13. do i love him?

683 57 0
                                        

Ada author note ya dibawah, tolong dibaca ya! Hehe

"mau kujemput?" tawar Seokjin lagi lagi tidak ingin menyianyiakan kesempatan

Hera menggeleng tentu dilengkapi dengan senyum lembutnya "tidak usah, terimakasih sudah mengantarku"

Seokjin terdiam penuh, sungguh. Senyum Hera begitu teduh. Nyaman sekali hingga rasanya Seokjin ingin terus terusan memandang wajah Hera.

"Seokjin ssi?" dengan lucu Hera melambai lambaikan tangannya seakan akan menyadari Seokjin

Seokjin terkejut, uh lagi lagi Seokjin seperti salah tingkah sendiri. Bahkan pipi Seokjin mungkin berwarna merah merona karena teramat malu karena Hera memandangnya dengan jarak begitu cepat.

Namun kini yang Seokjin lihat hanya tubuh Hera yang perlahan jauh,meninggalkan Seokjin. Seokjin masih disitu, tidak melajukan mobilnya sampai ia bener bener melihat Hera memasuki cafe dimana dirinya bertemu temannya

Merasa diperhatikan, Hera menoleh kembali. Kali ini memberi lambaian yang mungkin berarti "sampai bertemu lagi" meski begitu, Hera dengan lucu meneriaki Seokjin dengan kedua telapak tangannya yang berada disudut bibir kanan dan kirinya agar suaranya terdengar lebih kencang.

"Seokjin ssi, hati hati"

Oh tidak itu lucu sekali, Seokjin tidak sanggup jika harus menghadapi ke uwuan ini. Berusaha untuk menyembunyikan senyumnya agar tidak terlihat oleh Hera.

***

Ketika dihadapkan oleh sahabat satu satunya ini, keduanya berpelukan. Melepas rindu yang sudah terpendam lama bahkan lebih dari setahun tidak pernah bertemu.

Keduanya tidak lepas dari tawa, mengingat kejadian kejadian masa lampau yang menurut mereka lucu juga kejadian memalukan yang pernah terjadi diantara keduanya.

Namun Airin menyadari, bahwa sahabatnya ini sedang tidak baik baik saja.

"jadi, kau akan menetap disini?" tanya Hera dengan senyum lepasnya

Airin menggeleng pelan "sebenernya aku disini sampai beberapa minggu saja dan aku juga ingin memberikanmu undangan ini"

Airin memberi undangan berupa undangan pernikahan yang sudah di desain secara cantik

Kedua mata Hera membesar, membulat sempurna membuat Hera hampir menjatuhkan air mata "yaampun rin, ini serius? Kau tidak bercanda kan??!" entah mengapa Hera benar benar senang mendengar bahwa sahabatnya akan menikah

"kau pikir aku main main?" dengan nada santainya, membuat Hera terkekeh mendengar sahabatnya seakan akan protes karena undangan pernikahannya seakan akan dianggap lelucon

Hera memeluk kembali sahabatnya, erat sekali sampai Airin sulit bernafas "akhirnya kau menikah juga dengan Hoseok, aku senang sekali mendengarnyaa!" ujar Hera dengan semangat lalu melepas pelukan setelahnya karena menyadari Airin kesulitan bernafas karenanya.

Hera sukses tertawa lepas, ya karena memang Hera sengaja melakukannya. Itung itung balasan karena semasa sekolah dan kuliah Airin lah yang selalu menjahili Hera.

Airin memandangi Hera dengan lekat, memasang wajah kelewat serius hingga Hera menyadari bahwa teman didepannya ini sedang melihatnya begitu intens

"k..kenapa? Ada yang salah dengan wajahku? Aku masih cantik kan? Atau malah semakin cantik?" gurau Hera dengan tawanya yang memang sedikit canggung

Airin berdecih "ra, karena aku berada disini sekarang. Kau bisa menceritakan semuanya, semuanya yang tidak pernah kau ceritakan padaku atau pada siapapun."

REGRET✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang