09. So Far Away

571 58 0
                                        

Ini sudah seminggu sejak kepergian Jimin ke Jepang mengurus semua bisnis yang sedang berkembang disana. Sejujurnya Jimin juga harus ke Thailand karena mengembangkan di negara itu juga, namun waktu yang diperlukan sepertinya kurang.

Jimin hanya menjanjikan beberapa minggu dengan waktu paling lama sebulan. Mengingat Jimin baru lekas sembuh dari sakitnya Hera terus khawatir hingga harus selalu mengirim pesan kepada Jimin.

Baiklah, Hera tahu ini malah akan membuang buang waktunya karena saat Hera bisa memberi pesan 10-15 kali sehari, Jimin hanya akan membalas 2-3 kali. Membuat wanita cantik ini harus menahan sabar dalam menghadapi kenyataan yang pahit ini.

Kehidupan rumah tangga yang jauh dari expetasi, keharmonisan yang belum juga terlihat. Bukan, bukan berarti mereka sering bertengkar. Hanya saja keduanya seperti berpura pura baik baik saja dan berlagak tidak ada apa apa.

Berhubung ini hari libur, Hera tentu saja tidak beraktifitas diluar rumah. Padahal ingin sekali dirinya menikmati suasana malam bersama sang suami, sekalipun hanya berkeliling disekitar rumahnya.

Ingin pergi keluar bersama sahabat; Airin namun sayangnya Airim sedang tidak berada di Seoul. Hera begitu kesepian

Namun sepertinya pesan dari ponsel Hera menarik perhatian, meskipun itu bukan dari Jimin. Tapi dari pada Hera membusuk dirumahnya karena tidak tahu harus kemana?

Hera mengganti pakaian meskipun hanya memakai kaos dan levis panjang, terlihat begitu simple. Sampai tak menyadari bahwa yang ditunggu sudah datang

Mendengar handphonenya berbunyi jelas saja Hera langsung berlari turun kebawah dengan terburu buru.

"lama ya menungguku?" tanya Hera sambil duduk memakai sabuk pengaman

Pria berparas tampan itu tersenyum manis, dengan lembut berkata "tidak, aku baru datang"

Hera lebih memilih menerima ajakan Seokjin untuk pergi keluar menemaninya makan, seakan akan Seokjin seperti penolong kebosanannya yang sudah mati kutu berada di kamar. Mungkin jika Jimin mencintai Hera tentu saja tidak akan terasa bosan karena bisa video call layaknya pasangan jarak jauh. Sayangnya ini memang tidak semanis itu.

"memangnya kau belum makan? Dan, suamimu kemana?" tanya nya dengan sopan. Seperti takut salah bicara.

Tentu saja Hera sama sekali tidak tersinggung, dirinya tahu bahwa Jimin sama sekali tidak menganggap kehadiran Hera itu penting. Dan Seokjin tahu itu.

Hera menggeleng dengan lucu, lalu menarik nafas menjawab pertanyaan Seokjin

"dia sedang pergi ke Jepang, sudah seminggu. Mungkin akan disana selama sebulan" ucapnya dengan wajah datar,sulit diartikan. Seperti berusaha tidak peduli atau justru malas membahasnya?

"kita mau makan ramen dimana?" tanya Hera seakan akan enggan untuk menjawab lebih detail

"ada, itu tempat favoriteku. Kau pasti akan suka" ucap Seokjin dengan penuh yakin

Keduanya sudah sampai. Mobil Seokjin terparkir rapih, sejajar dengan parkiran mobil lainnya. Tempatnya cukup luas sehingga memungkinkan untuk para pembeli yang membawa kendaraan pribadi dapat terparkir.

Hera menyeruput ramen dengan semangat. Memang pilihan Seokjin tidak pernah salah, rasa cintanya terhadap makanan memang benar adanya. Tempat ini terlihat tidak terlalu ramai bahkan kalah ramai dengan tempat makan ramen yang lebih kecil. Meskipun harga nya sedikit lebih mahal tapi sangat worth it untuk orang orang yang menyukai ramen namun tidak terlalu menyukai keramaian yang sangat padat.

Tapi kualitas rasa tidak jauh berbeda, juga tempatnya yang sangat bersih membuat Hera merasa nyaman. Andai saja dirinya bisa pergi kesini dengan Jimin, mungkin akan terasa lebih nyaman. --menurut Hera

REGRET✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang