhana itu. Disalah satu kamar, Raina yang masih lembur menulis script mendengar keluhan dan ringisan perih kawannya sendiri. Ia melihat Soeun meringis sambil mengusapi perutnya. Ia pun menaruh laptop diatas pangkuannya dan segera menaiki kasur.

"Soeun, kau kenapa?" tanya gadis kacamata itu sambil ikut mengusapi perut Soeun. "Sakiiiit Raina," Soeun yang menangis tipis itu tampak mulas. "Kau tadi makan apa?" tanya Raina dengan mencari obat untuk penghilang rasa sakit perut dalam tas Soeun.

"Aku hanya makan bulgogi dan ttaekboki aja, gak ada yang aneh. Rainaaaaaa. Oh astaga," Soeun terlihat begitu tersiksa dengan menekan perutnya terus-menerus. "Mau dapat ya?" tanya Raina tampak bingung memilih obat yang cocok. Soeun si apotik berjalan itu selalu memasukkan obat apa saja untuk berjaga-jaga.

"Biasanya tidak begini," rintih Soeun.

"Apa karena budgee jumping tadi?"

"Tidak tahu, cepat cari obatnya," paksa Soeun dengan memekik sakit. "Gak ada obat datang bulan di kotak obatmu, aduuuh, aku ke kamar yang lain deh,"

"Cepat," pinta Soeun dengan wajah memohon. Raina buru-buru keluar kamar untuk mencari obat datang bulan pada Minzy. Tapi belum sampai ia di kamar Minzy yang berada di ujung, lengan kanannya tiba-tiba di tahan oleh Sehun.

"Ada apa, kenapa kau panik?"

"Soeun, dia........."

Tanpa mendengar lagi penjelasan, Sehun meminta gadis itu beritahu dimana kamar Soeun. Ia melihat Soeun di atas kasur meringkuk dengan memegangi perutnya. Sehun membopongnya, dan meminta Reina minta kunci mobil pada Minseok di kamar 201.

"Oh Sehun, tidak perlu.......akh, sakiiiit," Soeun memekik kembali.

Ia menangis lagi pada perut yang terasa nyeri. Soeun di masukkan ke kursi belakang dengan memegangi leher namja itu. Di klinik terdekat, Soeun ditangani oleh dokter umum 24 jam. Sementara Sehun duduk dengan wajah pias. Ia bertanya-tanya mengapa Soeun terlihat begitu menderita seperti itu.

"Apa dia salah makan?" tanyanya pada Raina.

"Tidak katanya. Kalau datang bulan juga biasa saja,"

"Terus, karena apa?"

"Mungkin budgee jumping tadi. Dari awal datang ke sini, dia bilang perutnya mulas, tapi dia tetap mau kerja. Terus berapa kali mual. Harusnya pihak instruktur periksa kondisinya dulu sebelum dia melakukan itu,"

"Tapi Soeun bilang dia tidak ada riwayat sakit jantung,"

"Memang tidak, tapi kan bahaya permainan itu bukan untuk penderita sakit jantung aja, tapi tekanan darah tinggi sama hamil."

"Hamil?"

"Iya, bahaya kalau ada orang hamil naik itu,"

Sehun terdiam dan tak melanjutkan pertanyaannya itu. Lalu tak lama ia dipanggil dokter untuk masuk ke dalam ruang klinik. Setelah mendengar penjelasan dokter, ia bengong dan Raina menganga kaget.

Bagaimana gadis itu tidak kaget. Temannya yang ia rasa tahu semua rahasianya Soeun selain Nana, dikabarkan dalam keadaan hamil. "Co---coba diperiksa lagi dokter," paksa Raina. "Dia tidak mungkin hamil, yah memang sih belakangan ini dia cerewet soal bau parfum, tapi masa hamil diluar nikah sih, habislah dia,"

TEMPTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang